31 wirausaha entrepreneur, koordinator, fasilitator dan stimulator. Sebagai
wirausaha, Pemerintah Daerah dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk mengidentifikasi dan menilai pelu ang-peluang bisnis yang mungkin dilakukan
oleh Pemerintah Daerah tanpa meninggalkan tugas -tugas pokok mereka di dalam pemerintahan. Sebagai koordinator, Pemerintah Daerah mengkoordinasikan
kebijakan dan strategi untuk membangun daerah, pengumpulan dan evaluasi data dan informasi ekonomi. Kegiatan koordinasi ini bertujuan agar semua sektor dan
institusi terkait dan masyarakat memfokuskan pendekatan dan sumber daya masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama dan agar sumber daya daerah
yang terbatas dapat d igunakan secara efektif. Koordinasi ini juga diperlukan agar pembangunan ekonomi daerah berlangsung konsisten dengan program dan
strategi Pemerintah Pusat. Sebagai fasilitator, Pemerintah Daerah dapat mendorong pembangunan melalui perbaikan lingkungan perilaku di daerahnya.
Peranan ini meliputi peningkatan kelancaran proses pembangunan, perbaikan prosedur perencanaan dan pengaturan tata ruang. Berbagai kelompok masyarakat
yang berbeda dapat membawa beragam pendekatan berbeda untuk dirumuskan menjadi suatu kebijakan pembangunan ekonomi daerah. Dengan tujuan
pembangunan yang jelas maka Pemerintah Daerah dapat terfokus dalam pemanfaatan sumber daya dan tenaga yang dimilikinya. Tujuan pembangunan
yang jelas akan memberi dasar yang kuat untuk melaksanakan program-program tambahan lainnya. Sebagai stimulator, Pemerintah Daerah dapat menstimulasi
pembentukan bisnis baru ataupun perluasan dari bisnis yang ada melalui tindakan - tindakan tertentu, yang akan mempengaruhi perusahaan -perusahaan baru untuk
masuk ke daerah tersebut atau agar perusahaan-perusahaan yang sudah ada di daerah tersebut tidak pindah ke daerah lain. Berbagai fasilitas sebagai stimulasi
dapat disediakan agar pengusaha tertarik untuk berlokasi di daerah tersebut, misalnya dengan membangun kawasan industri, menyediakan bangunan siap
pakai dengan sewa murah dan kemudahan-kemudahan lainnya.
2.2.4 Strategi Pengembangan Klaster Industri
Menurut Enright 1999 berbagai strategi pengembangan klaster biasanya mengandung beberapa elemen yang sama, antara lain: 1 Melakukan upaya
memperbaiki lingkungan berusaha, dengan meninjau kembali kebijakan
32 perpajakan, meneliti kembali peraturan-peraturan yang terkait, mengurangi biaya-
biaya pelayanan, merampingkan administrasi dan memelihara iklim berusaha yang kondusif , 2 Menyediakan informasi dan data mengenai bisnis dan trend
ekonomi umum maupun yang spesifik untuk klaster, a.l: data mengenai pasar, informasi mengenai konsumen dan pesaing, mengenai teknologi dan lain
sebagainya, 3 Dibanyak negara maju, Pemerintah juga menyediakan infrastruktur yang diperlukan, pendidikan dan pelatihan. Untuk program berbasis
klaster, maka penyediaan infrastruktur, pendidikan dan pelatihan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari klaster yang bersangkutan. Sebagai
contoh kebutuhan infrastruktur spesifik tersebut: pengolahan limbah untuk klaster kulit di Catalan, air khusus untuk klaster elektronik di Malaysia, tenaga
listrik untuk klaster logam di Venezuela, pelabuhan khusus untuk klaster perkapalan di Singapura, dan angkutan udara khusus untuk klaster bunga di
Negeri Belanda. Kebutuhan spesifik tersebut dapat pula berupa pendidikan dan pelatihan, seperti: pendidikan dan pelatihan di b idang perangkat lunak untuk
klaster perangkat lunak di Bengalore, di bidang perfilman untuk klaster perfilman di Los Angeles, pembuatan minuman anggur klaster anggur di Napa
Valley dan elektronik klaster elektronik di Taiwan, 4 Membantu mengembangkan jaringan bisnis dan kerjasama antar perusahaan melalui
perkenalan, pertemuan, asosiasi industri dan mekanisme lainnya, 5 Menyelenggarakan pelayanan bisnis yang mencakup penelitian dasar, penelitian
pasar, pengetesan bahan-bahan, konsultasi proses bisnis, konsultasi manajemen, akuntansi dan administrasi, 6 Melaksanakan community building , yaitu membina
masyarakat agar memiliki tujuan yang sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
Walaupun berbagai strategi pengembangan klaster mengandung banyak elemen yang sama, ada beberapa hal yang menyebabkan perlu dilakukan
pendekatan yang berbeda, antara lain: adanya perbedaan mengenai asal usul dari basis industri industrial base dan perbedaan mengenai besarnya intervensi
Pemerintah government intervention. Program pengembangan klaster daerah dapat berfokus pada perluasan dan
pendalaman dari basis ekonomi yang dimiliki daerah, menarik investasi dari
33 perusahaan asing atau perusahaan dari luar daerah, atau kombinasi dari kedua hal
tersebut. Oleh Enright 1999, strategi yang fokus pada perluasan dan pendalaman basis industri setempat disebut sebagai organic cluster strategy, yang berfokus
pada penarikan investasi asing disebut sebagai transplant cluster strategy dan kombinasi keduanya disebut sebagai hybrid cluster strategy.
Organic cluster strategy mengupayakan perluasan dan pendalaman dari basis ekonomi yang dimiliki daerah tersebut dengan melakukan identifikasi atas
klaster yang ada di daerah dan kemudian mencoba mendorong pembangunan melalui perbaikan aliran informasi, meningkatkan interaksi antara perusahaan -
perusahaan setempat, menghilangkan hambatan atas ketersediaan infrastruktur, mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dan mengupayakan
kolaborasi antara perusahaan-perusahaan. Walaupun upaya untuk menarik perusahaan dari luar daerah tetap dilakukan, tetapi fokus tetap pada perusahaan
yang sudah ada di daerah tersebut. Sebagian besar program strategi di Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Austria dan New Zealand termasuk kategori ini.
Transplant cluster strategy berusaha membangun klaster dengan menarik perusahaan besar dari luar daerah dan kemudian mengembangkan atau menarik
pemasok dan perusahaan terkait. Perusahaan yang ditargetkan untuk masuk ke daerah adalah perusahaan -perusahaan yang memang sesuai dengan kondisi dan
perkembangan yang ada di daerah tersebut. Di samping fasilitas produksinya, perusahaan yang ditarik masuk juga diharapkan mendirikan kantor regionalnya
dan membawa kegiatan lain seperti kegiatan penelitian dan pengembangan dan kegiatan lain yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Strategi seperti in i
dilakukan oleh Irlandia, Scotland, Wales, Inggris bagian Utara, Malaysia dan Singapura.
Dinamakan hybrid cluster strategy apabila pengembangan organic cluster juga secara aktif melakukan usaha penarikan modal asing ke daerah itu, atau
apabila transplant strategy juga berhasil menciptakan critical mass dari perusahaan yang berasal dari daerah tersebut. Negara bagian Massachusetts dan
Arizona di Amerika Serikat telah menambahkan upaya promosi penanaman modal asing ke dalam kebijakan klaster mereka, sedangkan Singapura dan Irlandia
berhasil menarik banyak investasi asing sehingga dapat dijadikan basis untuk
34 pengembangan klaster di negara tersebut. Masing -masing strategi ada plus dan
minusnya. Organic cluster strategy yang mengandalkan fitur yang unik dari lingkungan lokal akan dapat membantu mengembangkan kelebihan yang khas dari
daerah, yang sulit untuk ditiru. Organic cluster strategy hanya dapat dilaksanakan apabila terdapat basis ekonomi yang kuat di daerah tersebut. Namun dalam
kenyataannya, banyak daerah yang tidak memiliki basis ekonomi yang kuat. Transplant cluster strategy dapat membantu pengembangan ekonomi
daerah secara relatif lebih cepat, tetapi peluang investasi yang ada biasanya terbatas. Strategi ini juga mudah untuk ditiru oleh daerah lain sehingga akan
menimbulkan persaingan yang ketat. Hybrid cluster strategy yang pada hakekatnya sangat menarik, namun dapat menimbulkan masalah dan persaingan
antara kebijakan yang dibuat untuk perusahaan lokal dengan kebijakan yang dibuat untuk perusahaan asing. Organic strategy melihat bahwa pengembangan
ekonomi datang dari perusahaan lokal dan kemampuan mereka menembus pasar internasional untuk kemudian menjadi perusahaan multi nasional atau
memperkuat kehadiran mereka di pasar internasional. Transplant strategy mengupayakan pengembangan dengan menarik kegiatan global dari perusahaan
multi nasional, dan memanfaatkan kegiatan ini sebagai suatu kegiatan inti disekeliling mana akan berkembang kegiatan-kegiatan lain. Globalisasi dari
persaingan dan kegiatan perusahaan multi nasional menciptakan kesempatan untuk menarik kegiatan -kegiatan ke daerah-daerah yang sudah kehilangan daya
saingnya atau daerah yang belum pernah dikembangkan.
2.2.5 Analisa Klaster Industri