118
Penetapan nilai tambah pada wilayah i, alternatif
j, dan periode k i = 1 – m
j = 1 – n k = 1 – p
ijk
V
Perhitungan rata-rata nilai tambah setiap alternatif
pada masing-masing wilayah
p V
A
p k
ijk ij
∑
=
=
1
Penentuan bobot Nilai Tambah Alternatif
wNT
ij
∑
=
=
n j
ij ij
ij
A A
wNT
1
Tampilkan hasil bobot Nilai Tambah
Mulai
Selesai
Inisialisasi alternatif, wilayah, dan periode
analisa
ij
A
Gambar 6.8 Diagram Alir Model Nilai Tambah
6.2.8 Model Pemilihan Kelompok Agroindustri Unggulan
Model ini dirancang untuk memilih kelompok agroindustri unggulan daerah yang akan dikembangkan sebagai klaster agroindustri unggulan
daerah. Model direkayasa dengan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process AHP dengan melakukan tahapan-tahapan berikut: 1 Dekomposisi
terhadap program pemilihan kelompok agroindustri unggulan daerah dengan mengacu pada hasil kajian pustaka, konsultasi dengan para ahli dan pihak
terkait serta penelitian lapangan; 2 Menetapkam hierarki dan elemen pada setiap hierarki; 3 Mengidentifikasi ada-tidaknya hubungan antara masing-
masing elemen pada suatu hierarki dengan elemen -elemen pada hierarki dibawahnya. Pada model ini dimungkinkan bahwa tidak semua elemen pada
suatu hierarki mempunyai hubungan dengan elemen pada hierarki diatasnya; 3 Melakukan comparative judgement, yaitu membuat penilaian setiap ahli
tentang kepentingan relatif sepasang dua elemen pada suatu tingkat hierarki tertentu dengan setiap elemen yang ada hubungan pada hierarki diatasnya; 4
Menentukan peringkat elemen-elemen pada suatu tingkat hierarki menurut
119 relatif pentingnya terhadap elemen-elemen hierarki diatasnya melalui teknik
pairwise comparison, yang akan menghasilkan prioritas lokal local priority suatu elemen. Pada model ini direkayasa agar peringkat elemen dapat juga
dilakukan berdasarkan masukan langsung direct input tanpa proses pairwise comparison; 5 Melakukan pemeriksaan atas indeks konsistensi consistency
index dan ratio konsistensi consistency ratio. Apabila memenuhi ketentuan maka proses dilanjutkan, sedang apabila tidak memenuhi ketentuan maka
dilakukan proses iterasi atas pendapat ahli yang bersangkutan; 6 Menyusun matriks gabungan pendapat ahli dari matriks individu setiap ahli dan
melakukan pemeriksaan indeks konsistensi dan ratio konsistensi serta proses iterasi apabila diperlukan; 7 Melakukan pengolahan untuk menyusun
prioritas pengaruh setiap elemen pada setiap tingkat hierarki terhadap hierarki paling puncak. Melalui proses tahapan -tahapan tersebut di atas akan diperoleh
peringkat kelompok agroindustri unggulan daerah. Model ini tidak membatasi banyaknya tingkatan hierarki dan jumlah
elemen pada setiap hierarki. Pada model ini dimungkinkan pula keadaan dimana tidak semua elemen pada tingkat hierarki tertentu harus mempunyai
hubungan dengan semua elemen hierarki diatasnya. Diagram alir Model
Pemilihan Kelompok Agroindustri Unggulan disajikan dalam Gambar 6.9.
120
Gambar 6.9 Diagram Alir Model Pemilihan Kelompok Agroindustri Unggulan
Pengisian pendapat pakar secara berpasangan untuk
setiap elemen Inisialisasi pakar, hirarki, dan
elemen pada setiap hirarki
Matriks Pairwise Comparison Perhitungan eigen vektor pada
setiap hirarki
Pengolahan prioritas lokal Perhitungan indeks konsistensi
CI Perhitungan rasio konsistensi
CR Konsisten?
Penyusunan matriks gabungan Perhitungan indeks konsistensi
dan rasio konsistensi gabungan
Konsisten?
Pengolahan vertikal Prioritas kelompok agroindustri
Mulai
Ya
Ya Bobot kompetensi inti, konsentrasi
industri, pertumbuhan kelompok, kemampuan ekspor, keterkaitan
usaha, tenaga kerja, nilai tambah Perhitungan bobot
Kompetensi inti, konsentrasi industri, pertumbuhan kelompok,
kemampuan ekspor, keterkaitan usaha, tenaga kerja, nilai tambah
Tidak
Tidak
Selesai
121
6.2.9 Model Identifikasi Industri Inti Klaster