5.4 Formulasi Permasalahan
Permasalahan yang teridentifikasi dalam sistem pengembangan
agroindustri unggulan daerah adalah sebagai berikut : 1 Belum berfungsiny a kelembagaan yang dibutuhkan bagi pengembangan
klaster. 2 Masih kurangnya keterkaitan baik vertikal maupun horisontal antara
pelaku industri inti, industri terkait dan industri pendukung di dalam klaster. Kekurangan ini berdampak pada tingkat produktivitas yang dapat
dicapai oleh klaster. 3 Keterbatasan dalam penguasaan informasi pasar dan kemampuan untuk
memperluas pasar ekspor. 4 Belum terbentuknya jaringan kerjasama d i bidang produksi, pemasaran,
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan antara para pelaku industri dalam klaster dan antara para pelaku industri dengan
institusi lain dalam klaster. 5 Masih terb atasnya akses kepada permodalan manajemen dan teknologi.
5.5 Identifikasi Sistem
Untuk melakukan rekayasa model strategi pengembangan klaster agroindustri unggulan daerah, perlu dilakukan pengenalan mengenai
keterkaitan dan atau pengaruh antar kebutuhan dari elemen-elemen sistem yang terlibat dalam sistem. Identifikasi sistem pengembangan disajikan dalam
bentuk diagram lingkar sebab-akibat causal loop diagram sebagaimana dalam Gamb ar 5.1.
Kerjasama antar Pelaku
Tabungan Masyarakat
Penerimaan Devisa
Iklim Usaha
Pembangunan Infrastruktur
Diversifikasi Produksi
Kemampuan Inovasi
Investasi Alih
Iptek Kelestarian
Lingkungan Usaha
Baru
Pengembangan Klaster Agroindustri
Unggulan Daerah Volume
Ekspor
Daya Saing
Nilai Tambah
Keterkaitan antar Sektor
Memperluas Lapangan
Kerja Pendapatan
Masyarakat Pendapatan
Pemda Produktivitas
Pemanfaatan SDA Daerah
+ +
+ +
+
+ +
-
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+ +
Kerjasama antar Pelaku
Tabungan Masyarakat
Penerimaan Devisa
Iklim Usaha
Pembangunan Infrastruktur
Diversifikasi Produksi
Kemampuan Inovasi
Investasi Alih
Iptek Kelestarian
Lingkungan Usaha
Baru
Pengembangan Klaster Agroindustri
Unggulan Daerah Volume
Ekspor
Daya Saing
Nilai Tambah
Keterkaitan antar Sektor
Memperluas Lapangan
Kerja Pendapatan
Masyarakat Pendapatan
Pemda Produktivitas
Pemanfaatan SDA Daerah
+ +
+ +
+
+ +
-
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+ +
Gambar 5.1 Diagram Sebab -Akibat Sistem Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan Daerah
Diagram ini memperlihatkan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan dengan pernyataan khusus d ari masalah yang harus
dipecahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut Eriyatno 1999. Pada Gambar 5.2 disajikan Diagram Input-Output yang menggambarkan
hubungan antara masukan input dengan keluaran output dari rekayasa model strategi pengembangan klaster agroindustri daerah melalui proses
transformasi yang digambarkan dengan kotak hitam. Input terdiri dari input yang terkendali dan input yang tidak terkendali. Output terbagi atas output
yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki. Manajemen Pengendalian melalui pengaturan input terkendali dapat melakukan
pengendalian terhadap pengoperasian sistem untuk menghasilkan output yang dikehendaki dan untuk menghindari atau mengurangi output yang tidak
dikehendaki.
Gambar 5.2 Diagram Input-Output Sistem Pengembangan Klaster Agro industri Unggulan Daerah
Output yang dikehendaki dari sistem pengembangan agroindustri unggulan daerah adalah : bertambah luasnya lapangan kerja, bertumbuhnya
usaha-usaha baru, meningkatnya produktivitas, bertambah luasnya pasar, meningkatnya keterkaitan antar industri, meningkatnya pemanfaatan sumber
daya alam daerah dan meningkatnya kemampuan inovasi.
INPUT TIDAK TERKENDALI - Persaingan usaha
- Permintaan pasar - Karakteristik daerah
- Nilai tukar rupiah - Perubahan teknologi
OUTPUT DIKEHENDAKI 1. Memperluas lapangan kerja
2. Bertumbuhnya usaha baru 3. Meningkatnya produktivitas
4. Memperlua s pasar 5. Meningkatnya keterkaitan
6. Meningkatnya pemanfaatan SDA
daerah 7. Meningkatnya kemampuan inovasi
SIS TEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI
UNGGULAN DAERAH OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI
1. Persaingan tidak sehat 2. Kerjasama tidak seimbang
3. Pendapatan tidak seimbang 4. Kesenjangan modal
INPUT TERKENDALI 1. Kelembagaan usaha
2. Peraturan daerah 3. Infrastruktur usaha
4. Pembinaan usaha 5. Kegiatan litbang
MANAJEMEN PENGENDALIAN INPUT LINGKUNGAN
- Globalisasi perdagangan - Peraturan pemerintah
- Kondisi sosial ekonomi
VI. PEMODELAN SISTEM