Location Quotient LANDASAN TEORI

b Mengetahui potensi pemasaran ekspor sektor industri tertentu ke wilayah sekitarnya. Ini diperoleh dengan memberi bobot nilai yang berbeda untuk potensi ekspor ke wilayah sekitarnya: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Rendah Sekali. Dari penilaian ini akan diperoleh indeks potensi pasar ekspor untuk setiap produk sektor industri. c Mengetahui tingkat risiko dari berbagai kegiatan industri dilihat dari variabel risiko yang ditetapkan indeks risiko industri untuk wilayah tersebut dan indeks relatif dari setiap variabel risiko di wilayah tersebut indeks faktor risiko. Pada penelitian ini, dengan menggunakan metode MSQA yang akan disesuaikan dengan data yang dapat diperoleh, daerah otonomi akan dikaji khusus untuk kelompok agroindustri yang ada di daerah tersebut yang berpotensi membentuk klaster agroindustri.

3.2 Location Quotient

Teknik location quotient LQ adalah teknik yang membandingkan kegiatan ekonomi suatu daerah tertentu local economy dengan kegiatan ekonomi daerah yang lebih luas yang diambil sebagai referensi reference economy dalam rangka untuk mengidentifikasi adanya suatu spesialisasi pada kegiatan ekonomi di daerah tersebut Blakely Bradshaw 2002. t i t i i E E e e LQ = .................................................................................. 1 LQ i = Location Quotient untuk industri – i di daerah yang dikaji e i = Jumlah pekerja pada industri – i di daerah yang dikaji e t = Jumlah pekerja pada seluruh industri di daerah yang dikaji E i = Jumlah pekerja pada industri - i secara Nasional E t = Jumlah pekerja pada seluruh industri secara Nasional Location Quotient mengukur ratio antara spesialisasi pada industri tertentu pada suatu daerah dibandingkan dengan daerah referensi yang lebih luas. Apabila nilainya lebih besar dari satu, berarti ekonomi daerah tertentu tersebut lebih terspesialisasi dari daerah referensi yang digunakan, yang juga berarti bahwa terdapat aglomerasi atau konsentrasi suatu industri tertentu di daerah tersebut. Nilai yang kurang dari satu menyatakan keadaan yang sebaliknya. Rumus di atas dapat juga digunakan untuk variable lain, seperti: jumlah unit usaha atau perusahaan, nilai penjualan, nilai ekspor Balassa index atau Revealed Comparative Advantage index. Namun karena data mengenai jumlah pekerja relatif lebih banyak tersedia, maka variable yang banyak digunakan adalah jumlah pekerja untuk suatu industri tertentu. Metode Location Quotient merupakan metode yang umum digunakan untuk mengidentifikasi klaster industri regional Bergman Feser 1999. Penggunaan metode Location Quotient secara tersendiri tidak dapat mengidentifikasi keberadaan klaster industri karena hanya dapat memperlihatkan adanya aglomerasi dari sektor industri tertentu, namun tidak dapat mendeteksi saling keterkaitan antara sektor industri. Bergman Feser 1999. Untuk itu teknik Location Quotient perlu dilengkapi dengan teknik lainnya sehingga dapat diperoleh komposisi suatu klaster industri dengan unsur-unsur yang saling mendukung dan saling terkait.

3.3 Analisa Shift-Share