Kontekstualitas Pembahasan PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

muncul keyakinan pada kemahakuasaan Allah dan kekuatan mistis yang menentukan nasib manusia. Ketiga, pengamalan Islam dipadukan dengan pengamalan tradisi Jawa, terutama dalam menghadapi masa sulit. Keempat, sikap pasrah, berserah diri pada kemahakuasaan Tuhan menjadi sikap hidup yang ampuh menghadapi globalisasi budaya semesta.

5.7 Kontekstualitas Pembahasan

Setelah mencermati paparan data dan pembahasan temuan penelitian ini, hasil penelitian ini memberikan pola pengkajian yang baru. Hal ini disebabkan penelitian terdahulu lebih menitikberatkan pada satu novel, seperti dilakukan oleh Murwani 2007, Sudibyo 2008, dan Watson 2009. Meskipun demikian, Faruk 2003 dan Helsloot 2007 melakukan penelitian terhadap beberapa novel. Faruk dan Christina Dewi Tri Muwarni dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta melakukan penelitian terhadap novel MH dengan menggunakan teori struktur naratif dan poskolonial. Secara struktur naratif, pola pengkajian memiliki kemiripan dengan pengkajian penelitian ini. Bedanya, struktur naratif yang dikaji tidak selengkap penelitian ini. Bahkan, pola pengkajian yang terdapat dalam penelitian ini berpusat pada sinergi teori struktur naratif dan teori poskolonial. Hasil aplikasi teori struktur naratif menjadi dasar aplikasi teori poskolonial, sehingga realitas fiksi dalam novel dapat dilacak latar belakang sejarahnya dalam kehidupan masyarakat, baik di Hindia Belanda maupun di Kerajaan Belanda. Hasil pelacakan realitas tersebut memunculkan kekuatan local genius masyarakat Indonesia Universitas Sumatera Utara menghadapi persoalan mimikri, ambivalensi, hibriditas, dan sinkretisme dalam relasi bangsa terjajah dan bangsa penjajah. Hasil penelitian lain, seperti dilakukan oleh Sudibyo 2008, dan Watson 2009 lebih menitikberatkan realitas historis dalam novel sehingga mengabaikan struktur naratif novel kajiannya. Sudibyo meneliti novel Berpacu Nasib di Kebun Karet, Kuli, dan Doekoen karya Madelon Székely-Lulofs. Dia menemukan kenyataan bahwa gaya hidup elite birokrasi perkebunan di Sumatera Timur berkaitan dengan motif penguasaan dan eksploitasi yang menjadikan para tuan kebun dan asisten- asisten mereka mengabaikan ikatan emosional yang mungkin ada antara mereka dengan negeri baru tempat perusahaan perkebunan mereka berada. Sebaliknya, Watson meneliti novel Buiten het Gareel karya Suwarsih Djojopuspito. Dia menemukan fakta bahwa peranan yang dimainkan wanita dalam gerakan itu dan bagaimana teman lelaki mereka mengambil sikap ambivalen terhadap mereka. Di dalam penelitian ini terdapat kesamaan pandangan dalam gaya hidup elite birokrasi perkebunan dalam novel BNdKK dan ambivalensi laki-laki dalam novel MB. Akan tetapi, penelitian ini tidak hanya menemukan persoalan itu saja, melainkan juga persoalan lain seperti terdapatnya realitas historis yang dipadukan dengan realitas fiksi dalam struktur penceritaan novel dan pembentukan mimikri dan hibriditas yang terjadi dalam relasi bangsa penjajah dan bangsa terjajah. Novel terakhir yang dijadikan sumber data penelitian ini adalah novel Oe karya Hella S. Haasse. Novel ini diteliti oleh Alina Helsloot. Helsloot 2007 dan dijadikan tesis berjudul “Reflection in a Postcolonial Mirror: A Comparative Analysis Universitas Sumatera Utara of Hella Haasse’s Oeroeg 1948 and Sleuteloog 2002.” Pada intinya, Helsloot membandingkan kedua novel dari sudut struktur naratif dan pemunculan realitas historis dalam novel Hindia Belanda tersebut. Di dalam konteks realitas historis terdapat kesamaan pandangan bahwa biografi pengarang menjadi kerangka realitas fiksi novel Oe. Akan tetapi, Helsloot mengabaikan dampak kolonial yang muncul akibat penjajahan Belanda di Indonesia. Dampak penjajahan ini menjadi fokus kajian poskolonial peneliti sehingga peneliti menemukan proses mimikri, ambivalensi, hibriditas, dan sinkretisme berlangsung terus-menerus dalam tegangan relasi bangsa penjajah dan bangsa terjajah. Berdasarkan penjelasan di atas, hasil penelitian poskolonial terhadap novel MH, BNdKK, MB, dan Oe ini memiliki perbedaan dalam dua aspek. Pertama, hasil penelitian ini bersifat melengkapi struktur naratif novel Hindia Belanda dengan fokus pada penceritaan realitas fiksi dan realitas historis. Kedua, hasil penelitian ini menemukan masalah mimikri, ambivalensi, hibriditas, dan sinkretisme sebagai wacana poskolonial dalam relasi bangsa penjajah dan bangsa terjajah pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Dari dua aspek tersebut, realitas fiksi menjadi dasar penemuan realitas historis dan penganalisisan wacana poskolonial terhadap mimikri dan hibriditas dalam novel Hindia Belanda. Dengan demikian, terjadi keterkaitan yang bersifat mutualis terhadap aplikasi teori struktur naratif dan teori poskolonialisme dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pendeskripsian dan penganalisisan terhadap novel MH karya Multatuli, BNdKK karya M.H. Szekely-Lulofs, MB karya Suwarsih Djojopuspito, dan Oe karya Hella S. Haasse dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. 1 Struktur penceritaan novel Hindia Belanda, seperti struktur alur, struktur ruang dan waktu, struktur fisik, ras, dan relasi gender, serta struktur transmisi narasi menggabungkan realitas fiksi dan realitas historis kehidupan bangsa yang terjajah dan bangsa yang menjajah di Hindia Belanda. Penggabungan didasarkan pada pengalaman hidup pengarang dalam relasi bangsa penjajah dan bangsa terjajah, baik berupa pemindahan realitas historis ke dalam realitas fiksi maupun penyamaran nama pelaku dan tempat kejadian pada realitas historis di dalam realitas fiksi. 2 Mimikri berwujud bentuk-bentuk peniruan atau penyesuaian etika dan kategori ideal dalam realitas fiksi novel Hindia Belanda berpusat pada peniruan gaya berbicara dan berperilaku, baik dalam kepribadian bangsa penjajah maupun bangsa terjajah. Di dalam proses mimikri terdapat kekuatan local genius menampakkan identitas kultura etnis dalam menghadapi dominasi Barat sehingga bangsa penjajah sebagai representasi Barat dan bangsa terjajah sebagai representasi Timur sama-sama mengalami proses mimikri, baik secara fisik maupun psikis. 344 Universitas Sumatera Utara