Kerangka Berpikir METODOLOGI PENELITIAN

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.” Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dan metode deskriptif komparatif. Menurut Ratna 2004:35, metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Sebaliknya, metode deskriptif komparatif dilakukan dengan cara menguraikan dan membandingkan fakta-fakta kehidupan masyarakat Hindia Belanda sebagai suatu realitas fiksi dan realitas historis. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dalam paradigma konstruktivisme dengan metode hermeneutika dan deskriptif. Metode hermeneutika yang dipilih adalah hermeneutika historis untuk menafsirkan kehidupan dan peradaban manusia dalam novel Hindia Belanda. Sebaliknya, metode deskriptif yang dipilih adalah deskriptif analitik dan deskriptif komparatif. Deskriptif analitik akan digunakan untuk menganalisis realitas fiksi dan realitas historis dalam novel Hindia Belanda. Sebaliknya, metode deskriptif komparatif akan digunakan untuk membandingkan realitas fiksi dengan realitas historis. Dengan demikian, tindakan dan kejadian dalam novel sumber data penelitian tidak hanya bergantung pada teks semata-mata melainkan juga pada konteks historis novel Hindia Belanda.

3.2 Kerangka Berpikir

Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa novel terdiri dari realitas fiksi dan realitas historis sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1: Kerangka Berpikir Penelitian Mimikri dan Hibriditas dalam Novel Hindia Belanda Studi Pustaka PENELITI Riset Awal Realitas Fiksi Struktur Plot Struktur Fisik, Ras, dan Relasi Gender Struktur Ruang dan Waktu Struktur Transmisi Naratif Novel HINDIA BELANDA Realitas Historis Fakta dalam Novel Hindia Belanda Peristiwa, Waktu, Tempat, Pelaku Temuan Penelitian Struktur Penceritaan Realias Fiksi Realitas Historis Wacana Poskolonial Mimikri Hibriditas Pembahasan Struktur Penceritaan Mimikri Ambivalensi Hibriditas Sinkretisme Universitas Sumatera Utara Keterangan Gambar: Garis Penelitian Pendahuluan Garis Penelitian Lanjutan [Garis Penafsiran Isi Novel] [Garis Hasil Penelitian] Garis Pembuktian Kebenaran Hasil Penelitian Berdasarkan gambar dan keterangan gambar 3.1 terdapat lima tahapan dalam penelitian poskolonial terhadap novel Hindia Belanda ini. Hal itu didasarkan pada proses penafsiran, pemaknaan, dan pembuktian kebenaran. Kelima tahapan tersebut adalah penelitian pendahuluan, penafsiran realitas fiksi, penafsiran realitas historis, perumusan hasil temuan terhadap penafsiran realitas fiksi dan realitas historis, dan pembahasan temuan hasil penelitian. 1 Penelitian pendahuluan sebagai proses pematangan persiapan penelitian dilakukan dengan cara membaca secara kritis sumber data penelitian dan sumber-sumber Universitas Sumatera Utara lain yang berkaitan dengan sumber data penelitian. Pembacaan dilakukan dengan cara penelusuran data online serta pelacakan bahan cetak berupa buku dan artikel jurnal. Dengan demikian, peneliti mendapatkan wawasan yang cukup sebelum melanjutkan penelitiannya. 2 Penafsiran realitas fiksi merupakan bagian pertama dalam penelitian lanjutan menggunakan teori struktur naratif dan teori poskolonial. Penafsiran ini mensistematiskan penceritaan peristiwa kehidupan bangsa penjajah dan bangsa terjajah yang dikontruksikan pengarang dalam novel sebagai sebuah struktur yang berjalinan, seperti plot, ruang dan waktu, karakter struktur fisik, ras, dan relasi gender, serta struktur transmisi narasi. Penafsiran isi teks novel tetap didasarkan pada kehidupan dalam novel dan bukan dengan kehidupan dalam realitas yang sebenarnya. 3 Penafsiran realitas historis menjadi bagian kedua dalam penelitian ini. Di dalam teks novel, terdapat fakta yang sama dan atau fakta yang disamarkan, bahka fakta yang direkayasa berdasarkan realitas historis. Pengungkapan peristiwa, waktu, tempat, dan pelaku fakta-fakta tersebut dalam penelitian ini disesuaikan dengan tindakan dan kejadian yang diungkapkan dalam penafsiran realitas fiksi dan perujukannya dalam realitas historis novel Hindia Belanda. 4 Perumusan temuan hasil penafsiran isi teks novel sebagai sebuah temuan penelitian berpotensi untuk direvitalisasi dalam kehidupan bangsa penjajah dan bangsa terjajah. Perumusan ini disistematiskan sesuai teori struktur naratif dan teori poskolonial yang dijadikan kerangka teoretik penelitian. Secara naratif, Universitas Sumatera Utara novel Hindia Belanda didasarkan pada realitas fiksi dan realitas historis. Sebaliknya, secara poskolonial, novel Hindia Belanda dibangun oleh wacana poskolonia yang difokuskan pada persoalan mimikri dan hibriditas. 5 Pembahasan hasil temuan penelitian menjadi target akhir penelitian yang menggabungkan rumusan temuan hasil penelitian dengan hasil proses penafsiran realitas fiksi dan realitas historis novel. Pembahasan ini memerinci struktur penceritaan dan wacana poskolonial. Struktur penceritaan novel Hindia Belanda yang didasarkan pada realitas fiksi dan realitas historis dikonstruksikan sesuai kronologi penerbitan novel. Sebaliknya, wacana poskolonial yang difokuskan pada mimikri dan hibriditas yang diperluas sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya pada persoalan ambivalensi dan sinkretisme. Dengan demikian, temuan penelitian dapat dibuktikan dengan merekonstruksi tindakan dan kejadian bangsa penjajah dan bangsa terjajah, baik sesuai dengan realitas fiksi maupun realitas historis novel Hindia Belanda.

3.3 Data dan Sumber Data