Novel Manusia Bebas Karya Suwarsih Djojopuspito

dalam fase terakhir di Sumatera Timur ini diperparah dengan krisis ekonomi yang terjadi pada 1929 karena turunnya harga karet. Penurunan harga karet berimbas pada pemutusan hubungan kerja para asisten di mana Frank termasuk satu di antara asisten yang diberhentikan dalam realitas fiksi BNdKK. Di dalam realitas historis, pengarang dan suaminya kembali ke Eropa dan menetap di Budapest. Pengarang yang memiliki kemampuan menulis novel pun menyelesaikan novel BNdKK di Budapest. Dengan demikian, fase kehidupan pengarang selama menjadi istri di perkebunan karet milik Belanda-Amerika yang berada di kawasan Asahan ditata sedemikian rupa oleh pengarang sehingga menjadi sebuah novel yang berisi realitas fiksi dan realitas historis dengan menyamarkan nama asli struktur ruang dan waktu penceritaannya.

5.2.3 Novel Manusia Bebas Karya Suwarsih Djojopuspito

Struktur penceritaan novel MB yang diterjemahkan dari novel Buiten van Garell oleh pengarangnya sendiri tetap sama sebagaimana terjadi dalam novel aslinya. Penulisan kembali dengan cara penerjemahan oleh pengarangnya sendiri dilakukan secara profesional sehingga tidak terjadi penambahan dan pengurangan isi cerita. Hal ini disebabkan pengarang bertahan pada keaslian cerita sebagai sebuah otobiografi. Kesejajarah isi cerita dengan otobiografi pengarang diakui oleh Termorshuizen 1985:1, “Het boek bevat het sterk autobiografische verslag van de ervaringen van een jong onderwijzersechtpaar dat in de jaren dertig werkzaam is bij het nationalistische onderwijs in enkele steden op Java.” Buku ini berisi kisah yang Universitas Sumatera Utara sangat otobiografi dari pengalaman pasangan muda yang guru di tahun tiga puluhan digunakan oleh pendidikan nasionalis di beberapa kota di Jawa. Realitas fiksi dalam novel MB memiliki latar belakang historis dalam tiga aspek, yakni profesi guru, latar cerita, dan aktivitas kewanitaan. Profesi Suwarsih dengan suaminya, Sugondo sebagai guru di sekolah milik pribumi sehingga mendapat pengawasan yang ketat dari pemerintah berkorelasi langsung dengan realitas fiksi dalam novel MB. Di dalam novel, profil Suwarsih yang bersuamikan Sugondo berada dalam diri tokoh utama –Sulastri yang bersuamikan Sudarmo. Sulastri yang berprofesi sebagai guru juga beraktivitas di perkumpulan wanita sebagaimana profesi dan aktivitas Suwarsih dalam realitas historis. Bahkan, Suwarsih mengikutsertakan suaminya yang berprofesi sebagai guru, pendiri beberapa surat kabar, dan pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda untuk menutupi kesulitan keuangannya. Hal ini juga terjadi dalam realitas fiksi di mana Sudarmo yang berprofesi guru mendirikan beberapa surat kabar dan mengikuti saran istri untuk bekerja sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Selama menjadi guru, baik Suwarsih dalam realitas historis maupun representasinya sebagai Sulastri dalam realitas fiksi mendapat tekanan keuangan dan politik kolonial. Oleh karena itu, Watson 2009:1 mengatakan bahwa, “Soewarsih’s autobiographical novel written in Dutch describes the difficultiesfacing Dutch educated Indonesians involved in the anti-Dutch nationalist movement in the late 1930s.” Novel Soewarsih yang bersifat autobiografi dalam bahasa Belanda ini memerikan kesukaran yang dihadapi orang Indonesia yang terdidik dalam bahasa Universitas Sumatera Utara Belanda dan yang terlibat dalam gerakan nasionalis menentang Belanda pada akhir tahun 1930-an. Di samping profesi keguruan yang disandang pengarang dan tokoh representasinya dalam novel MB, ruang dan waktu penceritaan novel ini juga memiliki persamaan dengan tempat dan waktu yang pernah menjadi tempat tinggal pengarang dan suaminya. Misalnya, tahun 1933 pengarang pindah ke Bandung untuk kemudian menikah dengan Sugondo pada 1934. Peristiwa dalam realitas historis ini terjadi juga dalam realitas fiksi di mana Sulastri pindah ke Bandung pada 1933 dan menikah dengan Sudarmo pada 1934. Mereka kemudian menjadi guru sebagaimana pengarang dan suaminya menjadi guru di Perguruan Taman Siswa, Bandung. Dari Bandung mereka berpindah dari satu kota ke kota yang lain, terutama Batavia Jakarta, Yogyakarta, dan Bogor. Berdasarkan penjelasan di atas, novel MB karya Suwarsih Djojopuspito dibangun oleh realitas fiksi yang didasarkan oleh realitas historis kehidupan pengarangnya. Realitas historis itu dimulai oleh penolakan penerbitan novel MB oleh Balai Pustaka sehingga ditulis kembali dalam bahasa Belanda atas saran E. du Peron. Kemudian, pengisahan beralih pada flashback masa pengabdian pertama hingga masa perkawinan pengarang sebagai guru yang bersuamikan guru dan aktivis pergerakan nasional. Pengisahan realitas historis dalam realitas fiksi berakhir pada waktu kekinian di mana mereka kembali lagi ke Bandung, sebagai ruang pengisahan awal dan akhir penceritaan. Dengan demikian, struktur penceritaan novel MB bermula dan berakhir pada realitas historis yang ditata sedemikian rupa dalam bentuk realitas fiksi. Universitas Sumatera Utara

5.2.4 Novel Oeoroeg Karya Hella S. Haasse