Struktur Ruang dan Waktu

4.2.1.1.3 Struktur Ruang dan Waktu

Secara umum, struktur ruang dalam novel MH karya Multatuli memiliki kesejajaran dengan struktur waktu kejadian dalam novel ini. Struktur ruang dalam novel ini diidentifikasi atas dua latar geografis, yakni secara geografis dan lokalitas. Secara geografis, kejadian dalam novel MH berlangsung di Belanda Netherlandche dan Indonesia Hindia Timur; Hindia Belanda sedangkan secara lokalis lebih banyak berada di dalam gedung dan di luar gedung yang terdapat di Amsterdam, Natal, Padang, Rangkas Bitung, dan Batavia. Ruang Kota Amsterdam berposisi sebagai kota tempat kejadian berlangsung pada konteks waktu sekarang dan waktu lampau, sedangkan Natal, Padang, Rangkas Bitung, dan Batavia berposisi sebagai kota tempat kejadian berlangsung pada konteks waktu lampau. Struktur ruang Kota Amsterdam dihadirkan oleh Multatuli sebagai ruang kota tempat berlangsung tindakan dan kejadian, baik pada waktu kekinian maupun waktu lampau. Struktur ruang Kota Amsterdam pada masa kekinian terdeteksi pada kesibukan di Pasar Transaksi, tempat Droogstoppel sebagai tokoh cerita MH berdagang kopi. Di tempat ini dapat diidentifikasi berbagai karakter manusia yang cekatan dan cenderung licik dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat diidentifikasi dari perilaku pedagang kopi dalam kutipan berikut ini. Segala sesuatu berjalan dengan lambat di Pasar Transaksi, namun lelang pada musim gugur tidak diragukan lagi telah meletakkan beberapa hal dengan benar. Anda tidak boleh berpikir bahwa, itu tidak ada hubungannya dengan kami Bersama Bussenlinck Waterman, segala sesuatu bahkan menjadi lebih lambat. Ini adalah dunia yang aneh. Anda melihat satu, dua hal pada jika Anda berada di Pasar Transaksi sekitar dua puluh tahun. Bayangkan, mereka mencoba –Busselinck Waterman, maksud saya- untuk mengambil alih Universitas Sumatera Utara Ludwig Stern dari saya. Karena saya tidak tahu apakah Anda terbiasa dengan Pasar Transaksi Kopi, lebih baik saya beritahu Anda bahwa, Stern adalah firma kopi kelas satu di Hamburg, yang selalu dilayani oleh Last Co. MH:20 Struktur ruang yang dihadirkan oleh Multatuli dalam novelnya, MH, berkaitan erat dengan keberadaan Havelaar dan Hindia Belanda. Multatuli telah memberi bangunan awal ruang dan waktu dalam novel MH untuk mempersiapkan pembaca pada bangunan ruang dan waktu yang sebenarnya, yakni stuktur ruang dan waktu Lebak. Pada konteks ini, dapat diidentifikasi dua peristiwa, yakni ketertarikan Droogstoppel pada kopi Jawa dan Pria Berselendang. Berikut ini ruang dan waktu kekinian yang mengingatkan masa lalu Droogstoppel. Belum lama ini saya melintasi Kalverstraat pada suatu malam, dan saya berhenti untuk melihat toko seorang penjual makanan dan minuman, yang sibuk menyortir jumlah “kopi Jawa, sedang, tipe Cirebon kuning yang bagus, sedikit rusak, dengan kotoran”, yang sangat membuat saya tertarik, karena saya terus membuka mata. Tiba-tiba saya menangkap sosok seorang pria yang berdiri di depan toko buku di seberang jalan, dan saya pikir saya kenal. Dia tampaknya mengenali saya juga, karena pandangan kami selalu bertemu. MH:23 Perjalanan malam Droogstoppel di Kalverstraat memberi informasi bahwa di sepanjang jalan ini terdapat toko penjual makanan dan minuman serta toko buku. Di toko penjual makanan dan minuman terdapat kopi Jawa dari berbagai jenis dan kondisi sedangkan di depan toko buku terdapat Pria Berselendang memandang Droogstoppel yang berada di toko penjual makanan dan minuman. Kondisi ini memberi indikasi yang korelatif, bahwa kopi Jawa telah menjadi minuman di Belanda dan segala informasi tentang kopi pada dasarnya harus ada di buku. Buku seperti inilah yang menjadi impian Droogstoppel sebagai seorang makelar kopi di Universitas Sumatera Utara Amsterdam. Pertemuan Droogstoppel dan Pria Berselendang di Westermarkt terdapat pada kutipan berikut ini. Terdapat kios-kios di Westermarkt, dan jika Anda orang Amsterdam, para pembaca, dan seumuran dengan saya, Anda akan ingat bahwa, ada salah satu dari mereka yang tertarik dengan seorang gadis berpakaian gaya Yunani dengan mata hitam, dan jalinan rambut panjang. Ayahnya juga orang Yunani –dari setiap sudut dia terlihat seperti orang Yunani. Mereka menjual segala jenis wewangian. [...] Sekalipun demikian, kami para bocah laki-laki dari Fourth selalu pergi ke Westermarkt pada malam hari, hanya untuk memandang gadis itu. MH:26-27 Amsterdam menjadi tempat tinggal yang kontras bagi Droogstoppel dan Pria Berselendang. Droogstoppel bertempat tinggal di kawasan elite. Sebaliknya, Pria Berselendang bertempat tinggal di kawasan kumuh, “Itu adalah ruang tersembunyi di Lange –leidsche- dwarsstraat. Lantai bawah ditempati oleh seorang penyalur barang bekas, yang menjual berbagai jenis sampah, cangkir, cawan, mebel, buku tua, barang pecah-belah, potret Van Speyk, dan sebagainya.” MH:61-62 Di gedung itu, Pria Berselendang tinggal di lantai tiga, “Naiki saja tangga itu hingga sampai ke puncak pertama, kemudian barisan tangga berikutnya hingga puncak kedua, dan kemudian barisan berikutnya, sampai sudah.” MH:62 Struktur ruang dalam MH tidak hanya berada pada tataran kekinian, melainkan juga pada tataran masa lalu. Hal ini dapat diidentifikasi pada saat Droogstoppel teringat dengan masa lalunya di rumah orang tuanya. Di sini, Multatuli memperkenalkan profil Droogstoppel yang menjadi penutur isi parselnya sebagai tokoh yang bersih. Hal ini dapat diidentifikasi dari ketidaksukaan keluarganya Universitas Sumatera Utara memelihara anjing yang mereka anggap kotor sebagaimana terdapat pada kutipan berikut ini. Namun saya tidak pernah melihat Van Alphen. Dia sudah meninggal, saya yakin, saat dia memberitahu kami bahwa ayah saya adalah sahabat saya –saya pengagum Paulie Winser, yang tinggal di samping rumah kami di Bataviersraat- dan bahwa anjing kecil saya sangat berterima kasih. Kami... tidak pernah memelihara anjing, karena mereka sangat kotor. MH:13 9 Struktur ruang masa lalu dihadirkan oleh Multatuli lewat penuturan Stern berdasarkan isi parsel Pria Berselendang. Masa lalu yang dideskripsikan dalam novel MH adalah masa lalu Havelaar di Hindia Belanda, terutama Lebak. Di Lebak, Havelaar menjadi Asisten Residen dan menempati rumah besar. Rumah ini terdiri dari rumah dinas, rumah keluarga, dan rumah lain yang peruntukannya diserahkan pada pemiliknya. Havelaar menggunakan rumah dinas sebagai tempat tinggal sedangkan rumah yang lain diberikan pada Ny. Slotering, janda Asisten Residen terdahulu. Deskripsi rumah dan peruntukannya dapat diidentifikasi pada kutipan berikut ini. Ny. Slotering adalah janda dari pendahulu Havelaar, yang telah meninggal dua bulan sebelumnya. Selama itu Verbrugge, yang setelah itu ditunjuk menjadi Asisten Residen sementara, berhak mendiami rumah yang luas itu yang, di Rangkas Bitung seperti di setiap divisi, telah dibangun oleh Gubernur untuk kepala administrasi divisi MH:114. Berdasarkan penjelasan di atas, novel MH karya Multatuli menggunakan struktur ruang Kerajaan Belanda pada struktur waktu kekinian dan masa lalu serta struktur ruang Hindia Belanda pada struktur waktu masa lalu. Struktur waktu 9 Pada catatan kaki penerjemah novel ini ditulis,” Batavierstraat: Jalan “Batavier”, dari kata Batavia, penduduk Belanda pada masa Masehi [bentuk tunggal “Batavus”, seperti di Droogstoppel]. Universitas Sumatera Utara kekinian digunakan pengarang sebagai latar penceritaan proses penulisan novel yang dipesan oleh Pria Berselendang kepada Droogstoppel sedangkan struktur waktu masa lalu digunakan oleh pengarang sebagai latar penjelas hubungan Pria Berselendang dengan Droogstoppel. Sebaliknya, struktur ruang Hindia Belanda digunakan oleh pengarang sebagai bagian dari pengalaman estetisnya sebagai elite birokrasi pemerintahan Hindia Belanda. Pengalaman pengarang inilah yang menjadi realitas historis penciptaan novel MH sehingga menjadikan novel ini sebagai realitas fiksi dan realitas historis.

4.2.1.1.4 Struktur Transmisi Narasi