5 Bagaimanakah sinkretisme dalam realitas fiksi dan realitas historis novel Hindia
Belanda menghadapi transformasi budaya Barat di Hindia Belanda?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan kondisi bangsa Indonesia dalam benturan peradaban bangsa penjajah dan bangsa terjajah sebagai representasi
Barat dan Timur. Untuk mengungkapkan kondisi tersebut maka peneliti menetapkan lima tujuan sebagai lima tahapan pencapaian maksud penelitian novel Hindia Belanda
ini. Kelima tujuan penelitian tersebut adalah: 1
Menganalisis struktur penceritaan novel Hindia Belanda sebagai cara pengarang mengungkapkan kehidupan bangsa penjajah dan bangsa terjajah di Hindia
Belanda, baik berdasarkan realitas fiksi maupun realitas historis. 2
Menganalisis mimikri berwujud bentuk peniruan atau penyesuaian etika dan kategori ideal Eropa dalam realitas fiksi novel Hindia Belanda.
3 Menganalisis ambivalensi kepribadian bangsa penjajah dan bangsa terjajah
menghadapi proses penyesuaian etika dan kategori ideal dalam novel Hindia Belanda.
4 Menganalisis hibriditas model dan wujud kepemimpinan dalam sistem
pemerintahan Hindia Belanda, terutama model dan wujud kepemimpinan yang dominan untuk menyelesaikan konflik horizontal dan konflik vertikal dalam
realitas fiksi dan realitas historis novel Hindia Belanda.
Universitas Sumatera Utara
5 Menganalisis sinkretisme dalam realitas fiksi dan realitas historis novel Hindia
Belanda menghadapi transformasi budaya Barat di Hindia Belanda.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis hasil penelitian poskolonial terhadap novel Hindia Belanda meliputi tiga hal berikut ini.
1 Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah kajian poskolonialisme terhadap
novel yang terbit pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Secara teoretik, kajian poskolonialisme ini mendeteksi realitas fiksi dan realitas historis dalam novel
Hindia Belanda berdasarkan teori struktur naratif dan menganalisisnya dari sudut pandang teori poskolonial.
2 Hasil penelitian ini dapat menjadi model penerapan teori poskolonialisme untuk
mengungkapkan dampak penjajahan Belanda di Indonesia. Apakah penjajahan tersebut memberi dampak mimikri yang membentuk ambivalensi kepribadian,
bahkan, memunculkan hibriditas yang menentukan sinkretisme dapat diuji oleh posisi strategis local genius bangsa Indonesia dalam globalisasi budaya semesta.
3 Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian yang lain, baik
penelitian ilmu sastra maupun penelitian ilmu-ilmu lain terhadap wacana poskolonialisme, terutama merekonstruksi dan merevitalisasi wacana mimikri
dan hibriditas yang andal dalam kepribadian bangsa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini dapat diwujudkan pada dua aspek berikut ini.
1 Hasil penelitian ini memberikan model penelitian poskolonial terhadap wacana
mimikri dan hibriditas dalam realitas fiksi dan realitas historis novel Hindia Belanda, terutama untuk memahami perilaku bangsa penjajah dan bangsa terjajah
sebagaimana terjadi pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.
2 Hasil penelitian ini dapat dijadikan alat proyeksi dalam pembangunan sumber
daya manusia Indonesia, sehingga pembangunan kebangsaan Indonesia dapat menghindarkan diri dari model penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia
yang kemungkinan dilakukan oleh bangsa Indonesia kepada bangsanya sendiri. 3
Hasil penelitian ini dapat dijadikan model persahabatan Indonesia-Belanda yang bermartabat, terutama untuk penguatan local genius yang telah diuji oleh proses
mimikri, ambivalensi, hibriditas, dan sinkretisme.
1.7 Definisi Istilah
Istilah-istilah penting dalam penelitian ini meliputi istilah yang digunakan para teoretikus poskolonial. Istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1 Ambivalensi merupakan gejala psikososial yang memperlihatkan penampilan
kontradiktif. Menurut Ratna 2008:440, ambivalensi adalah sikap mendua atau berlawanan pada waktu yang sama. Dengan kata lain, menurut Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa 2005:37, ambivalensi ini dapat terjadi karena adanya
Universitas Sumatera Utara
perasaan tidak sadar saling bertentangan terhadap situasi yang sama atau terhadap seseorang pada waktu yang sama. Wacana mimikri yang membentuk
sikap ambivalensi dalam penelitian ini untuk menjelaskan keragaman pilihan dalam pembentukan identitas, baik identitas kepribadian maupun identitas
kebangsaan bagi bangsa yang terjajah dan bangsa yang penjajah. 2
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan dan dijadikan bahasa nasional oleh bangsa Indonesia sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa
Indonesia dalam konteks penelitian ini memiliki kedudukan yang setara dengan bahasa nasional suatu bangsa, seperti bahasa Belanda, bahasa Inggris, atau
bahasa Arab. Oleh karena itu, bahasa Melayu yang dijadikan kerangka dan atau diangkat sebagai bahasa Indonesia pada Kongres Pemuda Indonesia tetap
ditempatkan setara dengan bahasa etnikbahasa daerah. 3
Bahasa Melayu adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat bersuku Melayu yang dijadikan lingua franca di Nusantara, terutama sebelum Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Bahasa ini memiliki kedudukan yang setara dengan bahasa suku atau bahasa etnik lainnya, seperti bahasa Jawa dan bahasa Batak.
4 Barat secara harfiah menunjuk pada arah, lawan timur. Secara geografis, dalam
kajian ini istilah Barat merujuk pada negara-negara Eropa, termasuk Amerika. Menurut Ratna 2008:442, “Secara luas berarti kebudayaan dengan ciri-ciri
hegemoni kekuasaan yang berkembang sejak zaman pencerahan.” 5
Elite adalah kelompok penentu, seperti elite politik yang mementingkan loyalitas, elite ekonomi yang mengutamakan harta benda, elite militer yang
Universitas Sumatera Utara
menjaga stabilitas keamanan, elite budaya yang mengedepankan keaslian, serta elite birokrasi yang memokuskan loyalitas dan keaslian.
6 Elite birokrasi adalah pejabat yang memimpin suatu institusi kenegaraan, baik di
tingkat pusat maupun daerah. Menurut Ratna 2008:445, elite birokrasi di Indonesia –terutama Jawa- terbagi dua macam, yaitu elite birokrasi tradisional
bangsawan dan elite birokrasi modern priyayi. Elite birokrasi pemerintahan dalam penelitian novel Hindia Belanda ini disebut juga pangreh praja pribumi
Inlandsch Bestuur yang berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah kolonial Belanda, seperti Regen dan Demang. Sebaliknya,
elite birokrasi perkebunan dalam penelitian ini adalah manajer, asisten, dan mereka yang menyandang penyebutan tuan-tuan kebun di perkebunan karet di
Sumatera Timur dan perkebunan teh di Jawa Barat. 7
Hibriditas adalah istilah ilmu hewan dan tumbuh-tumbuhan yang bermakna turunan yang dihasilkan dari perkawinan antara dua jenis yang berlainan.
Menurut Ratna 2008: 447, hibriditas dalam humaniora berarti hubungan dua kebudayaan dengan identitas berbeda. Dalam era poskolonial, budaya dan
bahasa terjajah tidak dapat disajikan secara murni. 8
Local genius merupakan kemampuan berbakat luar biasa dalam berpikir dan mencipta yang berasal dari masyarakat suatu daerah dalam menghadapi budaya
asing atau kebudayaan global. 9
Mimikri merupakan bentuk-bentuk peniruan, penyesuaian terhadap etika dan kategori ideal Eropa, seolah-olah sebagai sesuatu yang universal.
Universitas Sumatera Utara
10 Novel Hindia Belanda novel yang berisi kejadian-kejadian di Indonesia pada
masa penjajahan Belanda. Novel ini ditulis oleh sastrawan berkebangsaan Belanda dan Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat pada masa
pemerintahan Hindia Belanda. 11
Realitas adalah kenyataan yang terjadi dalam kehidupan, baik realitas fiksi, realitas historismaupun penggabungan realitas fiksi dan realitas historis.
12 Realitas fiksi adalah kenyataan hidup yang terjadi dalam karya sastra, dalam hal
ini novel, yang dapat diidentifikasi dari struktur penceritaannya, baik struktur plot, struktur ruang dan waktu, struktur fisik, ras, dan relasi gender, maupun
struktur transmisi narasi. 13
Realitas historis adalah kenyataan hidup yang terjadi pada masa yang lampau sebagai hasil rekonstruksi sejarah.
14 Sinkretisme bermakna sutu paham yang mencampuradukkan unsur-unsur yang
saling bertentangan. Hal itu terjadi karena masyarakat mengadopsi kepercayaan baru dan berusaha untuk tidak terjadi benturan dengan gagasan dan praktik
budaya lama. 15
Timur adalah istilah yang secara harfiah menunjuk pada arah sebelah timur, lawan barat. Akan tetapi, dalam kajian ini istilah Timur merujuk pada
masyarakat dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara, terutama yang
terhegemoni kekuasaan yang berkembang sejak kolonialisme Barat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
2.1 Pengantar Teoretik
Kajian pustaka dan kerangka teoretik ini merupakan bagian disertasi yang menjelaskan dasar filosofis penelitian. Bab ini terdiri dari tiga aspek, yaitu i kajian
pustaka, ii kerangka teoretik, dan, iii penelitian terdahulu. Pertama, kajian pustaka berkaitan dengan konsep-konsep dasar penamaan Sastra Hindia Belanda, kedudukan
novel dalam penelitian yang menggunakan teori poskolonial, dan kedudukan bahasa dalam masyarakat poskolonial. Masyarakat poskolonial dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang berlatar belakang bangsa terjajah dan bangsa penjajah. Kedua, kerangka teoretik berkaitan dengan konsep dan pengembangan teori
yang digunakan dalam penelitian ini. Teori tersebut dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu i teori poskolonial ii teori struktur naratif. Teori poskolonial
dijelaskan secara terpisah dalam tiga aspek, yaitu i keberadaan teori poskolonial, ii mimikri dan hibriditas yang masing-masing dipecah menjadi dua bagian: mimikri dan
ambivalensi serta hibriditas dan sinkretisme, dan iii model kajian poskolonial. Sebaliknya, teori struktur naratif dijelaskan dalam satu aspek yang berkaitan
dengan struktur plot, struktur fisik, ras, dan relasi gender, struktur ruang dan waktu, serta struktur transmisi narasi. Struktur naratif ini berfungsi menjelaskan pola hidup
masyarakat dalam realitas fiksi dan kontekstualitasnya dengan realitas historis. Konstruksi kehidupan masyarakat dalam realitas fiksi dan realitas historis tersebut
menjadi dasar pengembangan identitifikasi mimikri dan hibriditas dalam penelitian 21
Universitas Sumatera Utara