Revaluasi Aktiva Tetap PT. ABC
237
| P a g e
Apabila WP tidak keberatan, Rugi Fiskal 2009 menurut SKP sebesar Rp.40.000.000.000,- dapat dikompensasikan ke Penghasilan Neto Fiskal tahun 2010
dan selanjutnya s.d. 5 tahun. C. Jenis Harta
NBK H. Pasar
Selisih Lebih Revaluasi Tanah
Bangunan Rp.
20.000.000.000,- 46.000.000.000,-
Rp. 200.000.000.000,-
250.000.000.000, Rp.
180.000.000.000,- 204.000.000.000,
Rp. 66.000.000.000,- Rp. 450.000.000.000, Rp. 384.000.000.000, -- PPh Final Revaluasi
Selisih lebih Komersial setelah PPh Revaluasi = Dikurangi Rugi Komersial =
Selisih Lebih Komersial Neto = Dibagikan Saham Bonus, Bukan Objek PPh
39.100.000.000,- Rp. 344.900.000.000,
36.000.000.000,- Rp. 308.900.000.000,
308.900.000.000,
RANGKUMAN
Sejak Reformasi perpajakan tahun 1984, prinsip menghitung penghasilan kena pajak bagi WP yang menyelenggarakan pembukuan adalah prinsip harga
historis historical cost, dalam keadaan inflasi perhitungan harga pokok produksi berdasarkan prinsip harga historis tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Salah satu unsur terpenting dalam menghitung harga pokok produksi adalah penyusutan aktiva tetap yang ditentukan oleh harga perolehan aktiva tetap;
penyusutan aktiva tetap berdasarkan harga historis dalam keadaan inflasi menghasilkan harga pokok produksi yang rendah, yang mengakibatkan perusahaan
tidak dapat membeli kembali aktiva tetap. Oleh karena itu mulai tahun 1995, Menteri Keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang Penilaian kembali aktiva tetap
dan faktor penyesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan karena perkembangan harga; atas dasar tersebut diterbitkan
Keputusan Menteri
Keuangan RI
No.507KMK.041996 dirubah
dengan No.18KMK.041998, diganti dengan No.384KMK.041998 dan terakhir diganti
dengan No.486KMK.032002 tanggal 28 November 2002 tentang Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan, yang terakhir adalah Peraturan
MKRI No.79PMK.032008 mulai berlaku 23 Mei 2008.
238
| P a g e
Revaluasi untuk tujuan perpajakan setelah tanggal 23 Mei 2008 atas selisih lebih revaluasi tidak boleh dikurangi dengan kompensasi rugi fiskal,
sedangkan yang dilakukan sebelum 23 Mei 2008 atas selisih lebih revaluasi harus dikompensasikan dengan rugi fiskal, dikenai PPh Final sebesar 10
sepuluh persen. PSAK NO.16 Revisi 2007 akuntansi diperkenankan melakukan revaluasi,
perbedaan pokok dengan PPh: a. Selisih lebih revaluasi menurut PPh merupakan penghasilan, menurut
akuntansi bukan penghasilan. b. Kerugian akibat penurunan nilai aset tetap secara akuntansi diakui
sebagai kerugian, sedangkan menurut PPh tidak dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak.
c. Revaluasi menurut PPh merubah masa manfaat kembali ke masa manfaat semula, revaluasi menurut akuntansi dapat merubah umur aset
tetap atau tidak merubah. d. Apabila harga perolehan aset tetap dan harga pasar revaluasi antara PPh
sama dengan akuntansi, perbedaan tersebut merupakan beda waktu.
LATIHAN
1. Revaluasi berdasarkan Keputusan MKRI No.486KMK.032002 PT. MUSTIKA JAYA didirikan pada awal tahun 1995 dengan modal dasar
100.000 lembar saham, nilai nominal perlebar saham Rp. 1.000.000,-. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar nilai nominal sebanyak
30.000 saham oleh PT. ABC sebesar 80 dan sisanya oleh 5WPOPDN. PT. MUSTIKA JAYA berusaha dalam bidang perhotelan, pada tahun 1995
mendapat kredit investasi dari BBD BANK MANDIRI untuk membangun
hotel maksimal sebesar Rp. 100.000.000.000,-; bangunan hotel selesai akhir tahun 1996 dengan total biaya termasuk bunga yang dikapitalisir
Rp.93.500.000.000,-, sisa HGU 34 tahun sebagai dasar penyusutan komersial dengan metode garis lurus tanpa taksiran nilai residu, tahun buku
= tahun takwim.
239
| P a g e
Neraca sebelum usaha komersial per 31 Desember 1996. Aktiva lancar
Rp. 10.000.000.000,- Tanah
20.000.000.000,- Bangunan
93.500.000.000,- Total aktiva
Rp. 123.500.000.000,- Hutang Bank
Rp. 93.500.000.000,- Modal saham
30.000.000.000,- Total Hutang dan Modal Rp. 123.500.000.000,-
Usaha komersial dimulai pada awal tahun 1997, penyusutan fiskal dimulai tahun 1997 sudah mendapat persetujuan KPP.
Perusahaan tidak pernah membagi dividen, bunga bank dan angsuran pokok dibayar tepat waktu; saldo hutang bank per 31-12-2004
Rp. 70.000.000.000,-. Rugi-Laba dari tahun 1997 sd 2004:
Tahun Laba Rugi Komersial
Biaya yang tidak dapat dikurangkan
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
Rp 2.000.000.000,-
5.000.000.000,- 4.000.000.000,-
3.000.000.000,- 1.000.000.000,-
2.000.000.000,- 3.000.000.000,-
4.000.000.000,- Rp
200.000.000,- 350.000.000,-
300.000.000,- 250.000.000,-
200.000.000,- 250.000.000,-
300.000.000,- 400.000.000,-
Tidak ada PPh yang dipotong oleh pihak lain dan pembayaran PPh pasal 25 tahun 1997 NIHIL dan selanjutnya sesuai SPT. WP; SPT. PPh
disampaikan ke KPP tepat waktu tidak terlambat.
240
| P a g e
Tahun 1997 sd 2000 dilakukan pemeriksaan sekaligus pada tahun 2003, koreksi fiskal positif pemeriksa pajak :
1997 Rp.
200.000.000,- 1998
500.000.000,- 1999
400.000.000,- 2000
300.000.000,- Diterbitkan SKP tanggal 30 Oktober 2003, dan WP tidak mengajukan
keberatan. Pada akhir tahun 2004, berdasarkan neraca per 31 Desember 2004 dilakukan
penilaian kembali aktiva tetap, nilai wajar menurut penilai; tanah sebesar Rp. 60.000.000.000,- dan bangunan sebesar Rp. 150.000.000.000,-.
Persetujuan KPP atas revaluasi tersebut tanggal 31 Januari 2005, dan pada tanggal 8 Pebruari 2005 dibagikan saham bonus dalam kelipatan Rp. 10 juta,-
Diminta :
a. Hitung penyusutan fiskal dari tahun 1997 sd 2004 dan perbandingannya dengan penyusutan komersial
b. Hitung PhKP Rugi Fiskal dan PPh terhutang menurut SPT WP dari tahun 1997 sd 2004
c. Hitung PhKP Rugi Fiskal menurut hasil pemeriksaan dan sebutkan jenis SKP yang diterbitkan
d. Apakah WP wajib membetulkan SPT PPh atas hasil pemeriksaan tersebut, dan buat perhitungannya?
e. Hitung NBK dan NBF per 31-12-2004 sebelum revaluasi f.
Sebutkan sumber hukum penilaian kembali aktiva tetap KMK.4862002 g. Hitung Rugi Fiskal yang masih dapat dikompensasi pada akhir tahun
2004 h. Hitung selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap per 31-12-2004 dan
PPh-nya i.
Buat jurnal penilaian kembali aktiva tetap per 31-12-2004 j.
Hitung jumlah saham bonus yang dibagikan dan bagaimana perlakuan perpajakan atas pembagian saham bonus tersebut
241
| P a g e
Semua aktiva tetap diperoleh awal tahun 2001, penyusutan komersial dengan metode garis lurus tanpa taksiran nilai residu, penyusutan fiskal untuk harta
berwujud bukan kelompok bangunan dengan metode Saldo Menurun. Tidak ada tambahan, penarikan aktiva tetap dari tahun 2001 s.d. tahun 2009.
Tidak ada beda tetap dari tahun 2001 s.d. tahun 2009. NSBF dibulatkan kebawah dalam ribuan rupiah.
Pada awal tahun 2010 1-1-2004 diadakan penilaian kembali aktiva tetap berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan R.I. No.79PMK.032008.
Hasil penilaian dari Penilai : Jenis Aktiva Tetap
Harga Pasar Tanah
Rp.100.000.000.000,- Bangunan
65.000.000.000,- Mesin Pabrik III
108.000.000.000,- Peralatan
2.000.000.000,- Rp.275.000.000.000,-
Diminta :
1 Hitung penyusutan fiskal dari tahun 2001s.d. tahun 2008 2 Buat perbandingan penyusutan komersial dan penyusutan fiskal dari
tahun 2001 s.d. 2008 3 Hitung Rugi Fiskal yang masih dapat dikompensasikan per 31 Des
2009 4 Hitung selisih lebih revaluasi dan PPh Final Revaluasi
5 Hitung penyusutan fiskal tahun 2010 6 Hitung pembagian saham bonus dari revaluasi aktiva tetap
7 Buat jurnal revaluasi sampai pembagian saham bonus 8 Buat Neraca Komersial setelah revaluasi dan pembagian saham bonus
| P a g e
242
BAB
PENGGABUNGAN BADAN USAHA DAN PELEBURAN BADAN USAHA