Sumber Hukum. Bahan Ajar Akuntansi Pajak

| P a g e 200 nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, b. Yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf a, maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut. 5. Apabila terjadi pengalihan harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf c, maka dasar penilaian bagi badan yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut. Pasal 4 1 d UU PPh 1984 dan perubahannya. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta merupakan objek PPh, termasuk: 1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal UU. No.101994 ; 2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya; 3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambil alihan usaha atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun; 4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu sederajat, badan keagamaan atau badan pendidikan badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. 5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan; Pasal 6 ayat 1.d UU. No.101994 tidak berubah s.d. UU. No.362008. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan; dapat dibiayakan. | P a g e 201

B. Pengertian Aktiva Tetap.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan selanjutnya disingkat PSAK No.16 butir 05, Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Berdasarkan Pasal 9 ayat 2 UU PPh 1984 dan perubahannya: Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 atau 11A Pengertian harta berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun menurut UU PPh 1984 dan perubahannya, lebih luas dibanding pengertian aktiva tetap menurut akuntansi; namun dalam prakteknya sama yaitu mengikuti akuntansi.

C. Pembelian Aktiva Tetap dari Pihak-Pihak yang Tidak Ada Hubungan Istimewa.

Berdasarkan PSAK No.16 butir 05, Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan; Pengertian tersebut identik dengan Pasal 10 ayat 1 UU PPh 1984 dan perubahannya yaitu harga perolehan dalam hal terjadi pembelian harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan. Berdasarkan PSAK No.16 butir 14, Biaya Perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor bea masuk dan bea masuk tambahan dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi non-refundable, dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan harga dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. | P a g e 202 Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung, adalah: 1. Biaya persiapan tempat; 2. Biaya pengiriman awal initial delivery dan biaya simpan dan bongkar muat handling cost; 3. Biaya pemasangan instalation cost; dan 4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur. Pengeluaran yang dapat dikapitalisasikan pada harga perolehan aktiva tetap adalah pengeluaran yang dapat memperpanjang masa manfaat atau menambah manfaat keekonomian, mencakup: 1. Modifikasi suatu pos sarana pabrik, 2. Upgrading Machine Parts, 3. Penerapan proses produksi baru. Komponen biaya perolehan harga perolehan menurut akuntansi tersebut merupakan komponen harga perolehan fiskal, pengeluaran tersebut berkaitan dengan kewajiban memotong atau memungut PPh-pihak lain atau bukan. Pajak Masukan atas perolehan barang modal aktiva tetap yang digunakan untuk memproduksi atau menjual Barang Kena Pajak BKP dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran, tidak termasuk harga perolehan aktiva tetap. Contoh 1: PT. ABC membeli mesin untuk memproduksi BKP: Harga mesin Potongan harga 10 Harga neto a. Biaya persiapan tempat b. Biaya pengangkutan c. Biaya pemasangan d. Biaya profesional Harga perolehan aktiva tetap Rp. 1.000.000.000,- 100.000.000,- Rp. 900.000.000,- 10.000.000,- 5.000.000,- 5.000.000,- 5.000.000,- Rp. 925.000.000,- Pajak Masukan sebesar Rp.90.000.000,- dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran, bukan merupakan harga perolehan: Biaya pengangkutan merupakan objek pemotongan PPh: