Akuntansi Pemotongan PPh Berdasarkan Jenis Jasa atau Usaha. 1. Jasa konstruksi.

63 | P a g e memberi bukti potong kepada Penyedia Jasa konstruksi, dari jumlah bruto termasuk harga bahan sebesar: - 2 dua persen untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil; - 4 empat persen untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha; - 3 tiga persen untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam no.1 dan no.2 atau Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha menengah dan besar; - 4 empat persen untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memliliki kualifikasi usaha; dan - 6 enam persen untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha. b. Usaha Jasa konstruksi termasuk jasa kena pajak JKP, atas penyerahan jasa konstruksi terutang PPN sebesar 10 harga bruto termasuk harga bahanmaterial; kecuali yang dilakukan oleh Pengusaha Kecil tidak terutang PPN. Kriteria Pengusaha Kecil berdasarkan Peraturan MKRI No.68PMK.032010 adalah jumlah peredaran omset satu tahun kurang dari Rp.600.000.000,- enam ratus juta rupiah. Pengusaha Jasa Konstruksi Kontraktor yang jumlah peredaran satu tahun atau jumlah nilai kontrak satu tahun sudah Rp.600.000.000,- keatas, wajib melaporkan usahanya ke KPP untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP. Setelah dikukuhkan sebagai PKP, setiap mengajukan tagihan termin ditambah PPN sebesar 10 dan membuat Faktur Pajak. Contoh Kontraktor PT. JASA KONSTRUKSI Sertifikasi Menengah mengadakan kontrak pembangunan gedung sebesar Rp.10.000.000.000,- dengan PT.ABC PKP. Beli Besi Rp.100.000.000,- dari Pabrik dikenakan PPN sebesar Rp.10.000.000,- dan Beli Semen dari Pabrik sebesar Rp.250.000.000,- dikenakan PPN sebesar Rp.25.000.000,-; PPN yang dibayar tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran dengan Syarat ada Faktur Pajak Standar dari Penjual BesiSemen. 64 | P a g e Tagihan I sebesar Rp.1.000.000.000,- PPN 10 100.000.000,- Jumlah Tagihan Rp.1.100.000.000,- PT.ABC memotong PPh Ps. 42 sebesar 3 30.000.000,- Dibayarditerima Rp.1.070.000.000,- PT. JAYA KONSTRUKSI membuat Faktur Pajak sebesar Rp.100.000.000,- yang merupakan Pajak Keluaran. Perhitungan dalam SPT Masa PPN bulan Pajak Keluaran Rp.100.000.000,- PM dapat dikreditkan 35.000.000,- Kurang Bayar Rp. 65.000.000,- Jurnal PT. JAYA KONSTRUKSI Menyampaikan tagihan ke PT.ABC: Piutang Usaha D Rp.1.100.000.000,- PPN PK K 100.000.000,- Ph. Jasa Konstruksi K 1.000.000.000,- Pada waktu menerima cek dari PT.ABC: Bank D Rp.1.070.000.000,- PPh-Final D 30.000.000,- Piutang Usaha K 1.000.000.000,- Jurnal PT.ABC Pada waktu menerima tagihan: Proyek Dalam Proses D Rp.1.000.000.000,- PPN PM-DDK D 100.000.000,- Utang Usaha K 1.100.000.000,- Pada waktu membayar: Utang Usaha D Rp.1.100.000.000,- Hutang PPh Ps.42 K 30.000.000,- 65 | P a g e Bank K 1.070.000.000,-

2. Biaya transportasi dengan kendaraan angkutan darat.

Pasal 23 ayat 1c UU. No.36 Tahun 2008 atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali tanahbangunan, dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto. Biaya transportasi untuk mengangkut bahan atau barang dengan angkutan dapat dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-70PJ2007 mulai berlaku 9 April 2007 s.d. 31 Des. 2008. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus kendaraan angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis dipotong PPh Pasal 23 sebesar 1,5 satu setengah persen dari jumlah bruto tidak termasuk PPN; sebelum 9 April 2007 dipotong PPh Pasal 23 sebesar 3 tiga persen. Apabila perusahaan angkutan darat telah dikukuhkan sebagai PKP, atas jasa angkutan darat bukan angkutan umum dikenai PPN sebesar 10 sepuluh persen. Contoh: PT. DWIJAYA PKP membayar biaya angkutan darat dari Jakarta ke Surabaya sebesar Rp.10.000.000,- untuk mengangkut barang hasil produksi ke CV. MAJU PKP. Jurnal PT. DWIJAYA: Biaya Angkut D Rp.10.000.000,- PPN PM-DDK D 1.000.000,- Hutang PPh Ps.23 K 200.000,- BankKas K 10.800.000,- Jurnal PT. MAJU: BankKas D Rp.10.800.000,- PPh Dibayar Dimuka D 200.000,- PPN PK K 1.000.000,- Ph. Jasa Angkutan K 10.800.000,- 66 | P a g e

3. Biaya transportasi dengan kapal laut dan pesawat udara.

a. Pelayaran dalam negeri. Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.416KMK.041996, SE-29PJ.41996. WP Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri adalah orang yang bertempat tinggal atau badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia yang melakukan usaha pelayaran dengan kapal yang didaftarkan baik di Indonesia maupun diluar negeri atau dengan kapal pihak lain. Atas penghasilan dari pengangkutan orang dan barang bagi WP perusahaan pelayaran dalam negeri dikenakan PPh sebesar 1,2 satu koma dua persen dari peredaran bruto bersifat final. Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh dari pengangkutan orang dan barang yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan luar negeri dan sebaliknya. Apabila WP Badan mengangkut barang dengan kapal yang merupakan pelayaran dalam negeri wajib memotong PPh-Final sebesar 1,2 dari jumlah bruto. b. Pelayaran atau penerbangan luar negeri. Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.417KMK.041996. Besarnya PPh-bagi perusahaan pelayaran atau penerbangan luar negeri sebesar 2,64 dua koma enam puluh empat persen dari peredaran bruto dan bersifat final. Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh dari pengangkutan orang atau barang yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia ke pelabuhan luar negeri. Apabila WP-Badan mengangkut barang menggunakan perusahaan pelayaran atau penerbangan asing wajib memotong PPh-final sebesar 2,64. c. Penerbangan dalam negeri. Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.475KMK.041996, SE-35PJ.41996. Perusahaan penerbangan dalam negeri adalah perusahaan penerbangan yang bertempat kedudukan di Indonesia yang memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian carter. 67 | P a g e Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh berdasarkan charter dari pengangkutan orang atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri. Besarnya PPh adalah 1,8 satu koma delapan persen dari peredaran bruto; merupakan kredit pajak tidak final. Apabila WP Badan melakukan charter penerbangan dalam negeri, wajib memotong PPh-Pasal 23 sebesar 1,8 satu koma delapan persen.

4. Biaya sewa.

Biaya sewa terdiri dari sewa tanah dan atau bangunan, sewa kendaraan angkutan darat, sewa harta selain tanah bangunan dan kendaraan angkutan darat, termasuk charter kapal, charter pesawat, charter kendaraan; berkaitan dengan kewajiban memotong PPh-Pasal 42 final atau PPh Pasal 23, PPh Pasal 15. a. Sewa tanah atau bangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 dan perubahannya No.5 tahun 2002, Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.120KMK.032002, Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-227PJ2002. Besarnya PPh yang terutang bagi WP orang pribadi maupun WP Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari penyewaan tanah dan atau bangunan adalah 10 sepuluh persen dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan dan bersifat final. Jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan service charge baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan. Apabila WP Badan menyewa tanah dan atau bangunan, wajib memotong PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 dari jumlah bruto nilai persewaan, pada saat pembayaran atau terutangnya sewa tergantung peristiwa mana yang lebih dahulu terjadi; menyetorkan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro serta melaporkan ke KPP. 68 | P a g e b. Sewa harta selain tanahbangunan. Pasal 23 ayat 3c UU. No.36 tahun 2008, atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali tanah atau bangunan, dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-70PJ2007, mulai berlaku 9 April 2007 s.d. 31 Des.2008. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain kendaraan angkutan darat dan tanah dan atau bangunan, untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis, dipotong PPh Pasal 23 sebesar 4,5 empat setengah persen dari jumlah bruto tidak termasuk PPN sebelumnya sebesar 6. Sewa atau carter kendaraan angkutan darat, kapal atau pesawat dalam negeri maupun luar negeri, telah dibahas dalam Biaya Transportasi tersebut diatas, kemungkinan WP melaporkan dalam Biaya Sewa. c. Dilakukan equalisasi dan rekonsiliasi antara Biaya Sewa menurut SPT Tahunan PPh WP Badan dengan SPT Masa PPh Pasal 23, SPT Masa PPh Pasal 42, SPT Masa PPh Ps.15. d. Sewa terutang PPN sebesar 10, kecuali yang menyewakan masih termasuk pengusaha kecil omset 1 tahun Rp.600.000.000,- dan jasa dibidang angkutan umum didarat dan air baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

5. Biaya bunga pinjaman.

Pasal 6 1 a UU PPh 1984 dan perubahannya, biaya bunga merupakan biaya yang dapat dikurangkan deductible. Penjelasan: Bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli saham tidak dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang deviden yang diterima bukan merupakan objek pajak, biaya bunga tersebut dapat dikapitalisasikan pada harga perolehan saham. 69 | P a g e Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diberikan contoh: PT. A distributor meminjam uang sebesar Rp.10.000.000.000,- untuk membeli saham setoran modal sebesar 25 dari modal yang ditempatkan PT.B pabrikan seharga Rp.10.000.000.000,- Bunga tahun 2001 sebesar 20 = Rp.2.000.000.000,- tidak dapat dikurangkan sebagai biaya, tetapi dapat dikapitalisasi pada harga perolehan saham PT. B menjadi Rp.12.000.000.000,- SE.46PJ.041995, 5-10-1995 Perlakuan biaya bunga apabila WP menerima bunga depositotabungan yang dikenakan PPh-Final:  Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besar atau lebih kecil dari jumlah rata- rata dana yang ditempatkan sebagai depositotabungan, maka seluruh biaya bunga tidak dapat dibebankan non deductible.  Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam depositotabungan, maka seluruh biaya bunga yang dapat dikurangkan adalah biaya bunga rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata- rata depositotabungan. Contoh: Tingkat bunga pinjaman 20 Rata-rata pinjaman perbulan Rp. 150.000.000,- Rata-rata deposito perbulan Rp. 40.000.000,- Beban Bunga komersial Rp. 30.000.000,- yang dapat dikurangkan 20 X Rp.110.000.000,- Rp. 22.000.000,- Koreksi fiskal positif Rp. 8.000.000,- Biaya bunga atas pinjaman untuk membangun bangunan, dikapitalisasi ke harga perolehan bangunan. Pasal 23 ayat 1 a 2, UU. No.36 Tahun 2008, atas pembayaran atau terutangnya bunga pinjaman ke WPDN atau BUT dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15 lima belas persen, kecuali bunga yang dibayarkan ke Bank dan Sewa Guna Usaha dengan hak opsi. Pasal 26 ayat 1 b atas pembayaran atau terutangnya bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang 70 | P a g e ke WPLN selain BUT dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20 dua puluh persen, kecuali WPLN tersebut menyerahkan Surat Keterangan Domisili dari negara P3B, dipotong PPh Pasal 26 sesuai tarif P3B.

6. Biaya royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

Penjelasan Pasal 4 ayat 1 huruf h UU. No.36 Tahun 2008: Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas: a. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta dibidang kesusasteraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, disain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektualindustrial atau hak serupa lainnya; b. Penggunaan atau hak menggunakan peralatanperlengkapan industrial, komersial atau ilmiah; c. Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial atau komersial; d. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada huruf a pengunaan atau hak menggunakan peralatanperlengkapan tersebut pada huruf b, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada huruf c, berupa:  Penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;  Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkandipancarkan melalui satelit, kabel, serat optic, atau teknologi yang serupa;  Penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spectrum radio komunikasi; e. Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup motion picture film, film atau pita video untuk siaran televise, atau pita suara untuk siaran radio; 71 | P a g e f. Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektualindustrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut diatas. g. Pasal 6 ayat 1 huruf a UU. No.36 Tahun 2008 dan perubahannya, biaya royalti merupakan biaya yang dapat dikurangkan. Pasal 23 ayat 1 angka 3 UU. No.36 Tahun 2008, WP Badan yang membayar royalti ke WPDN wajib memotong PPh Pasal 23 sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto tidak termasuk PPN; akuntansinya dibahas dalam Bab IV. Pasal 26 ayat 1 huruf c UU. No.36 Tahun 2008, semua WP yang membayar royalti ke WPLN, wajib memotong PPh Pasal 26 sebesar 20 dua puluh persen atau sesuai tarif P3B dari jumlah bruto tidak termasuk PPN. Royalti termasuk barang tidak berwujud kena pajak terutang PPN sebesar 10 termasuk royalti yang dibayar ke WPLN Contoh: PT. XYZ Indonesia pada tahun 2007 membayar royalti ke PT. XYZ Corporation di USA sebesar USD 100.000 kurs MK sebesar Rp. 9.000. PT. XYZ wajib memotong PPh Pasal 26 sesuai tarif P3B yaitu 10 X Rp. 900.000.000,- = Rp. 90.000.000,- dan wajib membayar PPN Jasa Luar Negeri sebesar Rp. 90.000.000,- yang merupakan PM yang dapat dikreditkan dengan PK; akuntansinnya dibahas dalam Bab 5. RANGKUM AN Perusahaan terutama WP Badan DN dan BUT yang membayar biaya wajib menghitung dan memotong PPh-Pihak Lain PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 15 dan PPh Pasal 4 ayat 2 Final, menyetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos dan melaporkan ke KPP dimana perusahaan terdaftar dalam bentuk SPT Masa. Apabila sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP wajib memungut PPN pada waktu penyerahan BKPJKP yang kurang atau lebih bayar untuk setiap masa pajak bulan dilaporkan dalam SPT Masa PPN. 72 | P a g e LATIHAN. 1. Buat perhitungan perbulan PKPM dan jurnal atas transaksi berikut ini: a. Pada tanggal 5 Mei 2010 PT. ABC menjual barang dagangan secara kredit kepada PT. Setia Abadi, harga barang Rp. 100.000.000,- belum termasuk PPN. Pada tanggal 30 Maret 2010 PT. Setia Abadi melunasi diberikan potongan tunai 5. b. Pada tanggal 10 Mei 2010 PT. ABC membeli barang dagangan secara kredit dan PT. WINDU KENCANA. harga barang Rp. 80.000.000,- belum termasuk PPN. Pada tanggal 5 Juni 2010, dilunasi diberikan potongan tunai 7,5. c. Pada Tanggal 3 Mei 2010 PT. ABC menjual barang dagangan secara krediT ke PT. REJEKI seharga Rp. 90.000.000,- belum termasuk PPN. Pada tanggal 10 Juni 2010 dibayar tunas tidak diberikan potongan tunai. d. Pada tanggal 12 Mei 2010 PT. ABC membeli barang dagangan secara kredit dari PT. USAHA MAKMUR harga barang Rp. 120.000.000,- belum termasuk PPN. Pada tanggal 20 Mei 2010 PT. ABC mengembalikan barang yang rusak seharga Rp. 10.000.000,- ke PT. USAHA MAKMUR dan disetujui. Pada tanggal 20 Juni 2010 dilunasi diberikan potongan tunai 3, e. Pada tanggal 5 Juni 2010 PT. ABC menerima tagihan dari XYZ Corp. Singapur atas jasa marketing di Singapur sebesar USD 10,000.-: kurs tengah Bl Rp. 5.000,- kurs MK= Rp. 5.050,-, Tanggal 30 Juni dibayar dengan kurs realisasi Rp. 5.100,- dan kurs MK sebesar Rp. 5.075,-. f. Pada tanggal 5 Mei 2010, PT. ABC membuka LC setesar USD 20,000.- ke Bank Mandiri untuk import barang dari LION-Corp. di USA, bayar uang muka impor sebesar 20 kurs realisasi Rp. 8.950,-. Pada tanggal 10 Juli 2010, menyelesaikan pernbayaran ke Bank Mandiri kurs realisasi Rp. 9.000,- kurs MK sebesar Rp. 9.050,-; bea masuk sebesar 15 dan tidak ada bea masuk tambahan PT. ABC mem puny ai API. Pada tanggal 15 Juli 2010 mengurus pengeluaran barang impor ke Bea Cukai, biaya EMKL sebesar Rp. 10.000.000,-. Hitung harga pokok impor dan jurnal atas transaksi tersebut. 73 | P a g e . g. Pada tanggal 10 Juli 2010 PT. ABC membuat tagihan ke Departemen Pertanian atas penjualan barang seharga Rp. 100.000.000,- belum termasuk PPN. Pada tanggal 10 Agustus 2010 diterima pembayaran atas tagihan tersebut. 2. CV. MAJU JAYA berusaha dalam bidang pakaian jadi garment untuk diekspor ke USA, tahun 2009 : a. Memperkerjakan 300 pegawai wanita bagian jahit dengan gaji perbulan Rp.1.200.000,- dan 15 pegawai wanita sebagai staf perusahaan dengan gaji perbulan Rp.3.000.000,-, dengan mendapat fasilitas yang sama. 1 Perusahaan telah masuk program JAMSOSTEK dengan membayar iuran JKK = 0,89, JKM = 0,30, Jaminan Kesehatan = 3, JHT = 3,70 dan JHT yang dibayar pegawai 2. 2 Penyediaan makan dan minuman perbulan sebesar Rp.72.000.000,-. 3 Pakaian seragam tiga kali tahun 2009 sebesar Rp.45.000.000,-. 4 THR dibayarkan bulan September sebesar satu bulan gaji tidak dihitung premi JAMSOSTEK. 5 Antar jemput pegawai dengan bus sebesar Rp.150.000.000,- untuk tahun 2009. 6 Tidak ada potongan gaji dan tidak ada lembur selama tahun 2009. 7 Piknik ke Taman Safari tahun 2009 sebesar Rp.45.000.000,- b. Memperkerjakan Mrs. SUSY-Expatriate dari Hongkong sebagai Manager Produksi dengan take home pay perbulan USD 3.000, dengan kurs per USD = Rp.9.300,-, tunjangan perumahan dan tunjangan transport sebulan Rp.10.000.000,- serta Tunjangan PPh Pasal 21 digross up; standar gaji perbulan USD 5.000. c. Sdr. Wagyman K2 sebagai Manager Umum SDM dengan gaji bruto perbulan Rp.10.000.000,- dan Sdr. Waty TK0 sebagai Manager Keuangan dengan gaji Rp.12.000.000,- perbulan ditambah 1X THR, tidak masuk Program Jamsostek. d. Direktur Utama Sdr. ANDI K3 gaji perbulan Rp.25.000.000,- dan Direktur Sdr. BUDI K2 gaji perbulan Rp.22.000.000,-; Sdr. ANDI dan Sdr. BUDI adalah pesero dari CV. MAJUJAYA. 74 | P a g e SOAL : a. Untuk pegawai wanita, hitung rincian biaya SDM tahun 2009 yang dapat dibiayakan, yang merupakan objek PPh Pasal 21, yang tidak dapat dibiayakan dan PPh Pasal 21 tahun 2009. b. Hitung Biaya Gaji dan Tunjangan PPh Pasal 21 untuk Mrs. SUSY c. Jelaskan perlakuan PPh Pasal 21 untuk gaji Sdr. ANDI dan Sdr. BUDI d. Hitung seluruh Biaya tersebut diatas yang dapat dikurangkan dan yang tidak serta berapa jumlah Objek PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 21 terutang th 2009 3. PT. KONSULTAN MANAJEMEN dikenai PPh-Tidak Final dan sudah dikukuhkan sebagai PKP, transaksi pada triwulan kedua tahun 2010. a. Pada tgl 5 April menagih ke PT. WIJAYA atas jasa manajemen sebesar Rp.100.000.000,- dan diterima pembayaran tgl 10 Mei. b. Pada tgl 20 April menerima tagihan dari ANDI Rekan PKP atas jasa manajemen sebesar Rp.20.000.000,- dibayar tgl 20 Mei. c. Pada tgl 3 Mei RUPS PT. KONSULTAN MANAJEMEN diputuskan pembagian dividen ke PT.OPQ 55 sebesar Rp.55.000.000,- dan Sdr. Bowo Laksono 45 sebesar Rp.45.000.000,- dibayar tgl 3 Juni. d. Pada tgl 10 April bayar sewa kantor kepada PT. WAHANA PKP untuk jangka waktu 3 bulan April s.d. Juni sebesar Rp.36.000.000,-. e. Pada tgl 11 Mei bayar sewa kendaraan untuk perjalanan keluar kota sebesar Rp.3.000.000,- ke PT. TRANSPORTASI JAYA PKP. f. Pada tgl 10 Mei bayar bunga ke Bank Mandiri sebesar Rp.10.000.000,-. g. Pada tgl 20 April diterima tagihan dari KAP .WONOJOYO Rekan Akuntan Publik belum PKP atas tagihan jasa audit tahun 2009 sebesar Rp.20.000.000,- dibayar tgl 20 Mei. h. Pada tgl 21 Mei mengajukan tagihan atas jasa manajemen ke PT. SEMEN GRESIK sebesar Rp.120.000.000,- dibayar tgl 2 Juni. Catatan : harga belum termasuk PPN. 75 | P a g e Diminta : a. Jurnal atas transaksi tersebut diatas. b. Sebutkan jenis dan jumlah PPh yang harus dipotong perbulan. c. Sebutkan jenis dan jumlah PPh yang dipotong pihak lain. 4. TSB Indonesia merupakan PMA yang pemegang sahamnya 95 oleh TSB Corp. Ltd di USA dan 5 oleh PT. Elektrik Jaya, PT. TSB memproduksi barang-barang elektronik dengan merk TSB untuk diekspor dan dijual didalam negeri, sudah dikukuhkan sebagai PKP dan tempat usaha di Jalan Raya Bogor KM.71, transaksi selama triwulan kedua tahun 2010 Pembukuan Rupiah; Pt. TSB mempunyai Rek. USD untuk pembayaran keluar negeri. a. Tanggal 5 April menerima tagihan atas jasa pemeriksaan barang ekspor dari XYZ-Corp. Singapur sebesar USD 10,000; kurs tengah BI Rp.9.300,- dan Kurs MK Rp.9.280,-; dibayar tgl 5 Mei kurs tengah BI Rp.9.320,- dan kurs MK Rp.9.310,-; XYZ Corp menyerahkan Surat Keterangan Domisili SKD. b. Tanggal 10 April bayar royalti ke TSB Corp sebesar USD 100,000,- kurs tengah BI Rp.9.310,- dan kurs MK Rp.9.315,- TSB Corp menyerahkan SKD; dan bayar dividen sebesar USD 180.000. c. Tanggal 10 April menerima tagihan dari TSB Corp atas jasa teknik yang dikerjakan di Indonesia kurang dari time test sebesar USD 5,000; dibayar tgl 5 Mei. Diminta : a. Perhitungan PPh Pasal 26, PPN Jasa Luar Negeri atas transaksi tersebut diatas b. Jurnal atas transaksi tersebut diatas | P a g e 76 BAB PENGHASILAN DAN BIAYA

A. Perubahan UU PPh 1984.

UU. No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, telah beberapa kali diubah, yaitu : a. UU. No.7 Tahun 1991 Perubahan Pertama; b. UU. No.10 Tahun 1994 Perubahan Kedua; c. UU. No.17 Tahun 2000 Perubahan Ketiga; d. UU. No.36 Tahun 2008 Perubahan Keempat. Perubahan keempat mulai berlaku 1 Januari 2009, yang berkaitan dengan penghasilan, biaya dan perhitungan penghasilan kena pajak sebagai berikut. Berdasarkan Pasal 34 UU No.10 Tahun 1994, peraturan pelaksanaan tentang PPh yang belum dicabut tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan UU PPh1984 dan perubahannya.

B. Penghasilan.

Berdasarkan Pasal 4 UU No.36 Tahun 2008, penghasilan dibedakan antara : penghasilan yang merupakan objek PPh tidak final sebagaimana dimaksud ayat 1, merupakan objek PPh Final sebagaimana dimaksud ayat 2, dan bukan merupakan objek PPh sebagaimana dimaksud ayat 3. 3 Tujuan Instruksional Khusus. Mahasiswa memahami, mampu menjelaskan dan menghitung:

a. Penghasilan yang merupakan objek PPh-tidak final, objek PPh-Final dan bukan objek PPh

b. Biaya yang dapat dikurangkan dan yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan.

c. Penghasilan Kena Pajak, tarif PPh dan PPh terutang.

| P a g e 77 1 Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk UU. No.71983 : a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini UU. No.101994; b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan UU. No.101994; c. laba usaha; cukup jelas, UU. No.101994; d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : 1 keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal UU. No.101994; 2 keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya; 3 keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambil alihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun; 4 keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial, termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; Peraturan MKRI. No.245PMK.032008.