Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Bagi Lessee. 1. SGU dengan hak opsi harus memenuhi kriteria :

177 | P a g e

2. Perlakuan PPh PPN atas SGU dengan hak opsi bagi Lessee.

a. Sewa guna usaha langsung direct lease, dalam transaksi ini lessee belum pernah memiliki barang modal yang menjadi objek sewa guna usaha, sehingga atas permintaannya lessor membeli barang modal tersebut. b. Lessor bukan PKP, oleh karena itu Faktur Pajak Standar dari suplier barang modal dipindahkan qq ke lessee supaya dapat dikreditkan oleh lessee. Contoh : PT. A suplier barang modal menjual barang modal ke PT. B Lessor untuk disewa guna usahakan ke PT. C lessee sebagai PKP. Faktur Pajak Standar atas pemungutan PPN ditulis nama dan NPWP PT. B qq PT. C. c. Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usahakan, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut. Penyusutan dilakukan mulai tahun pajak digunakannya hak opsi; khusus untuk barang modal berupa tanah tidak boleh disusutkan. d. Dasar penyusutan yang dipakai setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut adalah nilai sisa residual value barang modal yang bersangkutan. e. Pembayaran sewa guna usaha yang dibayarkan atau terutang, kecuali pembayaran atas tanah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang transaksi sewa guna usaha tersebut dapat digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi

3. Perlakuan akuntansi SGU dengan hak opsi oleh Penyewa guna usaha lessee.

PSAK No.30 butir 5.1. Capital Lease. a. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa harga opsi yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga 178 | P a g e berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha. b. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha. c. Aktiva yang disewa guna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.

E. Contoh SGU Dengan Hak Opsi Bagi Lessee.

Pada tanggal 31 Maret 2000 PT. SENTOSA ABADI yang berusaha dalam bidang persewaan angkutan darat sudah dikukuhkan sebagai PKP, memperoleh 20 dua puluh kendaraan dengan cara Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, rincian syarat sebuah kendaraaan : Harga on the road Rp. 170.000.000,- PPN sebesar 10 langsung dibayar ke suplier oleh PT. Sentosa Abadi. a. Uang muka Rp. 40.000.000,- b. Masa Sewa Guna Usaha 2 dua tahun c. Nilai Residu Rp. 10.000.000,- d. Hak Opsi Rp. 10.000.000,- e. Sisa pokok pinjaman sebesar Rp. 120.000.000,- dibayar 8 dedlapan kali angsuran per triwulan sebesar Rp.18.800.000,- pembayaran pertama jatuh tempo 30 Juni 2000, tingkat bunga per triwulan 5,25. f. Akuntansi : Taksiran Umur 4 tahun, diamortisasi dengan metode garis lurus Fiskal : Kendaraan yang digunakan untuk angkutan umum termasuk kelompok I. g. Pada tanggal jatuh tempo, PT. SENTOSA ABADI menggunakan hak opsi. Sisa umur komersial 3 tahun, penyusutan Fiskal dengan metode Saldo Menurun. h. Laba Komersial sebelum penyusutan komersial dan bunga S.G.U. Tahun 2000 2001 Laba Laba Rp. 1.800.000.000,- Rp. 1.600.000.000,- 179 | P a g e 2002 2003 2004 2005 Laba Laba Laba Laba Rp. 1.500.000.000,- Rp. 1.400.000.000,- Rp. 1.200.000.000,- Rp. 1.000.000.000,- i. Koreksi Fiskal Beda Tetap : Tahun Biaya yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan Neto yang dikenakan PPh Final 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rp. 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 100.000.000 10.000.000 12.000.000 15.000.000 18.000.000 20.000.000 25.000.000 Diminta : - Buat Tabel Pembayaran Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, terdiri : Jumlah pembayaran, bunga, angsuran pokok, sisa pokok pinjaman. - Buat perbandingan pembebanan biaya secara Akuntansi dan Fiskal mulai 2000 s.d. 2005 - Hitung Penghasilan Kena Pajak Rugi Fiskal dan PPh Terhutang dari tahun 2000 s.d. 2005 - Buat laporan “ Laba Yang Ditahan” secara Komersial dan Fiskal Jawaban. Harga on the road Uang muka Nilai Residu Pokok Pinjaman Jumlah Angsuran Bunga Ditangguhkan 20 X Rp.170.000.000 = 20 X 40.000.000 = 20 X 10.000.000 = 20 X 120.000.000 = 8X20X Rp18.800.000 = Rp.3.400.000.000,- 800.000.000,- Rp.2.600.000.000,- 200.000.000,- Rp.2.400.000.000,- 3.008.000.000,- 608.000.000,-