Kerugian Piutang Tak Tertagih.

| P a g e 136 b. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto, sepanjang memenuhi persyaratan: 1 Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut telah dibukukan sebagai penghasilan oleh debitur yang bersangkutan pada tahun yang bersangkutan; 2 WP harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak; daftar tersebut harus mencantumkan identitas debitur berupa nama, NPWP, alamat dan jumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih; dilampirkan pada SPT. Tahunan PPh. 3 Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut telah diserahkan perkara penagihannya Kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara, atau terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutangpembebasan uang antara kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; tidak berlaku untuk piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil atau debitur kecil lainnya. 4 Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil adalah piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi Rp.10.000.000,00 sepuluh juta rupiah, yang merupakan gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang diberikan oleh suatu institusi banklembaga pembiayaan dalam negeri sebagai akibat adanya pemberian: Kukesra, KUT, KPRSS, KUK, KUR, Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi dan debitur kecil lainnya yang tidak melebihi Rp.5.000.000,-. Dibuat daftar nominatif debitur kecil dilampirkan pada SPT Tahunan PPh.

M. Biaya Royalti atau Imbalan atas Penggunaan Hak,

Telah dibahas dalam Bab 2. | P a g e 137

N. Biaya Promosi dan Penjualan. 1. Pasal 6 ayat 1a.7. UU. No.36 Tahun 2008.

a. Biaya promosi dan penjualan dapat dibiayakan. Penjelasan pasal 6 1 a UU. No.36 Tahun 2008. Mengenai pengeluaran untuk promosi, perlu dibedakan antara biaya yang benar- benar dikeluarkan untuk promosi dengan biaya yang pada hakikatnya merupakan sumbangan. Biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk promosi boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Besarnya biaya promosi dan penjualan yang diperkenankan dan sebagai pengurang penghasilan bruto diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.02PMK.032010 dalam Bab II. b. Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh WP dalam rangka memperkenalkan danatau menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan danatau meningkatkan penjualan. c. Besarnya Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto merupakan akumulasi dari jumlah: d. Biaya periklanan di media elektronik, media cetak, danatau media lainnya; e. Biaya pameran produk; f. Biaya pengenalan produk baru; danatau g. Biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.

2. Tidak termasuk biaya promosi adalah:

a. Pemberian imbalan berupa uang danatau fasilitas, dengan nama dan dalam bentuk apapun, kepada pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan promosi; b. Biaya promosi untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final. Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel produk, besarnya biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar harga pokok sampel produk yang diberikan, sepanjang belum dibebankan dalam perhitungan harga pokok penjualan. Biaya promosi yang dikeluarkan kepada pihak