| P a g e
140
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, diatur lebih lanjut: PP No.18 Tahun 2009, Peraturan MKRI No.245PMK.032008.
R. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Berdasarkan Pasal 6 ayat 1 huruf a dan Pasal 9 ayat 1 huruf h UU PPh 1984 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dapat dibebankan sebagai biaya dalam
penghitungan Penghasilan Kena Pajak sepanjang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut SE-02PJ.422002:
1. Memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam UU PDRD; 2. Berkaitan langsung dengan kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang merupakan Obyek Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan tidak bersifat final dan atau tidak berdasarkan Norma Penghitungan
Penghasilan NetoNorma Penghitungan Khusus; 3. Tidak termasuk pengeluaran untuk sanksi berupa bunga, denda dan atau
kenaikan.
S. Biaya Kantor.
Biaya kantor terdiri dari alat tulis kantor, kertas, klip dan sebagainya merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
T. Biaya Listrik, Telepon, Air.
Biaya listrik, tepon, air yang pembayaran dapat dibuktikan dari tagihan PLN, TELKOM, PAM, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Apabila ada biaya listrik, telpon, air, pemegang saham atau pemilik yang dibayar perusahaan, tidak dapat dikurangkan dan merupakan dividen terselubung.
Biaya telpon seluler handphone untuk pegawai sampai dengan 17 April 2002, biaya penyusutan dan biaya berlangganan, pengisian ulang, perbaikan tidak
dapat dikurangkan. KEP-220PJ2002, mulai berlaku 18 April 2002.
Telp. Seluler handphone yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatannya atau pekerjaannya:
- harga perolehan, termasuk kelompok 1 masa manfaat 4 tahun dapat dibebankan sebesar 50-nya melalui penyusutan.
| P a g e
141
Contoh: 1 Mei 2002 dibeli Handphone untuk pegawai Rp.3.000.000,-, yang dapat
disusutkan 50 = Rp.1.500.000 penyusutan fiskal dengan metode garis lurus: Penyusutan Fiskal yang dapat dikurangkan th.2002 = 812 x 25 x
Rp.1.500.000,- = Rp.250.000,-. - 50 dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian uang pulsa dan perbaikan
dalam tahun yang bersangkutan dapat dikurangkan deductible expense.
U. Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan dengan Pajak Keluaran.
Berdasarkan Pasal 3 PP.138 Tahun 2000; bagi perusahaan yang bukan pengusaha kena pajak, misalnya: Hotel, Bank, Asuransi, Rumah Sakit dan
sebagainya, PPN yang dibayar pada waktu perolehan atau pembelian BKPJKP, tidak dapat dikreditkan dengan pajak keluaran, perlakuannya:
1. Dapat dikurangkan dari penghasilan sesuai pasal 6 UU PPh-1984, dan apabila masa manfaatnya lebih dari satu tahun pembebanannya melalui penyusutan atau
amortisasi, atau dikapitalisasi pada harga perolehan aktiva yang diperoleh atau dibeli.
2. Tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, apabila pengeluaran tersebut termasuk Pasal 9 UU PPh- 1984, misalnya PPN atas pembelian bahan-bahan
yang disumbangkan. Bagi perusahaan yang sudah dikukuhkan sebagai PKP, PPN atas perolehan
atau pembelian BKPJKP dibedakan antara PM yang dapat dikreditkan dengan PK dan PM yang tidak dapat di kreditkan dengan PK, perlakuannya seperti pada
pengusaha yang bukan PKP, di tambah untuk Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat atau kurang lengkap dalam pengisiannya tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
V. Gaji Anggota Persekutuan, Firma, CV.
Pasal 9 ayat 1 j UU. No.36 Tahun 2008. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, tidak dapat dibiayakan. Pasal 4 3 i UU. No.36 Tahun 2008: Bukan Objek PPh adalah bagian laba yang
diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma atau kongsi.