Biaya Listrik, Telepon, Air.

| P a g e 141 Contoh: 1 Mei 2002 dibeli Handphone untuk pegawai Rp.3.000.000,-, yang dapat disusutkan 50 = Rp.1.500.000 penyusutan fiskal dengan metode garis lurus: Penyusutan Fiskal yang dapat dikurangkan th.2002 = 812 x 25 x Rp.1.500.000,- = Rp.250.000,-. - 50 dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian uang pulsa dan perbaikan dalam tahun yang bersangkutan dapat dikurangkan deductible expense.

U. Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan dengan Pajak Keluaran.

Berdasarkan Pasal 3 PP.138 Tahun 2000; bagi perusahaan yang bukan pengusaha kena pajak, misalnya: Hotel, Bank, Asuransi, Rumah Sakit dan sebagainya, PPN yang dibayar pada waktu perolehan atau pembelian BKPJKP, tidak dapat dikreditkan dengan pajak keluaran, perlakuannya: 1. Dapat dikurangkan dari penghasilan sesuai pasal 6 UU PPh-1984, dan apabila masa manfaatnya lebih dari satu tahun pembebanannya melalui penyusutan atau amortisasi, atau dikapitalisasi pada harga perolehan aktiva yang diperoleh atau dibeli. 2. Tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, apabila pengeluaran tersebut termasuk Pasal 9 UU PPh- 1984, misalnya PPN atas pembelian bahan-bahan yang disumbangkan. Bagi perusahaan yang sudah dikukuhkan sebagai PKP, PPN atas perolehan atau pembelian BKPJKP dibedakan antara PM yang dapat dikreditkan dengan PK dan PM yang tidak dapat di kreditkan dengan PK, perlakuannya seperti pada pengusaha yang bukan PKP, di tambah untuk Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat atau kurang lengkap dalam pengisiannya tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. V. Gaji Anggota Persekutuan, Firma, CV. Pasal 9 ayat 1 j UU. No.36 Tahun 2008. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, tidak dapat dibiayakan. Pasal 4 3 i UU. No.36 Tahun 2008: Bukan Objek PPh adalah bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma atau kongsi. | P a g e 142

W. Gaji Pegawai yang Merupakan Pemegang Saham.

Pasal 9 1 f UU. No.36 Tahun 2008, tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Koreksi atas gaji pegawai yang merupakan pemegang saham 25 atau lebih, pada umumnya merupakan koreksi pemeriksa pajak. Contoh: Gaji Direktur pemegang saham 1 tahun = Rp.1.000.000.000,- Yang Wajar deductible 300.000.000,- objek PPh-Ps.21 Dividen terselubung non deductible Rp. 700.000.000,- objek PPh-Ps.23 Pasal 9 1 b dan Pasal 9 1 i UU. No.172000, tidak dapat dikurangkan: 1. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota, 2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang yang menjadi tanggungannya.

X. Dividen Terselubung.

Berdasarkan Pasal 9 ayat 1a, 1b, 1i, segala pengeluaran perusahaan untuk kepentingan pribadi pemegang saham tidak dapat dibiayakan dan merupakan pembagian dividen terselubung yang dikenakan PPh Pasal 23 sebesar 15 sampai dengan tahun 2008, dan mulai tgl 1 Januari 2009 dikenakan PPh Pasal 17 ayat 2c sebesar 10 sepuluh persen bersifat final; penyesuaian fiskal positif no.5a. Pengeluaran untuk kepentingan pribadi pemegang saham yang dibayar perusahaan misalnya:  listrik dan air;  telepon rumah dan handphone;  perbaikan dan pemeliharaan rumah;  perbaikan dan perbaikan mobil;  biaya pendidikan;  biaya perjalanan;  biaya pengobatan;