| P a g e
142
W. Gaji Pegawai yang Merupakan Pemegang Saham.
Pasal 9 1 f UU. No.36 Tahun 2008, tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
Koreksi atas gaji pegawai yang merupakan pemegang saham 25 atau lebih, pada umumnya merupakan koreksi pemeriksa pajak.
Contoh: Gaji Direktur pemegang saham 1 tahun = Rp.1.000.000.000,-
Yang Wajar deductible 300.000.000,- objek PPh-Ps.21
Dividen terselubung non deductible Rp. 700.000.000,- objek PPh-Ps.23
Pasal 9 1 b dan Pasal 9 1 i UU. No.172000, tidak dapat dikurangkan: 1. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu atau anggota, 2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau
orang yang menjadi tanggungannya.
X. Dividen Terselubung.
Berdasarkan Pasal 9 ayat 1a, 1b, 1i, segala pengeluaran perusahaan untuk kepentingan pribadi pemegang saham tidak dapat dibiayakan dan merupakan
pembagian dividen terselubung yang dikenakan PPh Pasal 23 sebesar 15 sampai dengan tahun 2008, dan mulai tgl 1 Januari 2009 dikenakan PPh Pasal 17 ayat 2c
sebesar 10 sepuluh persen bersifat final; penyesuaian fiskal positif no.5a. Pengeluaran untuk kepentingan pribadi pemegang saham yang dibayar
perusahaan misalnya: listrik dan air;
telepon rumah dan handphone; perbaikan dan pemeliharaan rumah;
perbaikan dan perbaikan mobil; biaya pendidikan;
biaya perjalanan; biaya pengobatan;
| P a g e
143
sumbangan-sumbangan; dan sebagainya.
Y. Laba Rugi Selisih Kurs Valuta Asing. 1. Ketentuan Pajak Penghasilan.
a. Pasal 4 1 l UU. No.172000 tidak ada perubahan UU.No.101994 Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakan objek pajak.
Penjelasan: Keuntungan karena selisih kurs dapat disebabkan fluktuasi kurs mata uang asing
atau adanya kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter. Atas keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing,
pengenaan pajaknya dikaitkan dengan sistem pembukuan yang dianut oleh WP dengan syarat dilakukan secara taat asas.
b. Pasal 6 1 e UU. No. 172000 tidak ada perubahan UU. No.101994. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing dapat dikurangkan dari Ph. bruto.
Penjelasan: Kerugian karena selisih kurs mata uang asing dapat disebabkan oleh adanya
fluktuasi kurs yang terjadi sehari-hari, atau oleh adanya kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter.
Kerugian selisih kurs mata uang asing yang disebabkan oleh fluktuasi kurs, pembebanannya dilakukan berdasarkan sistem pembukuan yang dianut, dan
harus dilakukan secara taat asas. Apabila WP menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tetap kurs
historis pembebanan kerugian selisih kurs dilakukan pada saat terjadinya realisasi atas perkiraan mata uang asing tersebut.
Apabila WP menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah B.I atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun, pembebanannya dilakukan
pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tengah B.I atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun.
Rugi selisih kurs karena kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter dapat dibukukan dalam perkiraan sementara di neraca dan pembebanannya dilakukan
bertahap berdasarkan realisasi mata uang asing tersebut.