Prinsip Pembukuan Cara Pembukuan.

4 | P a g e Dengan demikian pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.

C. Dasar Akrual Dasar Kas.

Pasal 28 ayat 5 UU KUP pembukuan perpajakan diselenggarakan dengan stelsel akrual atau stelsel Kas. Dasar Kas yang digunakan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak PhKP adalah dasar kas campuran bahkan mendekati dasar akrual, penjelasan Pasal 28 ayat 5 UU KUP: a. Penjualan meliputi seluruh penjualan baik yang tunai maupun yang bukan tunai kredit, hal ini sama dengan akrual. b. Harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian tunai dan kredit dan persediaan awal dan akhir, hal ini sama dengan akrual. c. Harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat diamortisasi, pembebanannya tidak boleh sekaligus tapi harus dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi; hal ini sama dengan akrual. d. Pasal 6 UU.PPh - 1984, dalam menentukan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto tidak dibedakan antara dasar kas dan dasar akrual. e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-273PJ1998 diganti KEP.184PJ2002 mulai berlaku 2001; Penghasilan bunga yang bersumber dari kredit non performing kurang lancar, diragukan dan macet diakui sebagai penghasilan pada saat bunga tersebut diterima bank dasar kas, hal ini sama dengan PSAK.No.13 butir 02.

D. Konsistensi.

Pasal 28 ayat 5 UU KUP pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas konsisten, walaupun demikian berdasarkan Ps. 28 ayat 6 UU KUP diperkenankan merubah metode pembukuan atau tahun buku, dengan syarat: a. Diajukan ke Direktur Jenderal Pajak melalui KPP dimana WP terdaftar sebelum dimulainya tahun buku yang bersangkutan. b. Menyampaikan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima serta akibat-akibat yang mungkin timbul. c. Persetujuan Direktur Jenderal Pajak 5 | P a g e PSAK No. 1 butir 14, perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh material perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.

E. Tahun Buku.

Berdasarkan Pasal 1 angka 8 UU KUP, Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender 1 Januari s.d. 31 Desember, kecuali bila WP menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Apabila tahun buku tidak sama dengan tahun takwim, yang menentukan pengisian SPT Tahunan PPh adalah enam bulan pertama, misalnya tahun buku: - 1 Maret 2008 s.d. 28 Februari 2009, SPT PPh-Tahun 2008, - 1 Juli 2008 s.d. 30 Juni 2009, SPT PPh-Tahun 2008, - 1 Agustus 2008 s.d. 31 Juli 2009, SPT PPh-Tahun 2009.

F. Penghasilan dan Biaya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan UU. PPh 1984 sebagaimana telah diubah dengan: - UU. No.7 Tahun 1991, mulai berlaku 1 Januari 1992; - UU. No.10 Tahun 1994, mulai berlaku 1 Januari 1995; - UU. No.17 Tahun 2000, mulai berlaku 1 Januari 2001; - UU. No.36 Tahun 2008, mulai berlaku 1 Januari 2009; a. Penghasilan. Akuntansi membedakan penghasilan dari usaha pokok dan penghasilan di luar usaha, sedangkan PPh membedakan: a. Penghasilan yang bukan objek pajak, pengertiannya terbatas yang diatur dalam Pasal 4 ayat 3 UU. No.36 Tahun 2008. b. Penghasilan yang merupakan objek pajak yang dikenakan PPh - Final, pengertiannya terbatas yang diatur dalam Pasal 4 ayat 2 UU. No.36 Tahun 2008; diatur dengan Peraturan Pemerintah. c. Penghasilan yang merupakan objek pajak yang dikenakan tarif umum atau tidak final, pengertiannya semua penghasilan selain huruf a dan b.

b. Biaya.

Tidak semua biaya dapat dikurangkan dari Penghasilan bruto, PPh membedakan: