Konsep Bangunan Kubah Konsep Pengembangan Lanskap Taman Burung TMII .1 Konsep Desain
perekrutan oleh pihak TMII untuk posisi tersebut setelah yang menjabat sebelumnya pensiun. Selain itu, tenaga kerja lapang yang dimiliki untuk
melaksanakan kegiatan pemeliharaan juga terbatas. Minimnya jumlah tenaga kerja tersebut menyebabkan beberapa tenaga kerja harus merangkap pekerjaannya
dengan pekerjaan lainnya untuk sementara ini. Contohnya, tenaga kerja bagian teknik, sementara ini mereka harus bertanggung jawab atau merangkap untuk ikut
mengelola seluruh kegiatan pemeliharaan baik burung maupun taman di area Taman
Konsevasi Nusantara.
Keputusan tersebut
merupakan kebijakan
manajemen Taman Burung TMII untuk mengatasi minimnya jumlah tenaga kerja di unit Taman Konservasi Nusantara. Namun, sebagai dampaknya, para tenaga
kerja teknik menjadi kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas pekerjaan tekniknya. Selain itu, unit kubah yang hanya ditangani oleh tiga orang tenaga kerja untuk
semua kegiatan pekerjaan unit kubah juga harus ikut turun tangan dalam membantu
penanganan pemeliharaan
tamannya. Hanya
saja pekerjaan
pemeliharaan yang memerlukan keahlian khusus, yaitu pemangkasan rumput menggunakan mesin tetap menjadi tanggung jawab pekerja Bagian Taman. Begitu
pula dengan rendahnya jumlah tenaga kerja taman untuk menangani kegiatan pemeliharaan lingkungan di seluruh kawasan Taman Burung TMII ini. Hal
tersebut menjadi salah satu hambatan dalam mengembangkan kembali kondisi tamannya seperti pada masa kejayaan sebelumnya. Banyaknya jumlah pekerjaan
dengan minimnya jumlah tenaga kerja menuntut Taman Burung TMII untuk bekerja lebih keras dan saling bekerja sama antarbagian agar kegiatan
pemeliharaannya dapat terus berjalan. Pada prinsipnya pembagian tenaga kerja di Taman Burung TMII dibagi
berdasarkan area atau unit pekerjaan. Tenaga kerja Bagian Taman terbagi di beberapa area dan bertanggung jawab atas semua kegiatan pemeliharaan taman di
areanya masing-masing. Jumlah tenaga kerjanya dibagi berdasarkan luasan dan kepentingan area. Terdapat 1 orang yang bertanggungjawab pada area pelayanan
pintu masuk, selasar, dan pelataran parkir, 2 orang di zona bagian barat termasuk karantina dan penangkaran, 2 orang di zona bagian timur termasuk
area kantor, 1 orang di area taman parkir besar, dan 1 orang di area pembibitan.
Taman Burung TMII memiliki SOP pemeliharaan taman Lampiran 8 yang dibuat oleh Supervisor Teknik dan Taman sebagai dasar kegiatan pemeliharaan
taman yang harus dilakukan para pekerja. SOP yang berisi butiran-butiran kegiatan pemeliharaan secara garis besar tersebut sebaiknya dapat dilengkapi
dengan dibuatnya jadwal pemeliharaan atau rencana program pemeliharaan secara lebih jelas dan rinci. Selama ini, semua kegiatan pemeliharaan taman di Taman
Burung TMII dilakukan berdasarkan skala prioritas dan atas inisiatif para tenaga kerja taman. Menurut Arifin dan Arifin 2005, setiap pengelola yang mengurusi
pekerjaan pemeliharaan harus mempunyai rencana pemeliharaan yang terperinci dan tersusun secara komprehensif serta saling terkait satu sama lainnya. Dalam
pelaksanaan pemeliharaan, pihak manajemen juga seringkali menerapkan sistem kerja bakti untuk membantu kegiatan pemeliharaan pada area tertentu, yaitu area
yang secepatnya membutuhkan penanganan pemeliharaan agar masalahnya dapat segera terselesaikan. Kerja bakti ini dilakukan oleh seluruh karyawan Taman
Burung TMII dan Taman Ayam Hias Nusantara baik tenaga manajamen maupun tenaga kerja lapang.