Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

dapat menarik keinginan untuk berekreasi. Setiap ruang umum dan pribadi yang diperuntukkan bagi penggunaan rekreasi merupakan area rekreasi, dan taman adalah setiap lahan umum atau pribadi yang diperuntukkan bagi estetika, edukasi, atau kebudayaan Gold, 1980.

2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Manajemen atau pengelolaan adalah proses penyusunan dan pemeliharaan lingkungan tempat individu-individu bekerja secara bersama dalam suatu kelompok, yang berupaya memenuhi suatu tujuan secara efisien Koontz dan Weihrich, 2006. Wright 1982 menyatakan bahwa pengelolaan taman berkaitan dengan perencanaan jangka panjang mengenai kebijakan dan staf organisasi dan peralatan untuk mencapai pemeliharaan yang efisien. Menurut Parker dan Bryan 1989, proses dalam pengelolaan dapat diurutkan menjadi empat tahap berikut: a. penetapan objek yang akan dikelola; b. perencanaan kegiatan pengelolaan; c. pelaksanaan kegiatan pengelolaan; d. pemantauan dan perbaikan rencana pengelolaan yang diperlukan. Rencana pengelolaan merupakan elemen penting dalam menjabarkan langkah-langkah kegiatan pemeliharaan agar dapat didiskusikan terlebih dahulu dan mencari alternatif solusi jika diperlukan serta menentukan pembagian kerja selanjutnya. Dalam pengelolaan lanskap, proses pelaksanaan pengelolaan atau kegiatan pemeliharaan sehari-hari adalah bagian yang paling memakan banyak waktu, energi, serta biaya. Efisiensi dalam pemeliharaan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap biaya. Metode dan intensitas dari pemeliharaan juga kadang-kadang akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada biaya pemeliharaan. Pada umumnya, lebih alami atau informal suatu pola dari objek yang akan dikelola, semakin rendah biaya pemeliharaannya. Sebaliknya, objek yang lebih formal atau semakin tidak alami akan memerlukan biaya yang lebih mahal Parker dan Bryan, 1989. Kegiatan pemeliharaan lanskap merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula Sternloff dan Warren, 1984. Menurut Arifin dan Arifin 2005, terdapat dua jenis pemeliharaan lanskap, yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal mengacu pada tujuan dan rancangan atau desain semula, sedangkan pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Sternloff dan Warren 1984 menyatakan bahwa untuk mencapai manajemen pemeliharaan yang efektif terdapat beberapa prinsip pemeliharaan taman sebagai berikut. a. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan. b. Pemeliharaan harus dilaksanakan secara ekonomis dalam aspek waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan. c. Operasional pemeliharaan hendaknya didasari pada rencana pemeliharaan yang logis. d. Jadwal pekerjaan pemeliharaan harus didasari pada kebijaksanaan dan prioritas. e. Pengelola pemeliharaan hendaknya menekankan pada pemeliharaan pencegahan. f. Pengelola pemelihara harus terorganisir dengan baik. g. Pengelola taman rekreasi harus memiliki sumber dana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan. h. Pengelola taman rekreasi harus menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan. i. Program pemeliharaan harus didesain untuk melindungi lingkungan alami. j. Pengelola pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan pegawai pemeliharaan. k. Dalam desain dan konstruksi dari suatu taman rekreasi dan fasilitasnya, pemeliharaan hendaknya menjadi pertimbangan utama saat pembangunan. l. Para pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap pencitraan khalayak umum dan pengelola taman rekreasi. Sternloff dan Warren 1984 juga menjelaskan bahwa pengelolaan yang baik seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian secara realistis dengan beberapa cara sebagai berikut: a. menginventaris dan mengidentifikasi fasilitas dan peralatan taman yang dipelihara; b. membuat perencanaan pemeliharaan rutin; c. membuat perencanaan alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidental; d. merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman; e. membuat jadwal tanggung jawab penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor; f. melakukan pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan; g. membuat sistem analisis biaya pemeliharaan. Pada pengelolaan lanskap diperlukan pula perhatian terhadap daya dukung. Daya dukung adalah konsep dasar di dalam pengelolaan lanskap dan sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan suatu area Arifin et al., 2009. Batas penggunaan suatu areal lanskap tersebut terkait dengan pengelolaan jumlah pengunjung. Suatu wisata taman seperti taman burung memiliki kapasitas tertentu untuk diakses oleh pengunjung. Menurut Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo 2003, pertimbangan terhadap kenyamanan dan kepuasan pengunjung atas sumber daya wisata yang ditawarkan serta perlindungan terhadap sumber daya wisatanya itu sendiri merupakan hal yang penting dalam pengelolaan suatu area wisata.

2.5 Burung dan Pengelolaan Habitatnya