Konsep Utilitas Konsep Pengembangan Lanskap Taman Burung TMII .1 Konsep Desain

yang berasal dari rontokan daun, sampah dari pengunjung, ataupun kotoran burung dan bulu-bulunya yang rontok. Para pekerja taman mengawali pekerjaannya dengan melakukan kegiatan penyapuan setiap pagi menggunakan sapu lidi bergagang panjang yang dikumpulkan dan diangkut menggunakan gerobak sampah ataupun karung plastik untuk dibawa pada satu unit kendaraan pengangkut sampah mobil pick up. Pada area Taman Konservasi Nusantara dan area parkir besar seringkali sampah hasil penyapuan dibakar pada satu titik tertentu. Seharusnya, hal ini sebisa mungkin dihindari karena asapnya akan mengganggu kenyamanan burung dan pengunjung. Pada area gua Bantimurung, volume sampah inorganiknya cukup banyak, yaitu sampah yang berasal dari bekas makanan atau minuman yang dibeli pengunjung di kantin dalam gua tersebut. Kebersihan di area dalam gua ini menjadi tanggung jawab pengelola kantin, tetapi, pekerja taman tetap ikut memperhatikan kebersihan pada area tersebut. Jika volume sampah dalam tempat sampah sudah penuh, petugas harus segera mengosongkannya kembali karena tempat sampah yang terlalu penuh akan menimbulkan kesan kurang indah. Selain itu, hal tersebut perlu diperhatikan untuk menghindari tingkah bangau tong-tong Leptoptilos javanicus yang seringkali mengacak-acak tempat sampah hingga berantakan Gambar 19. Gambar 19. Tingkah Bangau Tong-Tong di Area Taman

b. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah merupakan salah satu penanganan terhadap sampah padat dari hasil penyapuan baik sampah inorganik maupun organik serta kegiatan pemeliharaan lanskap seperti kegiatan pemangkasan. Jadwal pengangkutan sampah biasanya dilakukan pada pagi hari setelah semua petugas lapang selesai melakukan kegiatan penyapuan di unitnya masing-masing dan membawanya ke mobil pick up yang disediakan sebagai kendaraan pengangkut sampah. Frekuensi pengangkutan sampah yang dilakukan bergantung pada volume sampah yang dihasilkan. Kendaraan pengangkut sampah yang berukuran sedang ini biasanya mampu mengangkut sampah dalam sekali pengangkutan, kecuali jika ada sampah hasil pemangkasan pohon atau sampah hasil kegiatan kerja bakti. Sampah diangkut oleh satu unit kendaraan pengangkut sampah yang dioperasikan oleh satu orang tenaga kerja yang diberi tanggung jawab untuk melakukan kegiatan pengangkutan sampah ke TPS. Selanjutnya, sampah dibuang ke TPS yang berada di kompleks padepokan karyawan TMII Gambar 20. Gambar 20. Pembuangan Sampah di TPS Sebagian sampah organik dedaunan di Taman Burung TMII tidak dibuang ke TPS, tetapi ditumpuk dan dibiarkan pada suatu area tertentu yang lama kelamaan melapuk dan dapat dimanfaatkan sebagai kompos. Akan tetapi, jika hanya dibiarkan, proses pelapukan akan berjalan cukup lama. Sebagai alternatif pembuatan kompos, sanitary landfill Gambar 21 dapat menjadi salah metodenya, yaitu membuat lubang pada satu area tertentu di dalam kawasan Taman Burung TMII yang kiranya tidak mengganggu pandangan pengunjung untuk menumpuk sampah organik Arifin dan Arifin, 2005. Setelah dibiarkan beberapa waktu antara 3-4 bulan, timbunan sampah dapat digali kembali dan digunakan sebagai pupuk. Gambar 21. Sanitary Landfill