Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan

kapasitas kerja adalah faktor alam, kondisi tapak, dan kondisi elemen tamannya. Contohnya, pengamatan kegiatan penyapuan yang dilakukan saat pohon sedang tidak musim merontokan daun menyebabkan jumlah volume penyapuannya tidak banyak dan tidak perlu membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyelesaikannya. Secara otomatis, hal tersebut akan meningkatkan kapasitas kerja kegiatan pemeliharaan tersebut. Pada kegiatan pemangkasan semak, besarnya kapasitas kerja dipengaruhi oleh faktor kondisi elemen taman. Pemangkasan dilakukan pada semak dengan bentuk yang sederhana yang berfungsi sebagai pagar dan memiliki ukuran yang tidak besar. Hal ini sangat mempengaruhi nilai efektivitas pemangkasan semak menjadi sangat tinggi. Selanjutnya, kondisi elemen taman juga mempengaruhi rendahnya kapasitas kerja pemangkasan pohon dan pembersihan perkerasan. Pohon yang terdapat di Taman Burung TMII umumnya sudah sangat tinggi sehingga menambah tingkat kesulitan dalam pemangkasannya. Pembersihan perkerasan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembersihan kupel dan pembersihan kotoran-kotoran burung yang menempel sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama. Oleh karena itu, nilai kapasitasnya cukup jauh berada di bawah kapasitas kerja pembersihan perkerasan pada Arifin dan Arifin 2005. Pada hasil pengamatan di lapang, walaupun hasil efektivitas kerja menunjukkan nilai yang baik, hasil pemeliharaannya di lapang belum optimal dalam arti masih terdapat beberapa area taman yang belum tertangani sehingga tampak tidak terpelihara. Terbatasnya jumlah pekerja menjadi kendala bagi kegiatan pemeliharaan lanskap di Taman Burung TMII yang memiliki area relatif luas ini. Jumlah pekerja yang terbatas serta banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan menyebabkan hasil pemeliharaan menjadi kurang optimal. Menurut Hasibuan 2007, produktivitas dari tenaga kerja akan meningkat jika terdapat peningkatan efisiensi waktu, bahan, tenaga dan sistem kerja, teknik produksi, dan keterampilan dari tenaga kerjanya.

4.3.8 Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan

Taman Burung TMII merupakan salah satu unit kerja yang berada di bawah TMII sehingga evaluasi terhadap hasil kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh pihak pengelola TMII dengan melakukan pemantauan ke lapang pada periode waktu tertentu secara mendadak sistem operasi mendadak. Pengawasan dan pemantauan dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada pihak Taman Burung TMII. Hal ini bertujuan agar seluruh pegawai selalu berjaga dan berusaha memelihara kondisi Taman Burung TMII serta melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Salah satu hasil dari evaluasi oleh pihak TMII ini akan menentukan unit TMII yang mendapat penghargaan dalam predikat terbaik bidang lingkungan dan pertamanan TMII. Kegiatan evaluasi juga dilakukan dengan membuat laporan pengelolaan tahunan Taman Burung TMII. Laporan ini berisi mengenai seluruh kegiatan pengelolaan Taman Burung TMII baik koleksi burung dan tanaman maupun pengunjung. Selain itu, evaluasi Taman Burung TMII sebagai taman satwa juga dilakukan oleh tim akreditasi Departemen Kehutanan. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan dan pengakuan akrediatasi terhadap kualitas Taman Burung TMII. Menurut PKBSI 2000, salah satu butir pertimbangan yang menjadi pedoman evaluasi adalah penilaian terhadap keindahan taman satwa secara menyeluruh dengan mengutamakan sistem penataan sealami mungkin serta kualitas peragaan yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kehidupan satwanya. Untuk mendapat hasil penilaian yang baik terhadap hal tersebut, pengelolaan lingkungan taman menjadi faktor yang penting. Pengelolaan taman yang baik memerlukan evaluasi terhadap tenaga kerja dan hasil kegiatan pemeliharaannya. Kegiatan pengelolaan akan berjalan baik dengan adanya hubungan komunikasi yang juga baik antara atasan dan bawahan. Dalam membangun komunikasi serta koordinasi kepada para pegawai, dilakukan kegiatan pertemuan dengan seluruh tenaga kerja dan pimpinan Taman Burung TMII Gambar 38. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk membicarakan hasil kegiatan pemeliharaan, kendala, dan keluhan yang dialami pekerja, serta mencari solusi terbaiknya. Namun, jika evaluasi pemeliharaan taman hanya dilakukan dalam kegiatan pertemuan saja, tidak cukup efektif untuk dapat mengontrol serta mengevaluasi tenaga kerja dan hasil pekerjaan pemeliharaan taman. Diperlukan adanya sistem evaluasi khusus untuk kegiatan pemeliharaan taman. Gambar 38. Kegiatan Pertemuan Pegawai dengan Pimpinan Tenaga kerja pemelihara taman di Taman Burung TMII tidak diawasi secara khusus karena terbatasnya SDM untuk itu. Oleh karena itu, setiap pekerja diberi kepercayaan penuh dan tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaannya masing- masing dengan baik. Namun, tidak setiap pekerja selalu memiliki kesadaran dan kedisiplinan kerja yang tinggi sehingga perhatian pengelola terhadap taman serta pengawasan tetap perlu dilakukan agar tenaga kerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. Kurangnya pengawasan dapat menyebabkan ketidakefektifan pemanfaatan waktu kerja. Contohnya, berdasarkan pengamatan di lapang, beberapa pekerja akan dengan segera menyelesaikan pekerjaannya dan dengan segera pula pergi beristirahat walaupun waktu istirahat belum tiba dan sebenarnya masih ada pekerjaan lain yang seharusnya dapat dikerjakan. Akan tetapi, terdapat pula pekerja yang dengan tekun mengerjakan pekerjaannya secara cermat dan teliti. Menurut Mondy 2008, para karyawan harus dievaluasi berdasarkan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang ditetapkan dalam deskripsi pekerjaan mereka dan tujuan-tujuan spesifik lain yang telah ditentukan. Oleh karena itu, walaupun pengawasan terhadap tenaga kerja tidak dilakukan secara intensif, setidaknya Taman Burung TMII memiliki jadwal atau target pemeliharaan taman. Minimal setiap bulannya pengelola merencanakan target pemeliharaan taman dengan membuat daftar pekerjaan di luar pekerjaan pemeliharaan sehari-hari. Dengan begitu, pekerja dapat memanfaatkan waktu kerjanya dengan baik agar dapat mencapai target-targetnya. Rencana kerja tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi oleh supervisor dan manajer. Evaluasi hasil kerja individu berdasarkan prestasi kerja merupakan sistem yang sangat baik dan mendorong setiap pekerja untuk berprestasi lebih baik. Manajer sebagai pimpinan harus dapat memotivasi karyawan dengan mengenal kebutuhan sosial dan membuat mereka merasa berguna Stoner dan Freeman, 1994. Pemberian motivasi sangat penting untuk menciptakan semangat kerja sehingga produktivitas kerjanya menjadi lebih tinggi. Motivasi dapat ditingkatkan dengan pemberian penghargaan, bonus, dan pujian atau dengan menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik. 4.4 Pengelolaan Pengunjung 4.4.1 Pengelolaan Ticketing dan Aktivitas Wisata