miring dan sempit, sedangkan alat pangkas dorong digunakan untuk area yang relatif datar dan luas. Kegiatan ini sebaiknya tidak dilakukan pada hari libur ketika
intensitas pengunjung tinggi karena suara bising serta kondisi taman yang terlihat kurang rapih dapat mengganggu kenyamanan pengunjung.
Gambar 27. Pemangkasan Rumput dengan Mesin Dorong Taman Burung TMII memiliki desain taman dengan jumlah hamparan
rumput yang cukup banyak. Area lereng kolam Wallace merupakan area yang memiliki daya tarik tinggi yang kombinasi antara hamparan rumput dengan
elemen air serta kehidupan dan tingkah laku burung di area tersebut menjadikannya point of interest. Oleh karena itu, kegiatan pemangkasan di area
ini harus lebih sering dilakukan atau diprioritaskan lebih dahulu jika dibandingkan dengan area rumput di area lain yang penggunaannya kurang intensif intensitas
pengunjung rendah. Pada awalnya jenis rumput di kawasan ini adalah rumput Steno
Stenotaphrum sp. yang merupakan jenis rumput dengan tekstur sangat halus dan tahan naungan serta penggembalaan. Namun, kurangnya pemeliharaan pada
rumput tersebut menjadikan semua rumput yang ada sekarang digantikan dengan jenis rumput gajah Axonopus compresus. Bahkan pada lerengan berumput di
area kolam Wallace bagian timur, jumlah gulma lebih banyak daripada jumlah rumputnya sehingga kerapian rumput di area ini sulit sekali bertahan lama. Oleh
karena itu, pekerja harus tanggap dalam melakukan kegiatan pemangkasan rumput untuk mengendalikan gulma yang mengganggu keindahan taman.
c. Pendangiran dan Penyiangan Gulma
Pendangiran dilakukan pada lahan area yang ditanami tanaman penutup tanah, perdu, semak, dan pohon yang kondisi permukaan tanahnya sudah
memadat. Kegiatan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan gulma. Penyiangan gulma bertujuan menghilangkan tanaman-tanaman
yang tidak diinginkan yang tumbuh di sekitar tanaman utama agar tanaman dapat tumbuh optimal serta terlihat lebih rapi dan bersih. Kegiatan pendangiran
dilakukan secara manual dengan menggunakan arit, kored, dan cangkul, sedangkan penyiangan gulma dengan menggunakan tangan. Pengendalian gulma
hanya dilakukan secara manual karena penggunaan zat kimia seperti herbisida dapat membahayakan kesehatan burung. Penggunaan herbisida biasanya
dilakukan hanya untuk memusnahkan gulma yang tumbuh di area paving.
Penyiangan gulma pada tanaman dilakukan dengan cara mengangkat gulma sampai ke akar sehingga gulma tersebut diharapkan tidak dapat tumbuh kembali.
Kegiatan pendangiran dan penyiangan gulma sebaiknya lebih intensif dan rutin dilakukan karena pertumbuhan gulma yang sangat cepat di area taman ini. Hasil
kegiatan penyiangan dan pendangiran tanaman sangat berpengaruh terhadap kerapian serta keindahan taman.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit sangat jarang sekali dilakukan di Taman Burung TMII. Area taman yang dihuni oleh banyak burung menyebabkan
hama seperti ulat, serangga, dan kutu menjadi makanan burung-burung yang hidup di taman tersebut. Akan tetapi, bukan berarti tanaman yang ada di Taman
Burung TMII selalu bebas dari kerusakan. Beberapa burung yang hidup di Taman Burung TMII terkadang dapat dikatakan juga sebagai hama karena seringkali
melakukan pengrusakan terhadap bentuk fisik tanaman terutama pada tanaman semak. Burung jenis air seperti angsa hitam Cygnus atratus Gambar 27a dan
bangau tong-tong Leptoptilos javanicus Gambar 27b seringkali bertengger di atas semak dan mematuki daun-daunnya.
a Angsa hitam mematuki daun b Bangau tong-tong bertengger di semak
Gambar 27. Jenis Burung Air yang Merusak Tanaman
Pada dasarnya pengelola senang jika burung-burung tersebut merasa nyaman di lingkungan Taman Burung TMII dengan membuat sarang dan bertelur
secara mandiri. Angsa hitam Cygnus atratus Gambar 28a, bangau tong-tong Leptoptilos javanicus, pelikan Pelecanus conspicilatus Gambar 28b, dan
angsa Anser domesticus Gambar 28c seringkali mencabuti ranting-ranting semak untuk dibuat sarang. Walaupun terkadang menyebabkan kerusakan
tanaman di area taman, sarang-sarang tersebut lebih diutamakan karena bersangkutan dengan kelestarian dan kebutuhan hidup burung-burung tersebut.
Kegiatan pemeliharaan pada area yang menjadi tempat bersarang burung pun dibatasi agar tidak mengganggu kenyamanan burung tersebut. Selain itu, burung-
burung paruh bengkok yang hidup di kubah timur juga sangat senang mencari air dengan mematuki kulit pohon yang masih muda dan mengandung air terutama
yang memiliki rasa manis.
a Angsa hitam bersarang di area taman
b Pelikan bersarang di area taman
c Angsa bersarang di semak
Gambar 28. Burung yang Membuat Sarang di Area Taman Pada pemberantasan penyakit tanaman, pemelihara taman tidak diijinkan
menggunakan obat atau pestisida. Hal ini dikarenakan pestisida atau obat-obatan yang digunakan ke tanaman dapat meracuni atau membahayakan burung-burung
yang hidup di Taman Burung TMII mengingat tingkah laku burung yang senang mematuki tanaman. Menurut pengelola, dahulu, ketika kegiatan penyemprotan
pestisida pada penyakit tanaman diperlukan, waktu aman untuk melakukannya adalah sore hari sekitar pukul lima sore, yang menurut pengelola Taman Burung
TMII penglihatan dan aktivitas burung sudah menurun. Namun, jumlah burung liar di luar kubah yang semakin banyak menjadi alasan kegiatan pengendalian ini
tidak pernah dan tidak diijinkan lagi untuk dilakukan. Kegiatan pengendalian
hama penyakit yang saat ini dilakukan pekerja taman di Taman Burung TMII adalah secara mekanik, yaitu dengan cara membuang atau mematahkan bagian
tanaman yang terserang, dengan tujuan menghindari penyebaran lebih luas ke bagian tanaman lainnya. Jika suatu saat sangat dibutuhkan pengendalian penyakit
tanaman secara kimiawi hendaknya pegawai taman menanyakan terlebih dahulu kepada dokter hewan atau kurator untuk dosis penggunaan pestisida ataupun obat-
obatan lainnya yang aman digunakan agar tidak sampai meracuni burung.
e. Penyulaman Tanaman