Analisis SWOT Metode Analisis .1 Analisis Deskriptif

4.1.6.2 Tenaga Kerja

Sebagian besar tenaga kerja TMII termasuk Taman Burung TMII merupakan penduduk yang tinggal di kelurahan sekitar TMII. Latar belakang pendidikan tenaga kerja Taman Burung TMII terdiri atas 3 orang lulusan S1 termasuk 1 orang dokter hewan, 2 orang lulusan D3, 22 orang lulusan SMASMK, 4 orang lulusan SMP, dan 11 orang lulusan SD. Manajer, pegawai bagian kantor, dan pegawai yang berurusan dengan kesehatan burung adalah tenaga kerja yang minimal memiliki latar belakang lulusan SMASMK dan pegawai yang bekerja di lapang umumnya masih lulusan SD dan SMP. Semua pegawai yang ada di Taman Burung TMII merupakan pegawai tetap yang berstatus karyawan TMII dengan jumlah 42 orang. 4.2 Konsep Pengembangan Lanskap Taman Burung TMII 4.2.1 Konsep Desain Pengembangan lanskap Taman Burung TMII menggunakan konsep yang berlandaskan pada konsep garis Wallace, yaitu suatu garis khayal yang membagi kawasan Indonesia menjadi dua paparan zoogeografi, yaitu paparan Indonesia sebelah Timur Sulawesi, Maluku, Irian, NTB, dan NTT dan paparan Indonesia sebelah Barat Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Penggunaan konsep garis Wallace ini digunakan untuk menunjukkan perbedaan pola penyebaran binatang khususnya burung. Konsep tersebut kemudian digunakan pula dalam rencana desain pengembangan Taman Burung TMII. Secara keseluruhan rencana desain lanskap Taman Burung TMII dibuat oleh pihak konsultan building and landsacpe PT. EXOTICA. Pada Site plan Taman Burung TMII Lampiran 6 tampak terbaginya kawasan menjadi dua zona utama, yaitu zona bagian barat dan zona bagian timur yang menjadi area dibangunnya dua kelompok kubah sebagai sarana peragaan burung. Dua kelompok kubah tersebut dipisahkan oleh suatu celah yang menggambarkan adanya selat bayangan garis Wallace yang ditunjukkan dengan dibuatnya kolam sempit memanjang dari sisi utara ke selatan. Untuk mendukung konsep filosofi dari perancangan Taman Burung TMII, dibangun Monumen Wallace dan Gua Bantimurung Mini yang menjadi bangunan khas Taman Burung TMII selain kubahnya. Penampilan koleksi burungnya yang beragam, kicauannya yang memikat, serta didukung oleh tatanan kawasan yang bernuansa alami dapat memberikan kesan khusus dan mendalam bagi pengunjungnya. Kondisi saat ini kawasan Taman Burung TMII dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.2.2 Konsep Tata Ruang

Pada penataan ruangnya Gambar 9, Taman Burung TMII terbagi atas empat area, yaitu area penerimaan, area informasi, area peragaan satwa, dan area pelayanan. Pembagian dan penempatan areanya sangat mempertimbangkan kebutuhannya, baik kebutuhan pengunjung ataupun pengelola. Gambar 9. Zona Tata Ruang Taman Burung TMII Berikut ini dijelaskan penggunaan ruang di area Taman Burung TMII. a. Area Penerimaan Pada area ini disediakan loket beserta pintu gerbang sebagai akses pengunjung untuk masuk ke area Taman Burung TMII. Tersedia pula area parkir yang terbagi atas area pelataran parkir selasar, parkir kecil, dan taman parkir besar. Area taman parkir besar dibangun untuk menampung kurang lebih 250 kendaraan dan di dalamnya terdapat area lawn yang dapat digunakan untuk kegiatan lomba burung atau kegiatan lomba lainnya. b. Area Informasi Pada area ini terdapat kantor, toko souvenir, restoran, toilet, dan fasilitas- fasilitas yang dapat memberikan berbagai informasi untuk pengunjung, yaitu selasar galeri, museum, perpustakaan, dan auditorium. Fasilitas pengunjung tersebut dibangun untuk menunjang misi Taman Burung TMII di bidang pendidikan dalam menambah pengetahuan para pengunjung tentang berbagai macam hal yang berkaitan dengan burung. Selasar merupakan area tempat terdapat sederetan informasi mengenai burung yang dipaparkan dalam bentuk gambar atau lukisan dengan keterangan singkat. Museum Taman Burung TMII dibuat berupa pameran kegiatan mengenai berbagai hal tentang burung yang ditampilkan dalam suatu diorama dan letaknya berada di dalam satu ruang yang sama dengan perpustakaan. Auditorium Taman Burung TMII yang dapat memuat kurang lebih 100 orang digunakan untuk pertunjukkan film yang berhubungan dengan burung dan berbagai kegiatan presentasi atau pertemuan. Fasilitas-fasilitas tersebut saat ini belum dapat digunakan lagi sesuai fungsinya semula karena beberapa barang dan alat yang ada di dalamnya mengalami keausan dan belum sempat dilakukan perbaikan. Keterbatasan dana menyebabkan kegiatan perbaikan pada fasilitas atau sarana di Taman Burung TMII dilakukan dengan sangat selektif dan melihat urgensi-nya. Fasilitas-fasilitas ini sebaiknya menjadi salah satu yang diprioritaskan dalam kegiatan perbaikan karena fungsinya sangat berarti untuk mendukung misi Taman Burung TMII di bidang pendidikan. c. Area Peragaan Koleksi Area peragaan koleksi adalah area yang digunakan untuk menampilkan berbagai koleksi yang dimiliki Taman Burung TMII. Pada area ini juga dilengkapi dengan toilet, wastafel yang dapat digunakan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum keluar dari area Taman Burung TMII, dan kantin untuk memenuhi kebutuhan pengunjung saat berekreasi di dalamnya. Taman Burung TMII memiliki koleksi burung sebagai objek utama dan koleksi tanaman untuk mendukung kelangsungan hidup burungnya. 1. Koleksi Burung Konsep peragaan atau penataan koleksi burung menggunakan tema peragaan menurut daerah asalzoobiography. Contohnya, burung enggang musim Rhyticeros undulates, jalak bali Leucopsar rothschildi, dan merak hijau Pavo muticus dari paparan Indonesia Barat ditempatkan pada kelompok kubah barat, sedangkan burung nuri ternate Lorius garrulous, kakatua raja Prosbosciger aterrimus , dan cendrawasih kuning kecil Paradisaea minor dari paparan Indonesia Timur ditempatkan pada kelompok kubah timur. Daftar koleksi satwa Taman Burung TMII hingga bulan Maret 2012 dapat dilihat pada Lampiran 4. Pemeliharaan koleksi burung dalam Taman Burung TMII ditempatkan dalam tiga bagian: a burung dalam kandang, yaitu burung yang bersifat agresif predator serta burung langka yang memerlukan perawatan khusus seperti cendrawasih kuning kecil Paradisaea minor dan elang jawa Spizaetus bartelsii ; b burung dalam kubah, yaitu burung yang cukup jinak dan menarik seperti yang memiliki warna serta bulu yang indah, senang berkicau, dan atraktif seperti kutilang sutera Phynonotus atriceps dan cucak biru Irena puella; c burung di luar kubahbebas, yaitu jenis burung air seperti pelikan Pelecanus conspicilatus , angsa hitam Cygnus atratus, dan bangau tong-tong Leptoptilos javanicus yang memanfaatkan kolam Wallace sebagai habitatnya. Dalam hal konservasi, Taman Burung TMII telah berhasil menangkarkan berbagai jenis burung langka dan meningkatkan jumlah koleksi burung. Selain kegiatan penangkaran, dilakukan juga upaya memicumerangsang burung untuk berkembangbiak secara wajar atau alami. Oleh karena itu, pada area taman dibuat tempat bersarang untuk burung berupa rumah-rumah burung Gambar 10a atau pun kotak-kotak sarang yang digantung pada dahan-dahan pohon Gambar 10b. a Rumah burung b Kotak sarang burung Gambar 10. Rumah Burung untuk Bersarang 2. Koleksi Tanaman Hampir semua tumbuhan yang ditanam sebagai koleksi di Taman Burung TMII dipilih yang asli Indonesia, mulai langka seperti buni Antidesma bunius, kepel Stelechocarpus burahol, dan rukem Flacourtia rukam, dan disenangi burung, yaitu jenis-jenis pohon dengan tajuk besar yang memiliki percabangan banyak untuk tempat burung berteduh dan bersarang, serta yang memiliki buah atau biji yang banyak disukai oleh burung seperti salam Syzigium polyanthum, podokarpus Podocarpus neriifolius Gambar 11a, lobi-lobi Flacoutia enermis Gambar 11b, sawo kecik Manilkara kauki, gondang Ficus variegata Gambar 11c, palem seledri Caryota mitis Gambar 11d, dan jeruk kingkit Triphasia trifolia Gambar 11e. a Podokarpus b Lobi-lobi c Gondang d Palem seledri e Jeruk kingkit Gambar 11. Koleksi Tanaman di Area Taman Burung TMII Penanaman jenis-jenis tanaman disesuaikan dengan penyebarannya, sebagai contoh buni Antidesma bunius, bisbul Diospyros philippensis , dan salam Syzigium polyanthum berasal dari Indonesia Barat, sedangkan matoa Pometia pinnata , gandaria Bouea macrophylla, dan palakium Palaqium sp. dari Indonesia Timur. Untuk menciptakan suasana indah dan meriah, tanaman hias dari berbagai asal ditata pula di taman ini seperti bunga kincir merah Congea velutina , alamanda Allamanda cathortica, dan kembang kertas Bougenvillea sp.. Pada area sangkar jenis burung pemakan daging atau ikan yang menimbulkan bau amis ditanami tanaman aromatik seperti kemuning Murraya paniculata, kacapiring Gardenia jasminoides, dan melati Jasminum sambac sebagai upaya untuk mengurangi bau tersebut. Kini terdapat beberapa tanaman yang ditanam tidak sesuai dengan konsep karena ketidaktahuan pegawai yang menanamnya. Walaupun tanaman yang ada di Taman Burung TMII tidak semuanya ditanam sesuai dengan konsep penanaman tanaman untuk keperluan taman dalam sangkar, khusus untuk pohon koleksi sebaiknya konsep penanamannya tetap dipertahankan. Selain dengan mengeluarkan aturan tentang penanaman vegetasi yang sesuai konsep, ada baiknya melakukan pembinaan kepada para pegawai mengenai konsep serta pentingnya penataan tanaman di kawasan Taman Burung TMII agar mereka dapat