Lokasi dan Waktu Magang
Hal ini telah menyebabkan terjadinya penurunan pengunjung yang sangat drastis walaupun burung-burung yang dipelihara di taman satwa burung ini terbukti tidak
terinfeksi virus tersebut. Akibatnya, Taman Burung TMII mengalami kesulitan dana sehingga kondisinya sempat jatuh dengan berkurangnya tenaga kerja, tidak
terawatnya beberapa fasilitas, kondisi taman yang menurun, dan juga berkurangnya jumlah koleksi burung yang ada. Atas dasar berbagai pertimbangan
serta kondisi yang dialaminya tersebut, Taman Burung TMII yang tadinya berdiri sendiri kemudian memutuskan untuk ikut bergabung dan berada di bawah
pengelolaan TMII, yaitu Yayasan Harapan Kita. Setelah penggabungan, TMII menugaskan Taman Burung TMII untuk ikut mengelola Taman Ayam Hias
Nusantara TMII yang memiliki sejarah hampir sama dengan Taman Burung TMII, yaitu dalam membantu kegiatan administrasi seperti penyusunan anggaran biaya
dan pengajuan kebutuhan pemeliharaan. Kini Taman Burung TMII sedang membangun kembali untuk menjadi wahana wisata dan rekreasi yang menarik
bagi pengunjung serta tetap hadir sebagai wahana pelestarian berbagai jenis burung di Indonesia sebagaimana Keputusan Menteri No. 172Kpts-II2001 jo.
Sk.229Menhut-II2010 mengenai pemberian izin Lembaga Konservasi untuk Taman Satwa Khusus kepada TMII.
Taman Burung TMII sebagai wahana konservasi ex-situ dan wahana rekreasi memiliki tugas serta fungsi pokok yang cukup kompleks untuk
mewujudkan konsep taman satwa khusus modern, yaitu sebagai berikut: a.
sebagai sarana wisata, dengan misi khusus mengenalkan keanekaragaman burung kepada masyarakat Indonesia dan wisatawan mancanegara;
b. sebagai wahana pelestarian, khususnya pelestarian ex-situ berbagai jenis
burung, terutama jenis-jenis asli Indonesia melalui program pengelolaan koleksi dan penangkaran serta pengembangan koleksi tumbuhan;
c. sebagai sarana penelitian, baik yang menyangkut kegiatan penelitian di
laboratorium maupun kegiatan pengamatan di lapangan kubah-kubah yang dilakukan oleh staf Taman Burung atau oleh peneliti dari luar;
d. sebagai sarana pendidikan, baik yang menyangkut pendidikan biologi dasar
mengenai satwa burung atau tumbuhannya maupun pemahaman mengenai lingkungan dan ekosistemnya Prana et al., 1997.