Saran SIMPULAN DAN SARAN

d. Analisis pengelolaan menggunakan pendekatan SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi pengelolaan yang diharapkan dapat membantu pihak pengelola dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap Taman Burung TMII.

7.2 Saran

Berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengelolaan lanskap Taman Burung TMII: a. penambahan jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan; b. pembuatan jadwal dan target pemeliharaan taman secara jelas dan rinci yang diterapkan dengan baik agar kegiatan pemeliharaanya dapat berjalan secara terstruktur dan terkoordinir dengan baik; c. peningkatan pengawasan serta pembuatan sistem evaluasi kerja secara khusus demi kelancaran dan keefektifan kegiatan pengelolaan; d. perbaikan sarana dan prasana yang sesuai dengan desain dan fungsi semula untuk mencapai kualitas Taman Burung TMII yang lebih baik lagi; e. penambahan atraksi wisata yang disertai dengan kegiatan promosi yang lebih intensif. DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2010a. Peta Taman Mini Indonesia Indah. http:www.tamanmini.com. [23 Februari 2012] ________. 2010b. East Jakarta. http:www.jakarta.go.id. [23 Februari 2012] ________. 2011. Lokasi Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah. Arifin HS, Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar Swadaya. Arifin HS, Wulandari C, Pramukanto Q, Kaswanto RL. 2009. Analisis Lanskap Agroforestri. Bogor: IPB press. Chiara JD, Koppelman LE. 1994. Standar Perencanaan Tapak. Terjemahan. Oleh Hakim J. Site Planning Standards. Jakarta: Erlangga. Collins W.1975. Encyclopedia of Animal. Madrid: Mateu Cromo Pinto. Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset. David FR. 2008. Manajemen Strategi. Terjemahan Oleh Budi S. Strategic Management: Concept and Cases. Jakarta: Salemba Empat. Dokumen Taman Burung TMII. 2011. Daftar Koleksi Tanaman Taman Burung TMII. Tidak dipublikasikan. Dokumen Taman Burung TMII. 2012. Daftar Satwa Taman Burung TMII. Tidak dipublikasikan. Dokumen Taman Burung TMII. 2012. Rencana Anggaran Belanja Taman Burung TMII. Tidak dipublikasikan. Dokumen Taman Burung TMII. 2012. Standar Operasional Pelaksanaan Divisi Teknik dan Taman. Tidak dipublikasikan. Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Co. Hasibuan MSP. 2007. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas . Jakarta: PT Bumi Aksara. Hernowo JB, Prasetyo LB. 1989. Konsepsi Ruang Terbuka Hijau di Kota Sebagai Pendukung Pelestarian Burung. Di dalam: Media Konservasi Vol II. Desember; Bogor ID.hlm 61-71 Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research: an Applied Approach. New York: McGraw-Hill. Koontz H, Weihrich H. 2006. Essential of Management. New Delhi: McGraw- Hill Education. Mondy RW. 2008. Manajemen Sumbaer Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Nurisjah S, Pramukanto Q, Wibowo S. 2003. Daya Dukung dalam Perencanaan Tapak. Bogor: Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Nurtati R. 2009. Manajemen Pemeliharaan Lanskap di Taman Bunga Nusantara, Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. [skripsi] Bogor: Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ontario J, Hernowo JB, Haryanto, Ekarelawan. 1991. Pola Pembinaan Habitat Burung di Kawasan Pemukiman Terutama di Perkotaan. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Parker J, Bryan P. 1989. Landscape Management and Maintenance. England: Gower Technical. Pendit, NS. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. [PKBSI] Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia. 2000. Pengelolaan Taman Satwa di Indonesia . Jakarta: Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia. Prana MS, Utami EB, Prahara W, Purbadi D, Suwito E. 1997. Taman Burung TMII: Perkembangan dan Perannya di Masa Mendatang . Jakarta: Taman Burung Taman Mini “Indonesia Indah”. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk menghadapi Abad 21 . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Saraswati DAS. 2010. Manajemen Program Rekreasi Berbasis Ekologi Di Taman Budaya, Sentul City, Bogor.[skripsi]. Bogor: Fakultas Petanian, Institut Pertanian Bogor. Setio P, Takandjandji M.2007. Konservasi Ex-Situ Burung Endemik Langka Melalui Penangkaran. Di dalam: Ekspose Hasil-Hasil Penelitian: Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan . 2006. September 20 ; Padang ID. Bogor: Kelti Konservasi Sumberdaya Alam, Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor. Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York: McGraw-Hill Book. Soeratmo FG. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwaliar. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Stasiun Klimatologi Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. 2011. Data Iklim Kawasan TMII. Tidak dipublikasikan. Sternloff RE, Warren R. 1984. Park and Recreation Maintanance Management. Edisi Ke-2. New York: John Wiley and Sons, Inc. Stoner JAF, Freeman RE. 1994. Manajemen. Jakarta:Intermedia. Sukmantoro W, Irham M, Novarino W, Hasudungan F, Kemp N, Muchtar M. 2007. Daftar Burung Indonesia No. 2. Bogor: Indonesian Ornithologists Union. Sutherland JW, Newton I, Green ER. 2004. Bird Ecology and Conservation.New York: Oxford University Inc. Taman Burung TMII. 1987. Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta: Taman Burung TMII. Wright T. 1982. Large Garden and Park Maintenance, Management, and Design. Britain: Granada Publishing. Yanto W. 2011. Taman Burung Surakarta sebagai Pusat Penelitian, Pengembangan Pendidikan dan Pariwisata. [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yayasan Harapan Kita. 1975. Apa dan Siapa TMII. Jakarta: Taman Mini Indonesia Indah. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Karakter dan Persepsi Pengunjung Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Judul Skripsi: Pengelolaan Lanskap Taman Burung di Kawasan Wisata Taman Mini Indonesia Indah Oleh: Amalia Gina Pertiwi Kepada Responden Yth. Terimakasih atas waktu yang telah Anda luangkan untuk mengisi kuesioner ini. Data yang ada di dalam kuesioner ini nantinya akan digunakan dalam penulisan kegiatan skripsi dan tidak dipublikasikan. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda √ pada kotak yang tersedia. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan Umur : 14 tahun 25-55 tahun 15-24 tahun 55 tahun Pendidikan : SD D1 S1 SMP D2 S2 SMASederajat D3 S3 Pekerjaan : Pelajar TNI Pegawai swasta Mahasiswa Wirausahawan Lainnya PNS Ibu rumah tangga sebutkan… Daerah asal : Sekitar TMII Jabodetabek Luar Jabodetabek sebutkan… 1. Frekuensi berkunjung: Pertama kali 1 bulan sekali 6 bulan sekali 1 minggu sekali 3 bulan sekali Setahun sekali 2. Tujuan berwisata ke Taman Burung: mengisi waktu luang mencari inspirasi sosialisasipergaulan belajar sambil bermain menyalurkan hobi lainnya, sebutkan… mendapatkan pengalaman baru menyegarkan pikiran 3. Lama kunjungan: Kurang dari 1 jam 2-4 jam 1-2 jam 4-8 jam 4. Pendamping saat berkunjung: teman teman dan keluarga rombongan keluarga rekan kerja tetangga 5. Objek atau kegiatan yang disukai di dalam Taman Burung boleh pilih lebih dari 1: Feeding show Memberi makan ikan Foto bersama burung Mendengar kicau burung 6. Aktivitas yang dilakukan di dalam Taman Burung boleh pilih lebih dari 1: Aktivitas fisik bermain, olahraga Aktivitas sosial piknik Aktivitas edukasi perkenalan dunia satwa, penelitian Aktivitas alam trecking, berinteraksi dengan hewan Aktivitas kreatif photo hunting Lainnya… 7. Pendapat anda tentang desain area Taman Burung: Ket: 1 = rendah, 2 = cukup rendah, 3 = cukup indah, 4 = indah, 5 = sangat indah 8. Pendapat Anda tentang pengelolaan Taman Burung: a. Kebersihan Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik b. Keamanan Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik c. Fasilitas Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik d. Pelayanan Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik e. Kenyamanan Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik 9. Apakah anda mendapatkan pengalaman wisata dan rekreasi sebagai berikut? jika ya, beri skor berdasarkan tingkat kepuasan dan kepentingan aktivitas tersebut Ket: 1 = rendah, 2 = cukup rendah, 3 = cukup, 4 = puaspenting, 5 = sangat puaspenting 10. Apakah anda tahu tiket Taman Burung berlaku untuk tiga lokasi Taman Burung, Taman Konservasi Nusantara, dan Taman Ayam Hias Nusantara? Ya Tidak 11. Apakah anda akan mengunjungi ketiga lokasi atau dua lokasi diantaranya tersebut? Ya, sebutkan … Tidak 12. Harapan Anda untuk Pengelola Taman Burung boleh pilih lebih dari 1: Harga lebih terjangkau Peningkatan kualitas pelayanan Penambahan program wisata Peningkatan keindahan taman Perbaikan kualitas fasilitas rekreasi Lainnya, sebutkan… Aktivitas Tingkat Kepuasan Tingkat Kepentingan 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Perjalanan interpretasiedukasi di taman burung Melihat-lihat atraksi dan tingkah laku berbagai jenis burung di dalam kubah Mendengarkan kicauan burung-burung Berinteraksi langsung dengan burung atau hewan lain di dalamnya angsa dan ikan Zonasi Ruang Tingkat Keindahan 5 4 3 2 1 Area Pintu Masuk Area Kantor Front Office, tempat pembelian tiket, parkir, selasar museum Area taman dalam kubah Area taman luar kubah kolam Wallace dan goa Bantimurung Lampiran 2. Hasil Perhitungan Kuesioner Karakter dan Persepsi Pengunjung Tabel Karakteristik Pengunjung No. Variabel Persentase Jawaban 1. Jenis Kelamin Laki-Laki 57 Perempuan 43 2. Usia 14 Tahun 15-24 Tahun 43 25-55 Tahun 50 55 Tahun 7 3. Pendidikan SD SMP SMAsederajat D1 D2 D3 S1 S2 S3 4. Pekerjaan Pelajar Mahasiswa PNS TNI Wirausahawan Ibu rumah tangga Pegawai swasta Lainnya: pensiunan 5. Daerah asal Sekitar TMII Jabodetabek Luar Jabodetabek 6. Frekuensi berkunjung Pertama kali 1 Minggu sekali 1 Bulan sekali 3 Bulan sekali 6 Bulan sekali Setahun sekali 7. Tujuan wisata Mengisi waktu luang Belajar sambil bermain Mendapatkan pengalaman baru Mencari inspirasi Menyalurkan hobi Menyegarkan pikiran Sosialisasipergaulan Lainnya 8. Lama kunjungan 1 Jam 1-2 Jam 2-4 Jam 4-8 Jam 10 37 23 30 20 13 3,3 3,3 20 30 10 6 77 17 27 3 10 23 37 23 28 11 3 6 26 3 3 27 43 27 9. Pendamping saat berkunjung 10. Objek atau atraksi yang disukai 11. Aktivias yang dilakukan Teman Keluarga Teman dan keluarga Rekan kerja Rombongan Tetangga Feeding show Foto bersama burung Memberi makan ikan Mendengar kicau burung Aktivitas fisik bermain, olahraga Aktivitas sosial piknik Aktivitas edukasi pengenalan satwa Aktivitas alam berinteraksi dengan satwa Aktivitas kreatif photo hunting 10 63 17 3 7 14 35 22 29 13 30 20 17 20 Tabel Karakteristik Pengunjung Lanjutan 12. Informasi tiket untuk tiga lokasi 13 Minat berkunjung ketiga lokasi Tahu Tidak tahu Ya Tidak 27 73 53 47 14 Harapan pengunjung Harga lebih terjangkau Penambahan program wisata Perbaikan kualitas fasilitas rekreasi Peningkatan kualitas pelayanan Peningkatan keindahan taman Lainnya 10 25 30 9 26 Tabel Persepsi Pengunjung No. Variabel Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 1. Tingkat keindahan Area pintu masuk 3,3 23,3 60 10 3,3 Area parkir dan loket Taman dalam kubah Taman luar kubah 6,6 14 20 47 43 50 40 40 27 6,6 3,3 3 2. Aspek pengelolaan Kebersihan Keamanan Fasilitas Pelayanan Kenyamanan 3 14 23 57 40 40 33 67 43 53 53 53 7 7 7 3. Tingkat kepuasan Interpretasiedukasi Atraksi satwa burung Kicau burung Interaksi dengan satwa 10 10 7 10 27 40 43 37 43 33 40 47 17 17 7 6 3 3 4. Tingkat Kepentingan Interpretasiedukasi Atraksi satwa burung Kicau burung Interaksi dengan satwa 41 48 30 33 48 44 52 52 11 8 11 15 4 3 Lampiran 3. Daftar Koleksi Tanaman Taman Burung TMII Dokumen Taman Burung TMII, 2011 iran 4. Daftar Satwa Taman Burung TMII Dokumen Taman Burung TMII, 2012 ngan: Spesies endemik Spesies bukan asli Indonesia Spesies hasil penangkaran iran 5. Peta Topografi Taman Burung TMII iran 6. Site Plan Kawasan Taman Burung TMII iran 7. Kondisi Saat ini Taman Burung TMII Lampiran 8. Standar Operasional Pelaksanaan Divisi Teknik dan Taman Dokumen Taman Burung TMII, 2012 PENANGANAN TEKNIK, TAMAN, DAN LINGKUNGAN A. Kebersihan 1. Membersihkan lingkungan dari sampah, kotoran satwa, lumut, tanaman liar dengan cara disapu, disikat, disiram air, dilap, dan tidak menggunakan bahan kimia yang dapat mengganggu keamanan, keselamatan, dan kesehatan satwa; 2. Pada lokasi dimana terdapat satwa yang sedang berkembangbiak dibersihkan secara hati-hati dan terbatas agar tidak mengganggu satwa; 3. Sampah dan kotoran di buang pada tempat yang telah ditentukan; 4. Sampah organik berbahaya bagi satwa dibuang keluar dari kawasan unit fauna. B . Perawatan pemeliharaan taman dan lingkungan 1. Merawat tanaman koleksi, tanaman dekoratif dengan membersihkan dari tanaman liar, gulma, memupuk, menyiram, dan menyiangi tanah sekitarnya; 2. Membersihkan dan merawat ornamen, bangunan, dan lingkungan sekitar; 3. Menyulam tanaman mati, memperbaiki taman yang tidak optimal, merapikan, dan memangkas tanaman besar untuk menjamin keamanan dan keindahan serta kebutuhan pengunjung dan satwa; 4. Pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman tidak diijinkan menggunakan pestisida atau zat berbahaya lainnya yang berpengaruh pada kesehatan satwa; 5. Sampah dan kotoran dipisahkan dan dibuang ke tempat yang telah ditentukan; 6. Sampah anorganik dan organik yang berbahaya bagi satwa dibuang keluar dari kawasan unit fauna; 7. Petugas perawatan menjaga kebersihan, kerapihan, keindahan, dan keamanan taman dan lingkungan.

C. Pembibitan

1. Menyiapkan sarana prasarana pembibitan tanaman; 2. Jenis tanaman yang diperbanyak sesuai kebutuhan dan kebijakan unit dengan kriteria bermanfaat bagi satwa, langka sebagai koleksi, tanaman border, tanaman estetis; 3. Melaksanakan perawatan tanaman hasil perbanyakan agar tumbuh dan cukup umur untuk dipindahkan atau digunakan sesuai peruntukan; 4. Melaksanakan perawatan tanaman yang terserang hama dan penyakit atau sehat pertumbuhannya; 5. Mencatat jenis, jumlah, dan kondisi tanaman yang keluar digunakan atau masuk dirawat pembibitan dalam buku harian; 6. Menyampaikan laporan kepada penanggungjawab taman, lingkungan mengenai kegiatan pembibitan selama sebulan. Lampiran 9. Contoh Surat Permohonan Kebutuhan ke Pihak TMII iran 10. Rencana Anggaran Belanja Taman Burung TMII Tahun 2012 Dokumen Taman Burung TMII, 2012 ANA ANGGARA BELANJA TAHUN 2012 NA ANGGARAN BELANJA TAHUN 2012 Lanjutan an: Bilangan dalam ribuan rupiah Lampiran 11. Perhitungan Hari Orang Kerja HOK dan Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Kubah dan Unit Taman A. Unit Kubah Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Kubah Barat Jenis Kegiatan Kubah Barat Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 2.139 m 2 26 444 4,817 Pemangkasan rumput 2.139 m 2 4 284 1,160 Penyapuan perkerasan 1.039 m 2 26 928 1,119 Pembersihan perkerasan 1.039 m 2 26 566 1,836 Penyiraman 1.245 m 2 12 150 3,830 Penyiangan dan Pendangiran 1.245 m 2 4 38 5,081 Pemangkasan semak 1.245 m 2 3 17 8,516 Pemangkasan pohon 87 unit 0.16 5 0,107 Pembersihan kolam 474 m 2 1 9 2,027 Pembersihan sangkar besar 28 unit 16 4 4,308 Pembersihan sangkar kecil 6 unit 26 12 0,500 Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 33,30 4,757 Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Kubah Timur Jenis Kegiatan Kubah Timur Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 2.044 m 2 26 444 3,341 Pemangkasan rumput 2.044 m 2 4 284 0.804 Penyapuan perkerasan 1.038 m 2 26 928 1,119 Pembersihan perkerasan 1.038 m 2 26 566 1,835 Penyiraman 1.046 m 2 12 150 3,218 Penyiangan dan Pendangiran 1.046 m 2 4 38 4,235 Pemangkasan semak 1.046 m 2 3 17 7,099 Pemangkasan pohon 43 unit 0.16 5 0.053 Pembersihan kolam 288 m 2 1 9 1,231 Pembersihan sangkar besar 28 unit 16 4 4,308 Pembersihan sangkar kecil 6 unit 26 12 0.500 Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 29,31 4,187 B. Unit Taman Kebutuhan Tenaga Kerja Area Barat Jenis Kegiatan Area Barat Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 5.222 m 2 26 444 11,760 Pemangkasan rumput 5.222 m 2 4 284 2,832 Penyapuan perkerasan 2,229 m 2 26 928 2,402 Pembersihan perkerasan 2,229 m 2 26 566 3,938 Penyiraman 680 m 2 12 150 2,092 Penyiangan dan Pendangiran 680 m 2 4 38 2,752 Pemangkasan semak 680 m 2 3 17 4,615 Pemangkasan pohon 110 unit 0.16 5 0,135 Pembersihan kolam 731 m 2 1 9 3,124 Pembersihan sangkar besar - - - - Pembersihan sangkar kecil - - - - Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 33,65 4,807 Kebutuhan Tenaga Kerja Area Timur Jenis Kegiatan Area Timur Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 3.060 m 2 26 444 8,155 Pemangkasan rumput 3.060 m 2 4 284 1,961 Penyapuan perkerasan 1.050 m 2 26 928 1,132 Pembersihan perkerasan 1.050 m 2 26 566 1,856 Penyiraman 892 m 2 12 150 2,745 Penyiangan dan Pendangiran 892 m 2 4 38 3,612 Pemangkasan semak 892 m 2 3 17 6,056 Pemangkasan pohon 112 unit 0.16 5 0,138 Pembersihan kolam 731 m 2 1 9 3,124 Pembersihan sangkar besar - - - - Pembersihan sangkar kecil - - - - Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 27,21 3,888 Kebutuhan Tenaga Kerja Welcome Area Jenis Kegiatan Welcome Area Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 172 m 2 26 444 0,388 Pemangkasan rumput 172 m 2 4 284 0,093 Penyapuan perkerasan 3.437 m 2 26 928 3,704 Pembersihan perkerasan - - - - Penyiraman 229 m 2 12 150 0,704 Penyiangan dan Pendangiran 229 m 2 4 38 0,926 Pemangkasan semak 229 m 2 3 17 1,553 Pemangkasan pohon 25 unit 0.16 5 0,031 Pembersihan kolam - - - - Pembersihan sangkar besar - - - - Pembersihan sangkar kecil - - - - Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 7,40 1,061 Kebutuhan Tenaga Kerja Area Taman Parkir Besar Jenis Kegiatan Area Taman Parkir Besar Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 4.373 m 2 26 444 9,850 Pemangkasan rumput 4.373 m 2 4 284 2,372 Penyapuan perkerasan 2.772 m 2 2 928 2,987 Pembersihan perkerasan - - - - Penyiraman - - - - Penyiangan dan Pendangiran - - - - Pemangkasan semak - - - - Pemangkasan pohon 128 unit 0.16 5 0,158 Pembersihan kolam - - - - Pembersihan sangkar besar - - - - Pembersihan sangkar kecil - - - - Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 15,37 2.195 Kebutuhan Tenaga Kerja Area Taman Konservasi Nusantara Jenis Kegiatan Area Taman Konservasi Nusantara Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput 4.088 m 2 26 444 9,207 Pemangkasan rumput 4.088 m 2 4 284 2,217 Penyapuan perkerasan 2.079 m 2 26 928 2,240 Pembersihan perkerasan 2.079 m 2 26 566 3,673 Penyiraman 351 m 2 12 150 1,081 Penyiangan dan Pendangiran 351 m 2 4 38 1,434 Pemangkasan semak 351 m 2 3 17 2,404 Pemangkasan pohon 92 unit 0.16 5 0,113 Pembersihan kolam 664 m 2 1 9 2,838 Pembersihan sangkar besar 25 unit 16 4 3,846 Pembersihan sangkar kecil 17 unit 26 12 1,417 Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 30,47 4,353 Kebutuhan Tenaga Kerja Area Pembibitan Jenis Kegiatan Area Pembibitan Luas Frekuensi KKjam HOKhari Penyapuan rumput - - - - Pemangkasan rumput - - - - Penyapuan perkerasan 816 m 2 26 928 0,879 Pembersihan perkerasan - - - - Penyiraman 756 m 2 12 150 2,327 Penyiangan dan Pendangiran 756 m 2 4 38 3,062 Pemangkasan semak 756 m 2 3 17 5,131 Pemangkasan pohon 50 unit 0.16 5 0.062 Pembersihan kolam - - - - Pembersihan sangkar besar - - - - Pembersihan sangkar kecil - - - - Total Jam Jumlah Tanaga Kerja 11,46 1,637 Keterangan: KKjam = Kapasitas Kerjajam sumber: Pengamatan Lapang, 2012 , Arifin dan Arifin, 2005 HOKhari = Hari Orang Kerjahari Contoh perhitungan HOK penyapuan rumput dan jumlah tenaga kerja area barat: diketahui, luas area rumput = 2.139 m 2 KKjam = 444jam jumlah hari kerja sebulan = 26 hari waktu efektif kerja hari = 7 Jam perhitungan HOKhari = [luas x frekuensiKKjam]jumlah hari kerja = [2.139 x 26444]26 = 4,817 Contoh perhitungan total jumlah tenaga kerja area barat: jumlah tenaga kerja = Total jam HOKwaktu efektif kerjahari = 33,307 = 4,757 pembulatan =5 iran 12. Rencana Kegiatan Pemeliharaan Taman di Taman Burung TMII egiatan Standar Kegiatan Pemeliharaan Prosedur Pemeliharaan Frekuensi Alat dan Bahan Keterangan sihan a Area taman bersih dari Penyapuan area 1. Memulai penyapuan pada daerah yang paling kotor 2. Mengumpulkan sampah hasil sapuan dan sampah yang Setiap hari Sapu lidi, pengki, gerobak sampah atau Dilakukan setiap pagi sebelum banyak pengunjung datang sampah daun, plastik, dan berada pada tempat sampah di sekitar area penyapuan 3. Mengangkut sampah ke mobil pengangkut sampah karung plastik kotoran Pengangkutan 1. Mengangkut sampah setelah hasil penyapuan di dalam sampah taman sudah diangkut ke mobil 2. Mengangkut sampah yang masih berada pada tong-tong Setiap hari Mobil pengangkut sampah, bensin, sapu lidi, dan garpu sampah Hindari pembakaran sampah sampah di sekitar area luar taman selasar,parkir kecil dan besar 3. Membuang sampah ke TPS haraan Tanaman Penyiraman 1. Memasang sprinkler pada area yang memerlukan Setiap hari Sprinkler, selang 1. Penyiraman dilakukan di pag man tumbuh sehat dan subur, bersih dari penyiraman 2. Menyiram tanaman yang tidak terjangkau sprinkler dengan selang plastik plastik, air hari setelah penyapuan 2. Saat musim kemarau intensitas ditingkatkan gulma, rapih, Pemangkasan 1. Menentukan pohon yang akan dipangkas 2 kali setahun Golok, gergaji, 1. Tidak dilakukan saat pohon dan indah pohon 2. Memangkas dahan, batang, ranting yang terkena penyakit, mati, mengancam keamanan, mengganggu kenyamanan, pemangkas galah, tali tambang, chainsaw sedang berbunga dan berbuah 2. Sebaiknya dilakukan pada akhir dan yang menyentuh kawat kubah musim hujan 3. Tidak memangkas berlebih Pemangkasan 1. Memangkas batang, ranting yang terkena penyakit, mati, 1 kali sebulan Gunting pangkas, semak sudah terlalu tinggi, dan berantakan agar sesuai desain awal 2. Membersihkan potongan semak hasil pemangkasan gunting stek Pemangkasan 1. Menyiapkan peralatan dan menggunakan pakaian 1 kali sebulan Mesin pangkas Mesin pangkas gendong untuk rumput keselamatan kerja 2. Memangkas rumput dengan ketinggian ± 3cm 3. Menyapu sisa pemangkasan gendong, mesin pangkas dorong, bensin oli, dan sapu tidak datar dan lebih sempit, m pangkas dorong untuk area datar dan luas lidi Pedangiran dan penyiangan gulma 1. Menggemburkan tanah pada bedengan atau bokoran tanaman 2. Mencabut gulma atau rumput liar disekitar perkerasan dan tanaman hingga keakarnya tanpa merusak tanaman utama 1 kali sebulan Arit, kored, cangkul, sapu lidi, karung plastik, herbisida Penggunaan herbisida hanya un area perkerasan 3. Membersihkan hasil pencabutan gulma Pemupukan 1. Menyiapakan pupuk sesuai kebutuhan

2. Rumput dan semak: menyebarkan pupuk pada

permukaan tanah atau melarutkan pupuk dengan air lalu Cangkul, arit, ember, 4 kali setahun pupuk NPK, Urea, dan pupuk kandang 1. Rumput: Urea 10gm 2 2. Semak: NPK15:15:15 10 g 3. Pohon: NPK 15:15:15 25-5 menyiramkannya. broadcast

3. Pohon: membuat lubang-lubang pemupukan di sekitar

batang pohon punch bar 2 kali setahun gpohon Penyulaman 1. Menentukan tanaman yang perlu diganti karena rusak atau Insidentil Cangkul, garpu tanah, 1.Tanaman pengganti harus yang tanaman mati atau menentukan area baru yang ingin ditanami 2. Menyiapkan tanaman pengganti dari pembibitan kored, pupuk, selang dan air sudah siap tanam bukan dala kondisi stek-an 3. Menanam tanaman pengganti 4. Menyiramnya setelah selesai penanaman Pengendalian 1. Mengidentifikasi jenis hama atau penyakit yang 2. Tanaman baru tidak berbahayaberacun untuk bu Insidentil Gunting stek Pestisida tidak diizinkan HPT menyerang tanaman 2. Memetik atau menghilangkan bagian tanaman yang terserang HPT haraan Elemen dan Sangkar dan 1. Membersihkan area, ornament peraga, da wadah pakan Setiap hari Sikat, selang, ember, 1. Dilakukan pagi hari sebelum Keras areanya yang kelegkapannya bersih, aman, burung 2. Mengecek dan memperbaiki kerusakan pengecatan dan Insidentil sapu lidi, air pengunjung datang 2. Perbaikan dan penggantian indah, dan berfungsi penggantian sangkar dan kelengkapannya Perkerasan 1. Menyapu perkerasan dari sampah dilakukan oleh bagian teknik Setiap hari Sapu lidi,sikat gagang Dilakukan pagi hari sebelum dengan baik 2. Membersihkan perkerasan yang terkena kotoran burung panjang, selang, air banyak pengunjung datang dengan menyikat dan menyiram perkerasan Rambu taman 1. Menentukan rambu taman yang perlu diperbaiki atau diganti kusam, kumuh, tidak berfungsi lagi 2. Melakukan pengecatan ulang atau penggantian rambu baru Insidentil Kuas, cat, rambu taman baru Perbaikan dan penggantian dilakukan oleh bagian teknik Gazebo Kupel 1. Membersihkan area dari sampah dan kotoran burung alas dan bangku 2. Pengecatan ulang Setiap hari Insidentil Sapu lidi, selang, sikat, air cat, dan kuas 1. Dilakukan bersamaan pembersihan perkerasan 2. Pengecatan dilakukan oleh bagian teknik Pergola 1. Memangkas tanaman pergola yang terlalu rimbun 4 kali setahun Gunting pangkas, Perbaikan dilakukan oleh bagia pemangkas galah, cat, teknik 2. Mengecat atau mengganti bahan konstruksi pergola Insidentil kuas, bahan konstruksi Kolam 1. Membersihkan sampahkotoran yang mengapung Setiap hari Tanggok, sikat, 1. Sirkulasi air harus lancar 2. Membersihkan dari lumut dan mengurasmengganti air 1 kali sebulan selang, ember, sapu lidi, air 2. Pengurasan kolam tergantun tingkat kekeruhan air ABSTRACK AMALIA GINA PERTIWI. Landscape Management of Bird Park in Taman Mini Indonesia Indah Tourism Area . Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH The Bird Park Taman Burung is a part of the Taman Mini Indonesia Indah TMII that located in east Jakarta. TMII Bird Park’s main objective is to display the diversity of Indonesia’s bird life. This bird park has function as an ex- situ conservation area for education, research, and recreation. There are some bird cages in form of gigantic domes to accommodate the birds and the vegetation where these birds live on like in the natural habitats. The purpose of internship program is to study about management system at an ex-situ conservation area for birds, especially to identify and analyze the problem of landscape management of TMII Bird Park. The methods of this internship program are observation, study literature, and actively participate in landscape management activities. They are used to identify the aspects about management, physic and biophysic, and social. All the aspects defined to decide the potention and problem that used to formulate the strategy of landscape management. SWOT analysis Strenght Weakness Opportunity Threat is a technique that used to devise management strategies. The landscape management strategies is the output of this internship program as a recommendation which are expected to help increase the quality of landscape management in TMII Bird Park. Keywords: carrying capacity, ex-situ conservation, maintenance, SWOT, tourism attraction RINGKASAN AMALIA GINA PERTIWI. Pengelolaan Lanskap Taman Burung di Kawasan Wisata Taman Mini Indonesia Indah. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah TMII merupakan taman satwa khusus burung yang berfungsi sebagai wahana pelestarian ex-situ bagi berbagai jenis burung di Indonesia. Tujuan khusus dari magang ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis pemasalahan dalam pengelolaan lanskap Taman Burung TMII serta menyusun strategi pengelolaan yang terkait dengan peningkatan kualitas pengelolaan lanskap Taman Burung TMII. Magang dilakukan di Taman Burung yang berada dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah, wilayah administrasi Jakarta Timur, DKI Jakarta, pada bulan Maret sampai Juni 2012. Hal-hal yang dilakukan dan dipelajari selama kegiatan magang meliputi kelembagaan serta pengenalan kondisi lapang, kegiatan administrasi, kegiatan pelaksanaan pengelolaan, dan pengumpulan data. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap aspek fisik dan biofisik, sosial, dan pengelolaan, analisis daya dukung terhadap kapasitas jumlah pengunjung, analisis karakter dan persepsi pengunjung menggunakan kuesioner, dan analisis SWOT untuk menyusun strategi pengelolaan lanskap Taman Burung TMII. Taman Burung TMII memiliki 9 kubah yang di dalamnya terdapat koleksi burung dan koleksi tanaman dengan taman yang ditata sealami mungkin agar dapat menciptakan habitat burung yang menyerupai aslinya. Pembagian tata ruang Taman Burung TMII terbagi atas area penerimaan, area informasi, area peragaan satwa, dan area pelayanan. Organisasi Taman Burung TMII berada di bawah pengelola TMII, Yayasan Harapan Kita. Kendala utama yang dihadapinya adalah terbatasnya jumlah tenaga kerja dan dana serta sistem pemeliharaan taman yang belum dikelola secara terorganisir baik dalam penjadwalan maupun sistem evaluasi kerja. Potensinya adalah kondisi peralatan taman dan efektivitas kerja yang baik serta kapasitas daya dukung yang besar. Jumlah pengunjung saat ini masih jauh berada di bawah kapasitas daya dukung area Taman Burung TMII. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap karakter dan persepsi pengunjung diketahui bahwa latar belakang pengunjung cukup beragam, area Taman Burung TMII memiliki tingkat kenyamanan yang baik, dan tingkat keindahan lanskap cukup baik. Selain itu, pengunjung menginginkan perbaikan dan peningkatan kualitas fasilitas rekreasi, peningkatan keindahan taman, serta penambahan program dan atraksi wisata. Perumusan strategi dilakukan dengan mengidentifikasi faktor SWOT. Kekuatan strengths yang ada di Taman Burung TMII adalah desain lanskap yang menarik dan suasana yang nyaman, jenis burung yang beragam dan unik, konsep peragaan koleksi burung yang menarik, serta kapasitas daya dukung yang besar, sedangkan kelemahannya weaknesses adalah jumlah SDM yang terbatas, pemeliharaan lanskap serta sarana prasarana yang kurang optimal, kurangnya atraksi wisata, lokasi yang berbatasan langsung dengan pemukiman, dan pengelolaan taman satwa yang membutuhkan biaya yang besar. Peluang opportunities yang dimiliki adalah pengoptimalan peluang bisnis, kerja sama dengan berbagai pihak, dan peminat yang beragam dari berbagai latar belakang, sedangkan ancaman threats yang dihadapi adalah persaingan dengan taman satwa atau area hiburan baru dan pengunjung yang rentan terhadap isu penyakit burung. Faktor SWOT dianalisis dan menghasilkan tujuh strategi pengelolaan, yaitu 1 memperluas jaringan pasar dengan mempromosikan kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung baik melalui berbagai media maupun penawaran serta kerja sama dengan berbagai pihak; 2 memperbaiki sistem pemeliharaan dalam pengelolaan tenaga kerja, jadwal, dan anggaran biaya pemeliharaan lanskapnya; 3 memperbaiki sarana dan prasarana agar fungsinya dapat dimanfaatkan secara lebih optimal; 4 menarik minat pengunjung dengan meningkatkan keberagaman jenis koleksi dan atraksi burung serta kualitas lanskapnya; 5 meningkatkan kebersihan agar dapat mencerminkan kondisi lingkungan yang sehat; 6 meningkatkan keamanan area disertai pembinaan mengenai pelestarian lingkungan terutama pada masyarakat sekitar dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga atau instansi lainnya; 7 menambah staf ahli dan kreatif untuk menciptakan objek dan atraksi wisata yang menarik, atraktif, dan variatif. Kegiatan magang memberikan pengalaman kerja serta pengetahuan praktis di lapangan mengenai kegiatan pengelolaan lingkungan suatu kawasan pelestarian ex -situ baik secara konsep maupun teknis pemeliharaannya. Hasil kegiatan magang yang berupa strategi pengelolaan lanskap diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pengelola Taman Burung TMII dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lanskapnya. Kata kunci: atraksi wisata, daya dukung, konservasi ex-situ, pemeliharaan, SWOT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Burung merupakan salah satu kelompok hewan yang paling populer, hal ini ditunjukkan oleh banyaknya orang yang senang melakukan bird-watching. Keanekaragaman jenis burung dengan nilai estetika, nilai ilmiah, dan nilai ekologi yang dimilikinya menjadi suatu hal yang menarik. Sekitar 1.598 spesies dari beragam jenis burung dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara nomor empat terkaya di dunia akan jumlah spesies burungnya. Tercatat sebanyak 372 spesies di antaranya merupakan jenis burung endemik dan sebanyak 118 spesies burung dikategorikan terancam punah Sukmantoro et al., 2007. Perburuan liar serta penyusutan habitat burung merupakan faktor yang memicu ancaman kepunahan dari spesies burung-burung tersebut. Konservasi terhadap spesies burung dilakukan dalam upaya pelestarian keberadaan burung. Upaya ini dapat dilakukan dengan kegiatan penangkaran ataupun koleksi burung pada habitat yang dibuat menyerupai aslinya. Taman Mini Indonesia Indah TMII adalah kawasan wisata yang memperlihatkan berbagai kebudayaan dan alam Indonesia termasuk kekayaan burung dengan adanya unit wisata Taman Burung. Taman Burung TMII ini diharapkan dapat memberikan pendidikan sebanyak mungkin kepada masyarakat untuk menyadari kekayaan dunia burung yang dimiliki Indonesia dan ikut serta melestarikannya agar dapat menikmati keindahannya dan membangkitkan rasa kreativitas sambil berekreasi. Taman Burung TMII menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk berwisata pendidikan ataupun hanya sekedar berekreasi. Burung yang memiliki bulu yang indah, kicauannya yang merdu, serta keelokan bentuk tubuhnya menjadi potensi wisata yang menarik pengunjung datang ke taman satwa burung ini. Selain memiliki potensi wisata, Taman Burung TMII juga berperan dalam berbagai kegiatan penelitian ilmiah mengenai satwa liar dan berhasil menangkarkan berbagai jenis burung. Pengelolaan lanskap Taman Burung TMII merupakan hal yang menarik dan penting untuk dipelajari, terutama dalam hal menjaga kelestarian lingkungan taman sebagai habitat dari berbagai jenis burung yang tinggal di dalamnya. Selain itu, kondisi lanskap Taman Burung TMII sebagai area wisata juga merupakan faktor yang penting yang harus diperhatikan sebab lanskap yang baik akan memberikan nilai tambah pada tapak tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tentang pengelolaan lanskap suatu area wisata yang berfungsi sebagai kawasan pelestarian ex-situ dan tetap dapat menyajikan keindahan tamannya dengan baik. Pemahaman mengenai pengelolaan lanskap tersebut ditempuh melalui kegiatan magang pada suatu taman satwa khusus, yaitu Taman Burung TMII. Berbagai hal yang diamati dan dipelajari selama kegiatan magang digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap Taman Burung TMII sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap Taman Burung TMII.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: a. mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan dalam mempelajari kegiatan pengelolaan taman satwa burung, khususnya dalam hal usaha menjaga kondisi lanskap Taman Burung TMII; b. mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dalam pengelolaan lanskap Taman Burung TMII serta menyusun alternatif solusinya berupa rekomendasi strategi pengelolaan yang terkait dengan pengembangan pengelolaan lanskap Taman Burung TMII.

1.3 Manfaat

Berikut ini adalah manfaat dari kegiatan magang. a. Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya serta beragam pengetahuan mengenai pengelolaan Taman Burung TMII. b. Pihak pengelola Taman Burung TMII mendapatkan masukan mengenai strategi pengelolaan lanskap untuk membantu meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap kawasan Taman Burung TMII.

1.4 Kerangka Pikir

Pengelolaan lanskap Taman Burung TMII sebagai suatu kawasan pelestarian burung secara ex-situ dipelajari dalam kegiatan magang dengan melakukan identifikasi terhadap aspek pengelolaan, fisik serta biofisik, dan sosial. Aspek-aspek tersebut dianalisis potensi serta kendalanya untuk menghasilkan strategi pengelolaan lanskap Taman Burung TMII. Kerangka pikir kegiatan magang pengelolaan lanskap Taman Burung TMII dapat dilihat pada Gambar 1. Taman Satwa Khusus Sebagai Kawasan Pelestarian Ex-Situ Taman Burung TMII Kegiatan Magang Aspek Pengelolaan Aspek Fisik dan Biofisik Aspek Sosial Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Deskriptif Kuantitatif Potensi dan Kendala Perumusan SWOT Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Strategi Pengelolaan Gambar 1. Kerangka Pikir Pelaksanaan Magang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap dan Taman

Menurut Simonds 1983, lanskap adalah suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati keberadaannya melalui seluruh indera yang dimiliki manusia. Lanskap juga diartikan sebagai bentang alam yang elemen-elemen lanskapnya dibagi menjadi elemen-elemen utama dan elemen- elemen penunjang. Elemen-elemen utama adalah elemen lanskap dominan yang tidak dapat diubah, seperti bentukan-bentukan sungai, gunung, dan pantai. Elemen-elemen penunjang adalah elemen-elemen lanskap yang dapat diubah, seperti bukit-bukit, semak-semak, dan sungai-sungai kecil. Lanskap dikatakan memiliki karakter lanskap alami jika di dalamnya terdapat suatu area yang keharmonisan dan kesatuan antara elemen alaminya terlihat jelas seperti bentukan-bentukan tanah, formasi bebatuan, vegetasi, dan kehidupan satwa animal life.

2.2 Taman dan Taman Satwa

Taman merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemilik atau penggunanya. Taman juga dapat disebut garden, park, atau landscape, bergantung pada skala dan bentuknya. Selain bernilai estetika, taman juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang memiliki berbagai peran Arifin dan Arifin, 2005. Menurut Hernowo dan Prasetyo 1989, ruang terbuka hijau memiliki peran dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Selain itu, ruang terbuka hijau juga berperan sebagai tempat rekreasi dan merupakan salah satu komponen habitat berbagai jenis satwa liar, terutama burung. Taman satwa adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi ex-situ yang melakukan usaha perawatan dan penangkaran berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru; sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam; sebagai sarana pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi edukatif yang sehat Kep. Menhutbun No. 479Kpts-II1998. Menurut PKBSI 2000, taman satwa terdiri atas taman satwa umum dan taman satwa khusus. Taman satwa umum memelihara berbagai jenis satwa liar seperti taman safari, sedangkan taman satwa khusus memelihara koleksi khusus, seperti taman burung, taman serangga, dan taman kupu-kupu.

2.3 Rekreasi dan Wisata

Rekreasi berasal dari dua kata dasar yaitu re dan kreasi, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya fikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. Rekreasi menurut Gold 1980 adalah kegiatan di waktu senggang yang dijalankan dengan kepuasan atau sesuatu yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman rekreasi tersebut. Rekreasi dapat dilakukan secara perorangan ataupun dalam kelompok, dan tidak dibatasi oleh kemampuan seseorang. Berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata didefinisikan sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Menurut Damanik dan Weber 2006, potensi wisata adalah semua objek yang memerlukan banyak penanganan agar dapat memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan. Elemen penawaran wisata sering disebut sebagai triple A’s yang terdiri dari attraction atraksi, accessibility aksesibilitas, dan amenity amenitas. Atraksi merupakan objek wisata baik bersifat tangible maupun intangible yang memberikan kenikmatan kepada wisatawan. Atraksi dapat dibagi menjadi tiga, yakni alam, budaya, dan buatan. Yang tergolong pada atraksi buatan, antara lain, Kebun Raya Bogor, Taman Safari, dan Taman Impian Jaya Ancol Damanik dan Weber, 2006. Pendit 1994 menyatakan bahwa atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik perhatian dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Atraksi wisata lazim pula dinamakan objek wisata. Menurut Yanto 2011, wisata taman diciptakan untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat akan rekreasi yang menyajikan keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna, serta fasilitas-fasilitas yang tersedia. Pada umumnya, rekreasi dan wisata memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendapat kenikmatan dan penyegaran kembali mental dan fisik. Tempat tujuan bagi orang yang melakukan wisata merupakan suatu kesatuan ruang tertentu yang dapat menarik keinginan untuk berekreasi. Setiap ruang umum dan pribadi yang diperuntukkan bagi penggunaan rekreasi merupakan area rekreasi, dan taman adalah setiap lahan umum atau pribadi yang diperuntukkan bagi estetika, edukasi, atau kebudayaan Gold, 1980.

2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Manajemen atau pengelolaan adalah proses penyusunan dan pemeliharaan lingkungan tempat individu-individu bekerja secara bersama dalam suatu kelompok, yang berupaya memenuhi suatu tujuan secara efisien Koontz dan Weihrich, 2006. Wright 1982 menyatakan bahwa pengelolaan taman berkaitan dengan perencanaan jangka panjang mengenai kebijakan dan staf organisasi dan peralatan untuk mencapai pemeliharaan yang efisien. Menurut Parker dan Bryan 1989, proses dalam pengelolaan dapat diurutkan menjadi empat tahap berikut: a. penetapan objek yang akan dikelola; b. perencanaan kegiatan pengelolaan; c. pelaksanaan kegiatan pengelolaan; d. pemantauan dan perbaikan rencana pengelolaan yang diperlukan. Rencana pengelolaan merupakan elemen penting dalam menjabarkan langkah-langkah kegiatan pemeliharaan agar dapat didiskusikan terlebih dahulu dan mencari alternatif solusi jika diperlukan serta menentukan pembagian kerja selanjutnya. Dalam pengelolaan lanskap, proses pelaksanaan pengelolaan atau kegiatan pemeliharaan sehari-hari adalah bagian yang paling memakan banyak waktu, energi, serta biaya. Efisiensi dalam pemeliharaan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap biaya. Metode dan intensitas dari pemeliharaan juga kadang-kadang akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada biaya pemeliharaan. Pada umumnya, lebih alami atau informal suatu pola dari objek yang akan dikelola, semakin rendah biaya pemeliharaannya. Sebaliknya, objek yang lebih formal atau semakin tidak alami akan memerlukan biaya yang lebih mahal Parker dan Bryan, 1989. Kegiatan pemeliharaan lanskap merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula Sternloff dan Warren, 1984. Menurut Arifin dan Arifin 2005, terdapat dua jenis pemeliharaan lanskap, yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal mengacu pada tujuan dan rancangan atau desain semula, sedangkan pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Sternloff dan Warren 1984 menyatakan bahwa untuk mencapai manajemen pemeliharaan yang efektif terdapat beberapa prinsip pemeliharaan taman sebagai berikut. a. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan. b. Pemeliharaan harus dilaksanakan secara ekonomis dalam aspek waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan. c. Operasional pemeliharaan hendaknya didasari pada rencana pemeliharaan yang logis. d. Jadwal pekerjaan pemeliharaan harus didasari pada kebijaksanaan dan prioritas. e. Pengelola pemeliharaan hendaknya menekankan pada pemeliharaan pencegahan. f. Pengelola pemelihara harus terorganisir dengan baik. g. Pengelola taman rekreasi harus memiliki sumber dana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan. h. Pengelola taman rekreasi harus menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan. i. Program pemeliharaan harus didesain untuk melindungi lingkungan alami. j. Pengelola pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan pegawai pemeliharaan. k. Dalam desain dan konstruksi dari suatu taman rekreasi dan fasilitasnya, pemeliharaan hendaknya menjadi pertimbangan utama saat pembangunan. l. Para pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap pencitraan khalayak umum dan pengelola taman rekreasi. Sternloff dan Warren 1984 juga menjelaskan bahwa pengelolaan yang baik seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian secara realistis dengan beberapa cara sebagai berikut: a. menginventaris dan mengidentifikasi fasilitas dan peralatan taman yang dipelihara; b. membuat perencanaan pemeliharaan rutin; c. membuat perencanaan alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidental; d. merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman; e. membuat jadwal tanggung jawab penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor; f. melakukan pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan; g. membuat sistem analisis biaya pemeliharaan. Pada pengelolaan lanskap diperlukan pula perhatian terhadap daya dukung. Daya dukung adalah konsep dasar di dalam pengelolaan lanskap dan sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan suatu area Arifin et al., 2009. Batas penggunaan suatu areal lanskap tersebut terkait dengan pengelolaan jumlah pengunjung. Suatu wisata taman seperti taman burung memiliki kapasitas tertentu untuk diakses oleh pengunjung. Menurut Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo 2003, pertimbangan terhadap kenyamanan dan kepuasan pengunjung atas sumber daya wisata yang ditawarkan serta perlindungan terhadap sumber daya wisatanya itu sendiri merupakan hal yang penting dalam pengelolaan suatu area wisata.

2.5 Burung dan Pengelolaan Habitatnya

Burung merupakan hewan vertebrata yang bersayap, berkaki dua, berdarah panas, dan bertelur. Hewan ini mudah beradaptasi dan bersifat kosmopolitan sehingga burung terdapat di berbagai bagian dunia, dari kawasan gurun hingga kutub utara, dari permukaan laut hingga pegunungan tinggi, dan dari daerah hutan belantara hingga daerah perkotaan yang padat penduduk. Terdapat lebih dari 8.600 spesies burung yang diketahui dan terbagi ke dalam 27 ordo, antara lain, burung pemburu yang memiliki paruh menukik dan cakar tajam, burung pantai yang memiliki paruh yang ramping dan tajam serta tungkai yang panjang, burung pelatuk yang berparuh seperti pahat dengan tipe kaki penggenggam, burung air yang mempunyai jari bersirip dan paruh lebar, penguin yang memodifikasi sayap seperti dayung, dan burung pengicau yang memiliki tipe kaki untuk bertengger. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves Collins, 1975. Burung merupakan salah satu satwa liar yang perlu dilestarikan karena mempunyai banyak manfaat, antara lain, 1 membantu mengendalikan serangga hama; 2 membantu proses penyerbukan bunga; 3 mempunyai nilai ekonomi yang lumayan tinggi; 4 memiliki suara yang khas yang dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan; 5 menjadi sarana untuk berbagai atraksi rekreasi; 6 menjadi objek pendidikan dan penelitian Hernowo dan Prasetyo, 1989. Upaya terhadap kelestarian burung dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan konservasi. Konservasi burung dapat dilakukan baik secara in-situ di dalam habitat alaminya maupun ex-situ di luar habitat alaminya. Menurut Alikodra dalam Ontario et al. 1991, habitat merupakan tempat hidup suatu organisme yang dapat digunakan untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain, dan berkembang biak. Konservasi burung secara ex-situ dapat dilakukan dengan membuat penangkaran yang menyerupai habitat alaminya. Abas dalam Ontario et al. 1991 menyebutkan bahwa makanan, air, pelindung, dan ruang lingkup merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan burung. Ruang lingkup dapat berupa komposisi jenis satwa liar lain di sekitarnya, faktor fisik yaitu suhu, kelembaban, cahaya, ketinggian tempat, dan keadaan tumbuhan yang ada serta pengaruh manusia. Berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, kegiatan koleksi dan penangkaran burung di daerah merupakan bagian dari pengelolaan di luar habitat ex-situ dengan maksud menyelamatkan sumber daya genetik dan populasi jenis satwa burung. Kegiatan tersebut meliputi pula pemeliharaan, perkembangbiakan, serta penelitian dan pengembangannya. Kegiatan pemeliharaan burung sebagai bagian dari kekayaan jenis flora fauna di luar habitat wajib memenuhi syarat sebagai berikut: 1 memenuhi standar kesehatan satwa burung; 2 menyediakan tempat yang cukup luas; 3 memberikan keamanan dan kenyamanan; 4 serta mempunyai dan mempekerjakan tenaga ahli dalam bidang medis dan pemeliharaan. Setio dan Takandjandji 2007 menyatakan bahwa kegiatan penangkaran burung tidak hanya sekedar untuk kegiatan konservasi jenis dan peningkatan populasi, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan wisata. Pengelolaan habitat merupakan suatu manipulasi habitat untuk menyediakan kondisi yang cocok bagi hewan yang ingin dilindungi, atau dalam beberapa kasus untuk mengurangi jumlah spesies yang dianggap sebagai hama. Kebanyakan pengelolaan habitat burung dilakukan dengan menanam struktur vegetasi yang sesuai dengan habitat alaminya, meningkatkan ketersediaan pangan, dan memberikan daerah bersarang yang cocok bagi burung-burung Sutherland, Newton, dan Green, 2004. Pengelolaan habitat di taman burung dilakukan terhadap lingkungan biologi dan lingkungan fisik. Pada lingkungan biologi, pengelolaan dilakukan pada habitat hidup burung yang di dalamnya terdapat tumbuhan baik yang ditanam maupun tumbuh alami dengan populasi, kerapatan, dan arsitektur tajuk yang mendekati habitat alami, yang akan menciptakan iklim mikro dan suasana teduh yang disukai oleh burung-burung. Tumbuhan yang cocok untuk menyiapkan lingkungan alami tersebut memiliki karakter sebagai berikut: a. memiliki buah yang dapat dijadikan sumber pakan burung; b. merupakan tumbuhan yang berbuah sepanjang tahun; c. memiliki percabangan yang lateralhorizontal; d. memiliki tajuk yang tidak harus selalu tinggi dan juga tidak harus selalu lebat terutama untuk pengaturan cahaya matahari; e. merupakan jenis tumbuhan yang tidak berduri tajam, bergetah lengket, atau beracun. Pada lingkungan fisik, pengelolaan dilakukan terhadap kandang atau sangkar dalam hal kebersihan kandang, pemilihan lokasi kandang, bentuk dan ukuran kandang, dan jenis peruntukan kandang yang sesuai agar burung tetap aman, nyaman, dan sehat Setio dan Takandjandji, 2007.

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah TMII Gambar 3. Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok Gede Raya, Pintu TMII II Gambar 4, Jakarta Timur Gambar 2. Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan dari bulan Maret hingga bulan Juni 2012. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia Anonim, 2010b Indah Anonim, 2011 Gambar 4. Lokasi Taman Burung dalam Peta Taman Mini Indonesia Indah Anonim, 2010a

3.2 Batasan Studi

Pelaksanaan magang berada dalam ruang lingkup pengelolaan lanskap Taman Burung TMII. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan meliputi proses- proses program pemeliharaan yang mencakup pengelolaan dari pelaksanaan dan pemeliharaan fisik Taman Burung TMII.