Ranking Alternatif Strategi Penjabaran Strategi Pengelolaan sebagai Rekomendasi

matriks SWOT ini dapat ditunjukkan beberapa alternatif strategi pengelolaan yang dapat digunakan oleh Taman Burung TMII Tabel 18. Tabel 18. Matriks SWOT untuk Membentuk Alternatif Strategi Pengelolaan Faktor Ekternal Faktor Internal Kekuatan Strenghts Peluang Opportunities 1. Pengoptimalan peluang bisnis 2. Kerjasama dengan berbagai pihak 3. Peminat yang beragam dari berbagai latar belakang Strategi SO Ancaman Threats 1. Persaingan dengan taman satwa lainnya dan arena hiburan baru 2. Pengunjung yang rentan terhadap isu penyakit burung Strategi ST 1. Desain lanskap yang 1. Memperluas jaringan pasar 2. Menarik minat menarik dan suasana yang nyaman 2. Jenis burung yang beragam dan unik 3. Konsep peragaan koleksi burung yang menarik 4. Kapasitas daya dukung yang besar Kelemahan Weaknesses 1. Jumlah SDM terbatas 2. Pemeliharaan lanskap dan sarana prasarana yang belum optimal 3. Kurangnya atraksi wisata 4. Lokasi berbatasan dengan pemukiman penduduk 5. Pengelolaan taman satwa butuh biaya cukup besar dengan mempromosikan kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung baik melalui berbagai media maupun penawaran serta kerja sama dengan berbagai pihak Strategi WO 4. Memperbaiki sistem pemeliharaan dalam pengelolaan tenaga kerja, jadwal, dan anggaran biaya pemeliharaan lanskapnya 5. Memperbaiki sarana prasarana agar fungsinya dapat dimanfaatkan secara lebih optimal 6. Meningkatkan keamanan area disertai pembinaan mengenai pelestarian lingkungan terutama pada masyarakat pengunjung dengan meningkatkan keberagaman jenis koleksi dan atraksi burung beserta kualitas lanskapnya 3. Meningkatkan kebersihan untuk mencerminkan kondisi lingkungan yang sehat Strategi WT 7. Menambah staf yang ahli dan kreatif untuk menciptakan objek dan atraksi wisata yang lebih menarik, atraktif, dan variatif sekitar dengan bekerja sama dengan berbagai lembagainstansi lainnya

4.5.5 Ranking Alternatif Strategi

Pemeringkatan atau ranking terhadap alternatif strategi dilakukan untuk membantu mengetahui peringkat atau prioritas dari alternatif strategi yang sebaiknya dilakukan dalam pengelolaan Taman Burung TMII. Skor dengan nilai paling tinggi memiliki tingkat prioritas yang tinggi pula Tabel 19. Tabel 19. Ranking Alternatif Strategi No. Alternatif Strategi SWOT Skor Ranking 1. Memperluas jaringan pasar dengan mempromosikan kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung baik melalui berbagai media maupun penawaran serta kerja sama dengan berbagai pihak 2. Menarik minat pengunjung dengan meningkatkan keberagaman jenis koleksi dan atraksi burung beserta kualitas lanskapnya S1,S2,S3, S4,O1,O2, O3 S1,S2,S3, S4,T1 3,47 1 1,77 4 3. Meningkatkan kebersihan untuk mencerminkan kondisi lingkungan yang sehat S1,S2,T2 1,21 5 4. Memperbaiki sistem pemeliharaan dalam pengelolaan tenaga kerja, jadwal, dan anggaran biaya pemeliharaan lanskapnya 5. Memperbaiki sarana prasarana agar fungsinya dapat W1,W2, W5,O1,O2 W2,W3, 2,07 2 2,02 3 dimanfaatkan secara lebih optimal 6. Meningkatkan keamanan area disertai pembinaan mengenai pelestarian lingkungan terutama pada masyarakat sekitar dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga atau instansi lainnya W4,O1,O3 W2,W4,O2 0,93 6 7. Menambah staf yang ahli dan kreatif untuk menciptakan objek dan atraksi wisata yang lebih menarik, atraktif, dan W1,W2, W3,T1 0,71 7 variatif

4.5.6 Penjabaran Strategi Pengelolaan sebagai Rekomendasi

Berikut ini dilakukan penjabaran terhadap strategi pengelolaan sebagai rekomendasi bagi pengelola agar dapat dipahami secara lebih jelas. a. Strategi Memperluas Jaringan Pasar dengan Mempromosikan Kegiatan Wisata Berwawasan Lingkungan dan Satwa Burung Melalui Berbagai Media Maupun Penawaran serta Kerja Sama dengan Berbagai Pihak Dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung dan memperluas hubungan kerja sama, kegiatan promosi dan upaya membangun komunikasi dengan berbagai lembaga atau pun perusahaan harus lebih gencar dilakukan. Hal ini merupakan salah satu upaya dari strategi penetrasi pasar, yaitu meningkatkan upaya pemasaran atau iklan dan penawaranpromosi berbagai produk David, 2008. Kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung dapat dipertimbangkan untuk dijadikan tema khusus dalam kegiatan promosi. Tema ini menawarkan pengalaman wisata kepada pengunjung dalam menjelajahi dunia burung beserta lingkungan hidupnya. Hal tersebut merupakan upaya pemanfaatan dari kekuatan Taman Burung TMII yang memiliki lanskap yang nyaman dengan konsep yang menarik serta keberagaman dan keunikan jenis burung. Untuk mendukung tema ini, penyediaan kegiatan wisata yang bersifat edukatif harus lebih ditingkatkan lagi sehingga kegiatan wisata tidak hanya mengenai pengenalan jenis burung saja, tetapi juga menambah kegiatan yang dapat memberikan informasi mengenai kehidupan burung secara lebih mendetil. Peminat Taman Burung TMII yang beragam dari berbagai latar belakang, tetapi dengan asal daerahnya yang masih dominan dari Jabodetabek juga menjadi pertimbangan untuk memperluas lagi jaringan pasar dengan melakukan kegiatan promosi tidak hanya ke sekolah-sekolah, tetapi juga ke perusahaan-perusahaan baik di dalam maupun di luar jabodetabek. Jaringan kerja sama juga diperkuat dan diperluas untuk dapat mengikuti acara pameran atau event khusus seperti kegiatan pameran Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia PKBSI atau kegiatan show burung di area-area hiburan lain yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya untuk ajang promosi. Kegiatan promosi selama ini dilakukan melalui berbagai cara seperti penawaran diskon tiket masuk atau pun melalui multimedia elektronik, yaitu melalui website Taman Mini Indonesia Indah. Selain itu, promosi juga dapat dilakukan melalui penyebaran brosurleaflet dengan desain dan isi yang lebih lengkap dan menarik lagi. Selain menunjang fungsi kepariwisataanrekreasi, hubungan kerja sama dengan berbagai pihak dan promosi juga dilakukan untuk menunjang fungsi pelestarian, pendidikan, dan penelitian. b. Strategi Memperbaiki Sistem Pemeliharaan dalam Pengelolaan Tenaga Kerja, Jadwal, dan Anggaran Biaya Pemeliharaan Lanskapnya Sistem pemeliharaan yang baik memiliki rencana program pemeliharaan yang baik. Hal tersebut sangat penting dan seharusnya dimiliki oleh para pihak pemelihara taman agar tamannya selalu berada dalam kondisi prima sesuai desain awalnya. Taman yang terkelola dengan baik dan selalu dalam kondisi prima akan meningkatkan kualitas lingkungannya sehinga dapat menciptakan suasana taman yang indah. Selain penangkaran khusus yang dilakukan oleh staf, keberhasilan pengembangan koleksi burung yang ada di Taman Burung TMII juga tidak lepas didukung oleh kondisi lingkungan yang baik dengan berbagai tanaman yang ada di dalamnya yang secara langsung atau tidak langsung mendukung kehidupan burung yang hidup di dalamnya. Jika sistem pemeliharaan tamannya dapat diperbaiki sehingga terkelola dengan baik maka hal ini secara tidak langsung juga menjadi upaya dalam meningkatkan kualitas atau memperbaiki taman sebagai produk atau jasa Taman Burung TMII yang diharapkan dapat pula meningkatkan minat pengunjung atau penjualan tiket. Untuk memperbaiki sistem pemeliharaan Taman Burung TMII, diperlukan pengelolaan kembali terhadap kebutuhan tenaga kerja, jadwal pemeliharaan, dan anggaran biaya. 1. Kebutuhan tenaga kerja Penentuan kebutuhan tenaga kerja pada tiap area pemeliharaan merupakan hal yang penting agar seluruh kegiatannya dapat terlaksana secara optimal. Berdasarkan analisis dari struktur organisasi, pengelolaan tenaga kerja, dan kegiatan pemeliharaan taman di Taman Burung TMII, salah satu kendala yang dialami oleh Taman Burung TMII adalah keterbatasan tenaga kerja. Menurut Arifin dan Arifin 2005, jumlah tenaga kerja harus optimal, tidak berlebihan atau kekurangan. Besar atau kecilnya jumlah tersebut disesuaikan dengan besarnya luas taman dan kemampuan keterampilan pekerja. Oleh karena itu, penambahan jumlah tenaga kerja yang sesuai kebutuhan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang optimal dan efektivitas kerja yang semakin baik. Sternloff dan Warren 1984 menyatakan bahwa pada area pemeliharaan harus ditetapkan jumlah pekerja yang optimum. Untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang optimum, dilakukan perhitungan secara teoritis. Rencana jumlah kebutuhan tenaga kerja ditentukan dengan melakukan perhitungan terhadap hari orang kerja HOK. Perhitungan ini membutuhkan data mengenai kapasitas kerja serta jumlah dan luasnya elemen taman yang akan dipelihara. Agar tenaga kerja yang dialokasikan efisien sesuai kapasitas kerjanya, digunakan kapasitas kerja efektif berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pemeliharaan taman di Taman Burung TMII. Pembagian jumlah tenaga kerja dilakukan pada area pemeliharaan unit taman dan unit kubah Tabel 20. Penghitungan kebutuhan tenaga kerja unit kubah sudah mencakup keseluruhan kegiatan pemeliharaan lingkungan dan sangkar, tetapi belum mencakup penghitungan untuk kegiatan pemeliharaan burung pendistribusian pakan dan pengamatan kondisi burung. Perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 11. Selain dengan penentuan jumlah kebutuhan tenaga kerja, sebaiknya pengelolaan tenaga kerja juga dilakukan dengan melakukan pembinaan baik dalam meningkatkan keterampilan kerja maupun dalam membangun loyalitas kerjanya seperti dengan mengikutsertakan pegawai pada kegiatan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Tabel 20. Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Taman dan Unit Kubah Area Pemeliharaan Jumlah Tenaga Kerja Kubah barat 5 Kubah timur 4 Area barat 5 Area timur 4 Welcome area 1 Taman parkir besar 2 Taman Konservasi Nusantara 4 Area pembibitan 2 Jumlah 27 2. Jadwal Pemeliharaan Untuk menciptakan program kerja yang lebih terstruktur dan terkoordinir dengan lebih baik, diperlukan jadwal pemeliharaan yang dibuat secara jelas dan terinci sebagai target dan acuan para pekerja dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaannya. Dalam pembuatan jadwal, penentuan standar, dan frekuensi kerja harus disesuaikan dengan kapasitas kerja pegawai untuk menghindari beban pekerjaan yang telalu berat. Selanjutnya, peran supervisor sangat dibutuhkan untuk menyusun dan menerapkan jadwal pemeliharaan pada pelaksanaan pekerjaan di lapang. Supervisor taman sebaiknya membuat rencana atau target- target pemeliharaan yang akan dicapai untuk jangka waktu satu bulan ke depan beserta laporan hasil kegiatan pemeliharaan sebelumnya sehingga seluruh kebutuhan pemeliharaan taman dapat selalu terpantau. Rencana pemeliharaan yang dilaporkan menjadi bentuk koordinasi pekerjaan yang akan membantu pihak administrasi dalam menganggarkan biaya dan keperluan alat dan bahan untuk periode satu bulan ke depan, kecuali kegiatan yang bersifat insidental. Pembuatan target pemeliharaan sebaiknya dibicarakan antara supervisor dan pekerja lapang agar tercipta target kerja pemeliharaan yang didasarkan pada kebijakan dan prioritas yang benar. Rekomendasi rencana program pemeliharaan yang meliputi standar, jenis kegiatan, prosedur, frekuensi, serta alat dan bahan pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 12. 3. Anggaran Biaya Penyusunan anggaran biaya pemeliharaan lanskap di Taman Burung TMII sebaiknya dilakukan secara lebih terinci agar seluruh kebutuhannya dapat teranggarkan dengan tepat. Kebutuhan taman satwa yang besar untuk kepentingan burung menyebabkan anggaran biaya untuk kebutuhan taman harus dapat direncanakan setepat mungkin agar tidak berlebihan sehingga dapat memperbesar lagi pengeluaran Taman Burung TMII. Menurut Arifin dan Arifin 2005, pembuatan anggaran biaya dapat dilakukan dengan mengelompokkan komponen yang memerlukan pembiayaan agar besarnya proporsi biaya pada masing-masing kelompok komponen dapat diketahui dan dievaluasi. Contoh perkiraan persentase komponen biaya pemeliharaan taman dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Persentase Komponen Biaya Pemeliharaan Taman Jenis Anggaran Biaya Persentase 1. Biaya upah tenaga kerja 45 2. Biaya bahan habis pakai pupuk, pestisida, bahan bakar, cat, dan 7 sebagainya 3. Biaya overhead biaya tetap 48  Gaji supervisor dan ahli  Penyusutan alat  Biaya accounting  Lain-lain 27 14 13 46 Jumlah 100 Sumber: Carpenter et al. dalam Arifin dan Arifin 2005

c. Strategi Memperbaiki