3.4 Metode Analisis 3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan terhadap data inventarisasi yang didapat melalui
studi pustaka, wawancara pengelola dan pengunjung, kuesioner, serta
pengamatan langsung untuk mendefinisikan masalah dan membandingkan sistem pengelolaan lanskap di Taman Burung TMII dengan sistem pengelolaan lanskap
yang baik menurut teori pengelolaan yang ada. Analisis kuantitatif dilakukan dengan mengolah data melalui proses penghitungan seperti penghitungan
kapasitas dan efektivitas kerja, hari orang kerja, dan daya dukung.
3.4.2 Analisis Daya Dukung
Salah satu
model pendekatan
untuk mempertahankan
kelestarian, keberadaan, atau optimasi manfaat dari sumber daya alam, sumber daya lanskap,
dan lingkungan adalah dengan melakukan pendekatan atau penilaian terhadap daya dukung atau carrying capacity-nya. Pendekatan ini juga digunakan untuk
meminimalkan kerusakannya atau membatasi penggunaannya. Penilaian daya dukung dilakukan pada pengelolaan areal yang digunakan untuk kegiatan rekreasi
alam yang dikenal sebagai daya dukung kawasan rekreasi atau recreation capacity,
yaitu jumlah individu atau pengunjung yang dapat ditampung pada suatu kawasan rekreasi Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo, 2003. Perhitungan jumlah
pengunjung maksimal untuk rekreasi menggunakan rumus berikut:
dengan DD = daya dukung;
A = luas area yang digunakan untuk rekreasi m
2
; B
= luas area yang dibutuhkan oleh seorang pengunjung untuk berekreasi dengan tetap memperoleh kepuasan m
2
; Rf = faktor rotasi jam kunjungan per harirata-rata waktu kunjungan.
3.4.3 Analisis Karakter dan Persepsi Pengunjung
Analisis ini dilakukan dari hasil pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner yang disebar secara acak kepada pengunjung sebanyak 30 responden.
Wawancara dan kuesioner dilakukan pada pengunjung yang tidak sedang melakukan aktivitas secara aktif. Hasil dari kuesioner ini akan menunjukkan
karakteristik, persepsi, serta kepuasan pengunjung terhadap kondisi lanksap Taman Burung TMII. Kuesioner karakter dan persepsi pengunjung dapat dilihat
pada Lampiran 1.
3.4.4 Analisis SWOT
Analisis yang digunakan untuk menghasilkan strategi pengelolaan lanskap Taman Burung TMII adalah analisis SWOT strength, weakness, opportunity,
threat . Analisis ini dilakukan dengan melihat hubungan faktor internal kekuatan
dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman yang dimiliki Taman Burung TMII dalam rangka menentukan alternatif strategi untuk mengembangkan
kualitas pengelolaan lanskap Taman Burung TMII. Menurut Rangkuti 1997, analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
strenght dan
peluang opportunity,
tetapi secara
bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threat. Berikut ini analisis tahapan kerja dalam analisis SWOT.
a. Pengidentifikasian Faktor Internal dan Faktor Eksternal Identifikasi faktor internal IFE dilakukan dengan menetapkan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki Taman Burung TMII dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahannya. Identifikasi faktor eksternal EFE dilakukan dengan
melihat peluang dan ancaman yang dihadapi Taman Burung TMII dengan mendaftarkan semua peluang dan ancamannya David, 2008. Faktor-faktor
tersebut diperoleh berdasarkan hasil diskusi dengan pihak pengelola dan hasil dari analisis beberapa aspek dalam pengelolaan lanskap Taman Burung TMII.
b. Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal Setiap faktor yang telah diidentifikasi diberi simbol untuk mempermudah
dalam melakukan pembobotan di tahap selanjutnya. Pemberian bobot dilakukan sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap pengelolaan Taman Burung TMII.
Tingkat kepentingannya ditentukan melalui hasil diskusi dengan pihak pengelola. Bobot setiap faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode Paired
Comparison Kinnear dan Taylor, 1991. Contoh penilaian bobot faktor strategi
internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 2. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot setiap faktor adalah sebagai berikut:
1. bobot 1, indikator faktor horizontal kurang penting jika dibandingkan dengan indikator faktor vertikal;
2. bobot 2, indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal;
3. bobot 3, indikator faktor horizontal lebih penting jika dibandingkan dengan indikator faktor vertikal;
4. bobot 4, indikator faktor horizontal sangat penting jika dibandingkan dengan indikator faktor vertikal.
Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Faktor InternalEksternal
A B
C D
E Total
Bobot A
x
1
1
B x
2
2
C x
3
3
D x
4
4
E x
5
5
Total
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Kinnear dan
Taylor 1991:
dengan
= bobot variabel ke-i; = nilai variabel ke-i;
i = 1,2,3,4,….i;
n = jumlah variabel.
c. Penentuan peringkat rating Setelah tahap pembobotan, penulis menentukan peringkat setiap faktor
berdasarkan kepentingannya masing-masing dengan skala nilai 1-4. Nilai peringkat faktor positif kekuatan dan peluang berbanding terbalik dengan faktor
negatif kelemahan dan ancaman Rangkuti, 1997. Pada faktor positif, semakin besar atau penting kekuatan dan peluangnya, semakin besar pula nilai yang
diberikan, sedangkan penilaian pada faktor negatif adalah sebaliknya, semakin besar kelemahan dan ancamannya, semakin kecil nilai yang diberikan.
Selanjutnya, peringkat yang diberikan pada setiap faktor dikalikan dengan bobot untuk mendapatkan skor pembobotan Tabel 3 dan 4. Total nilai skor
pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE kemudian diposisikan pada matriks internal dan eksternal IE Gambar 5.
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation IFE
Simbol Faktor Internal
Bobot Rating
Skor
Kekuatan Strenghts S1
S2 S3
Sn Kelemahan Weaknesses
W1 W2
W3 Wn
Total
Sumber: Rangkuti 1997 Tabel 4. Matriks External Factor Evaluation EFE
Simbol Faktor Internal
Bobot Rating
Skor
Peluang Opportunities O1
O2 O3
On Ancaman Threats
T1 T2
T3 Tn
Total
Sumber: Rangkuti 1997
Total Skor IFE 4.0
Kuat 3.0
Sedang 2.0 Lemah
1.0 Kuat
Total Skor EFE
Sedang Lemah
3.0 2.0
1.0
Gambar 5. Matriks Internal dan Eksternal IE I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
d. Alternatif Strategi Pada tahap ini dilakukan penyusunan alternatif strategi pengelolaan yang
digambarkan melalui matrik SWOT dengan melihat hubungan dan keterkaitan setiap faktor SWOT yang dimiliki Tabel 5.
Tabel 5. Matrik SWOT
Faktor Ekternal Peluang
Ancaman Threats Opportunities
Faktor Internal Kekuatan Strenghts
Strategi SO Menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Kelemahan Weaknesses Strategi WO
Meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang Strategi ST
Menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman Strategi WT
Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti 1997 e. Penentuan Ranking pada Alternatif Strategi
Dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan, ditentukan peringkatnya untuk mengetahui prioritas dari setiap strategi. Prioritas strategi dilakukan dengan
menjumlahkan semua skor dari faktor yang mempengaruhinya. Semakin besar jumlah skor yang dihasilkan, semakin tinggi peringkatnya atau semakin besar
prioritasnya Tabel 6. Agar lebih jelas dan rinci, setiap strategi tersebut dijabarkan kembali sebagai rekomendasi bagi pihak pengelola.
Tabel 6. Ranking Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Keterkaitan SWOT
Skor Ranking
SO1 SO2
SOn ST1
ST2 STn
WO1 WO2
WOn WT1
WT2 WTn
Sumber: Saraswati 2010
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN