Sistem Regulasi
177
c. Diabetes
Terdapat dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
1 Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan pankreas gagal memproduksi cukup insulin. Gejalanya adalah terus-menerus haus, lapar, buang air kecil, dan hilangnya
berat badan. Pada anak-anak dan remaja, kondisi tersebut biasanya disebabkan antibodi menyerang dan menghancurkan sel pankreas yang
memproduksi insulin. Penyakit tersebut dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang, seperti masalah ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, dan
penyakit jantung koroner dini dan stroke. Untuk mengontrol kandungan gula dalam darah dan mengurangi risiko komplikasi diabetes, penderitanya
memerlukan suntikan insulin secara teratur.
2 Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang normal. Anak-anak dan remaja yang mengidap penyakit ini
akan kelebihan berat badan. Gejala dan komplikasi yang timbul serupa dengan diabetes tipe 1. Beberapa penderita dapat mengontrol kadar gula
dalam darah dengan diet, berolahraga, dan mengonsumsi obat-obatan. Namun, banyak pula yang memerlukan suntikan insulin seperti penderita
diabetes tipe 1.
d. Masalah Hormon Tumbuh
Kelenjar pituitari yang gagal memproduksi sejumlah hormon tumbuh yang diperlukan, membuat pertumbuhan seorang anak terganggu. Hormon
tumbuh yang diproduksi secara berlebihan pada masa pertumbuhan akan membuat tulang dan bagian tubuh lain tumbuh secara berlebihan dan
menyebabkan gigantisme. Hipoglikemi kadar gula rendah juga dapat timbul pada anak yang kekurangan hormon tumbuh, biasanya pada bayi dan anak
kecil.
e. Tiroid
Kelainan yang berkaitan dengan hormon tiroid, yakni hipertirodisme dan hipotirodisme.
1 Hipertiroidisme
Hipertiroid merupakan kondisi kadar hormon tiroid dalam darah sangat tinggi. Gejala yang timbul berupa hilangnya berat badan, gugup, tremor,
keringat berlebih, laju detak jantung dan tekanan darah tinggi, mata yang menonjol, dan hiperaktif. Penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan,
pembuangan atau penghancuran kelenjar tiroid dengan operasi atau terapi radiasi.
2 Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroid, yaitu kadar hormon tiroid dalam darah sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan
lambatnya proses-proses dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lemah, laju detak jantung rendah, keringnya kulit, dan penambahan berat badan. Karena
kadar hormon tiroid dalam darah rendah, kelenjar tiroid berusaha memproduksinya. Hal tersebut berakibat pada membengkaknya kelenjar
tiroid yang dikenal dengan penyakit gondok Gambar 9.33.
Untuk mencegah dan mengobatinya, pasien diberi zat yodium sehingga produksi hormon tiroidnya kembali normal. Selain itu, hipotiroid pada anak-
anak dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan kekerdilan dan tertundanya pubertas. Kondisi ini disebut kretinisme. Bayi-bayi yang
dilahirkan dengan tidak adanya atau tidak sempurnanya kelenjar tiroid dapat
Gambar 9.32
Insulin. Kini insulin dapat diproduksi menggunakan
bakteri. Insulin digunakan oleh para penderita diabetes.
Sumber: Biology Concepts
Connections, 2006
Sumber: www.sets.families.com
Gambar 9.33
Penyakit gondok. Hal ini terjadi pada seseorang yang kurang
mengonsumsi yodium.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
178
mengidap hipotiroidisme. Kondisi tersebut dapat diobati dengan pemberian pengganti hormon tiroid secara oral.
f. Pubertas Dini
Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas dapat timbul secara dini pada anak-anak jika hormon pituitari yang menstimulasi gonad
meningkat secara dini. Pengobatan melalui suntikan dapat dilakukan untuk menekan sekresi hormon-hormon pituitari gonadotropin dan menahan
kemajuan perkembangan seksual pada anak-anak sebelum waktunya.
3. Gangguan pada Sistem Indra
Beberapa kelainan yang terjadi pada sistem indra di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Rabun Jauh
Rabun jauh miopi disebabkan daya akomodasi mata berubah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan tepat di bintik kuning. Orang yang
menderita rabun jauh tidak dapat melihat objek yang berada jauh karena bayangan yang masuk ke mata jatuh di depan bintik kuning. Penderitanya
dapat ditolong dengan menggunakan lensa cekung bikonkaf.
b. Rabun Dekat
Rabun dekat hipermetropi disebabkan daya akomodasi mata yang menurun, penderitanya tidak dapat melihat dengan jelas objek yang jaraknya
dekat dengan mata. Umumnya, penderita rabun dekat berhubungan dengan penuaan. Semakin tua usia seseorang, semakin berkurang daya akomodasi
mata sehingga terjadi hipermetropi. Penderitanya dapat ditolong dengan menggunakan lensa cembung bikonveks Gambar 9.34.
Untuk menyembuhkan rabun jauh dan rabun dekat kini telah
dikembangkan cara pengobatan baru yang disebut LASIK
Laser-Assisted in Situ Keratomileusis. Teknologi ini
secara permanen mengubah bentuk kornea menggunakan
laser sehingga memperbaiki fokus cahaya mata.
Sumber: www.asklasikdoctor. com
Wawasan
Biologi
Lensa bikonkaf
Lensa bikonvek
Miopi
Fokus sebelum menggunakan lensa
cekung Fokus
menggunakan lensa
cembung Hipermetropi
Sumber: www.micro.magnet.fsu.edu
Gambar 9.34
Penderita miopi dan hipermetropi yang dapat
ditolong dengan lensa kaca mata.
c. Presbiopi
Presbiopi merupakan gabungan dari rabun jauh dan dekat sehingga benda yang terlalu jauh ataupun terlalu dekat tidak dapat difokuskan. Penderitanya
dapat dibantu dengan menggunakan lensa progresif.