Lidah Praktis Belajar Biologi 2 IPA Kelas 11 Fictor Ferdinand P Moekti Ariebowo 2009

Sistem Regulasi 177

c. Diabetes

Terdapat dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. 1 Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 disebabkan pankreas gagal memproduksi cukup insulin. Gejalanya adalah terus-menerus haus, lapar, buang air kecil, dan hilangnya berat badan. Pada anak-anak dan remaja, kondisi tersebut biasanya disebabkan antibodi menyerang dan menghancurkan sel pankreas yang memproduksi insulin. Penyakit tersebut dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang, seperti masalah ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, dan penyakit jantung koroner dini dan stroke. Untuk mengontrol kandungan gula dalam darah dan mengurangi risiko komplikasi diabetes, penderitanya memerlukan suntikan insulin secara teratur. 2 Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 2 disebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang normal. Anak-anak dan remaja yang mengidap penyakit ini akan kelebihan berat badan. Gejala dan komplikasi yang timbul serupa dengan diabetes tipe 1. Beberapa penderita dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan diet, berolahraga, dan mengonsumsi obat-obatan. Namun, banyak pula yang memerlukan suntikan insulin seperti penderita diabetes tipe 1.

d. Masalah Hormon Tumbuh

Kelenjar pituitari yang gagal memproduksi sejumlah hormon tumbuh yang diperlukan, membuat pertumbuhan seorang anak terganggu. Hormon tumbuh yang diproduksi secara berlebihan pada masa pertumbuhan akan membuat tulang dan bagian tubuh lain tumbuh secara berlebihan dan menyebabkan gigantisme. Hipoglikemi kadar gula rendah juga dapat timbul pada anak yang kekurangan hormon tumbuh, biasanya pada bayi dan anak kecil.

e. Tiroid

Kelainan yang berkaitan dengan hormon tiroid, yakni hipertirodisme dan hipotirodisme. 1 Hipertiroidisme Hipertiroid merupakan kondisi kadar hormon tiroid dalam darah sangat tinggi. Gejala yang timbul berupa hilangnya berat badan, gugup, tremor, keringat berlebih, laju detak jantung dan tekanan darah tinggi, mata yang menonjol, dan hiperaktif. Penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan, pembuangan atau penghancuran kelenjar tiroid dengan operasi atau terapi radiasi. 2 Hipotiroidisme Hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroid, yaitu kadar hormon tiroid dalam darah sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan lambatnya proses-proses dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lemah, laju detak jantung rendah, keringnya kulit, dan penambahan berat badan. Karena kadar hormon tiroid dalam darah rendah, kelenjar tiroid berusaha memproduksinya. Hal tersebut berakibat pada membengkaknya kelenjar tiroid yang dikenal dengan penyakit gondok Gambar 9.33. Untuk mencegah dan mengobatinya, pasien diberi zat yodium sehingga produksi hormon tiroidnya kembali normal. Selain itu, hipotiroid pada anak- anak dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan kekerdilan dan tertundanya pubertas. Kondisi ini disebut kretinisme. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan tidak adanya atau tidak sempurnanya kelenjar tiroid dapat Gambar 9.32 Insulin. Kini insulin dapat diproduksi menggunakan bakteri. Insulin digunakan oleh para penderita diabetes. Sumber: Biology Concepts Connections, 2006 Sumber: www.sets.families.com Gambar 9.33 Penyakit gondok. Hal ini terjadi pada seseorang yang kurang mengonsumsi yodium. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 178 mengidap hipotiroidisme. Kondisi tersebut dapat diobati dengan pemberian pengganti hormon tiroid secara oral.

f. Pubertas Dini

Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas dapat timbul secara dini pada anak-anak jika hormon pituitari yang menstimulasi gonad meningkat secara dini. Pengobatan melalui suntikan dapat dilakukan untuk menekan sekresi hormon-hormon pituitari gonadotropin dan menahan kemajuan perkembangan seksual pada anak-anak sebelum waktunya.

3. Gangguan pada Sistem Indra

Beberapa kelainan yang terjadi pada sistem indra di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Rabun Jauh

Rabun jauh miopi disebabkan daya akomodasi mata berubah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan tepat di bintik kuning. Orang yang menderita rabun jauh tidak dapat melihat objek yang berada jauh karena bayangan yang masuk ke mata jatuh di depan bintik kuning. Penderitanya dapat ditolong dengan menggunakan lensa cekung bikonkaf.

b. Rabun Dekat

Rabun dekat hipermetropi disebabkan daya akomodasi mata yang menurun, penderitanya tidak dapat melihat dengan jelas objek yang jaraknya dekat dengan mata. Umumnya, penderita rabun dekat berhubungan dengan penuaan. Semakin tua usia seseorang, semakin berkurang daya akomodasi mata sehingga terjadi hipermetropi. Penderitanya dapat ditolong dengan menggunakan lensa cembung bikonveks Gambar 9.34. Untuk menyembuhkan rabun jauh dan rabun dekat kini telah dikembangkan cara pengobatan baru yang disebut LASIK Laser-Assisted in Situ Keratomileusis. Teknologi ini secara permanen mengubah bentuk kornea menggunakan laser sehingga memperbaiki fokus cahaya mata. Sumber: www.asklasikdoctor. com Wawasan Biologi Lensa bikonkaf Lensa bikonvek Miopi Fokus sebelum menggunakan lensa cekung Fokus menggunakan lensa cembung Hipermetropi Sumber: www.micro.magnet.fsu.edu Gambar 9.34 Penderita miopi dan hipermetropi yang dapat ditolong dengan lensa kaca mata.

c. Presbiopi

Presbiopi merupakan gabungan dari rabun jauh dan dekat sehingga benda yang terlalu jauh ataupun terlalu dekat tidak dapat difokuskan. Penderitanya dapat dibantu dengan menggunakan lensa progresif.