Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
126
Sumber: Biology Concepts
Connections, 2006
a
b
c. Dipteri
Dipteri merupakan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut,
penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.
d. SARS
SARS Severe Acute Respiratory Syndrome adalah sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae perhatikan
Gambar 7.8. Virus ini menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbeda- beda pada tiap penderita, misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas
tinggi dan batuk.
Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain
rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir mukosa rongga hidung. Banyaknya lendir yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya,
terjadi karena alergi terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.
e. Asma
Asma merupakan gangguan pada sistem pernapasan dengan gejala sukar bernapas. Gangguan asma disebabkan bagian otot polos pada trakea
berkontraksi sehingga saluran trakea menyempit. Asma dapat disebabkan alergi atau faktor psikis emosi.
f. Emfisema
Emfisema merupakan peradangan pada permukaan dalam alveolus. Akibatnya, paru-paru menggelembung sehingga mengganggu efektivitas
pengikatan oksigen dan penderita sulit bernapas.
g. Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru disebabkan oleh kelainan sel pada epitel bronkial. Sel
ini tumbuh dengan cepat membentuk tumor ganas perhatikan Gambar 7.9. Kelainan sel ini disebabkan epitel bronkial terlalu sering menerima bahan-
bahan karsinogenik penyebab kanker yang banyak terkandung di dalam rokok yang dihisap penderita. Tahukah Anda bahan karsinogenik apa saja
yang terdapat di dalam rokok?
2. Contoh Teknologi yang Berhubungan dengan Sistem Pernapasan
Teknologi yang berhubungan dengan sistem pernapasan dari yang paling sederhana, yaitu tabung oksigen dan regulator oksigen sampai robot buatan
yang telah banyak membantu orang yang mengalami gangguan pada sistem pernapasan.
Penderita asma ketika kambuh dan mengalami kesulitan bernapas sering terbantu dengan alat regulator oksigen yang dihubungkan dengan tabung
oksigen. Bahkan, sekarang telah banyak dijual oksigen murni dalam tabung- tabung kecil untuk orang yang membutuhkannya.
Selain regulator oksigen, terdapat teknologi yang dapat membantu mendeteksi penyakit asma, yaitu PSA pulmonary sound analizer. Dengan PSA,
tingkat keparahan penyakit asma seseorang dapat diketahui. Bronkoskop bronchoscope juga merupakan teknologi yang berhubungan
dengan sistem pernapasan. Bronkoskop dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan dan lendir dalam saluran pernapasan yang diduga ada gangguan atau
kelainan. Selain itu, bronkoskop dapat digunakan untuk mengetahui secara rinci keadaan saluran trakea, bronkus, dan bronkiolus Gambar 7.10.
Gambar 7.9
a Paru-paru yang sehat dan b paru-paru yang terkena
kanker. Merokok dapat memicu kanker paru-paru.
Sumber: Biology Concepts
Connections, 2006
Gambar 7.10
Penggunaan bronkoskop.
Sistem Pernapasan
127
Jerman telah menciptakan sebuah robot yang diberi nama RONAF robotergestuetzte navigation zum fraesen. Robot ini digunakan sebagai navigator
dalam pembedahan pasien yang mengalami ganguan sistem respirasi.
Carilah informasi mengenai penyakit-penyakit pada sistem pernapasan manusia yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia, seperti TBC dan kanker paru-
paru. Bahas mengenai penyebab dan cara penanggulangannya. Selain itu, Anda dapat mencari teknologi-teknologi terbaru di bidang kesehatan sistem pernapasan
manusia. Anda dapat mencari informasi tersebut di surat kabar dan internet. Buatlah dalam bentuk laporan yang menarik. Karya yang paling baik akan di
tempelkan di mading sekolah.
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1.
Sebutkan contoh-contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia.
2. Teknologi apa yang dapat membantu mendeteksi
keadaan saluran pernapasan? 3.
Jelaskan beberapa kerugian merokok.
Soal Penguasaan
Materi
7.2
C Sistem Pernapasan pada Hewan
Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh. Hewan memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda.
Mammalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan berupa paru- paru. Cacing Annelida dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi juga
sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di lingkungannya air dengan menggunakan sistem insang.
Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan
pada setiap mekanisme pernapasan yang dimiliki oleh setiap makhluk. Misalnya, katak yang memiliki dua jenis mekanisme respirasi, tetap tidak
dapat berada lama di darat karena adanya ancaman dehidrasi.
Paru-paru tidak mampu mengikat udara yang terlarut dalam air, tetapi sistem pernapasan ini menguntungkan untuk hidup di daratan karena
letaknya di dalam saluran pernapasan sehingga paru-paru terhindar dari penguapan air yang berlebihan. Berikut akan dibahas mengenai sistem
pernapasan pada beberapa hewan.
1. Cacing Annelida
Cacing menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas. Hewan ini memanfaatkan permukaan kulitnya
untuk bernapas. Oleh karena itu, kulit cacing tanah selalu basah untuk memudahkan terjadinya pertukaran udara. Di bawah
permukaan kulitnya yang basah tersebut, ternyata terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi
masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang
terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.
Gambar 7.11
Cacing menggunakan seluruh permukaan tubuhnya untuk
bernapas.
Sumber: Biology Concepts Connections, 2006
CO
2
O
2
Kulit cacing Kapiler
Tugas Ilmiah 7.1