Fertilisasi dan Kehamilan Praktis Belajar Biologi 2 IPA Kelas 11 Fictor Ferdinand P Moekti Ariebowo 2009

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 194 Kolostrum mengandung banyak antibodi ibu yang akan membantu bayi dari infeksi. Selain itu, mengandung banyak protein yang dapat mencegah diare. Beberapa hari setelah dilahirkan, bayi akan mulai disusui. Proses menyusui jika dikombinasikan dengan hormon prolaktin dari kelenjar hipofisis akan menstimulasi sintesis ASI. Sewaktu plasenta dipisahkan antara bayi dan ibunya, progesteron dan estrogen dari plasenta tidak dapat lagi menghambat pengeluaran prolaktin. Setelah produksi susu dimulai, hubungan fisiologi dan psikologi antara ibu dan anak terjadi. Bayi secara insting mengisap puting payudara, menyebabkan terjadinya pengiriman impuls kepada otak ibu untuk menghasilkan prolaktin dan oksitosin dari kelenjar hipofisis. Prolaktin merangsang produksi ASI lebih banyak, sedangkan oksitosin merangsang sekresi ASI. Pemberian ASI saja atau yang dikenal dengan ASI eksklusif, selama 6 bulan pertama dianjurkan oleh badan kesehatan dunia WHO. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama tidak memerlukan penambahan cairan atau makanan lain. Rata-rata kebutuhan cairan bayi sehat sehari berkisar 800–100 mLkg berat badan dalam minggu pertama usianya. Pada usia 3–6 bulan, sekitar 140–160 mLkg berat badan. Jumlah ini dapat dipenuhi cukup dari ASI eksklusif dan tidak dibatasi sesuai permintaan bayi, siang dan malam. Selain itu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menghemat pengeluaran rumah tangga.

6. Pemeriksaan Sebelum Kehamilan: Faktor Rh

Pemeriksaan kondisi pasangan sebelum menikah sangat baik dilakukan untuk mengurangi risiko yang akan timbul pada bayi. Salah satu pemeriksaan yang umum dilakukan adalah pemeriksaan golongan rhesus Rh darah calon ibu dan anak. Walaupun tidak mungkin untuk menggagalkan pernikahan yang akan dilaksanakan, tetapi dengan pemeriksaan ini diharapkan calon orangtua dapat melakukan perencanaan yang matang terhadap keluarga yang akan dibentuknya kelak. Terdapat 85 manusia memiliki protein tertentu dalam darahnya yang menentukan sifat Rh darahnya positif atau negatif. Rh positif bersifat dominan terhadap Rh negatif sehingga apabila seorang wanita mempunyai Rh negatif dan suaminya mempunyai Rh positif, anaknya akan mempunyai Rh positif. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penolakan bayi oleh tubuh ibu. Hal ini telah Anda pelajari dalam Bab Sistem Peredaran Darah. Pada kehamilan pertama, penolakan tubuh ibu tidak terlalu tampak. Rh positif yang dikandung oleh anak pada kehamilan pertama belum direspons secara maksimal oleh sistem imun tubuh ibu. Namun, telah dipersiapkan jika terjadi serangan Rh positif yang kedua. Oleh karena itu, pada kehamilan kedua, bayi akan diserang oleh sistem imunitas tubuh ibu karena dianggap Rh positif adalah protein asing yang harus dilawan. Antibodi tubuh ibu ini akan membuat darah bayi menggumpal sehingga dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Kasus kematian bayi akibat ketidakcocokan Rh ini disebut eritroblastosis fetalis. Sumber: Biology Concepts Connections 2006 Gambar 10.15 Ibu menyusui anaknya. Pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan. Masyarakat umumnya berpendapat bahwa plasenta dapat mencegah zat-zat berbahaya dari ibu memasuki tubuh janin yang dikandungnya. Namun, para ilmuwan mengetahui bahwa plasenta tidak berfungsi sebagai pelindung. Apapun yang terdapat dalam darah ibu dapat memasuki janin. Virus, obat- obatan, dan alkohol termasuk zat yang dapat memengaruhi janin. Sumber: Heath Biology 1985 Wawasan Biologi • ASI eksklusif • Eritroblastosis fetalis Kata Kunci Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Sebutkan bagian-bagian pada organ reproduksi wanita. 2. Jelaskan secara singkat proses oogenesis 3. Hormon apa saja yang berperan dalam proses menstruasi. 4. Bagaimana terjadinya fertilisasi. Soal Penguasaan Materi 10.2 Sistem Reproduksi 195 C Penyakit pada Sistem Reproduksi dan Teknologi Reproduksi Sejak tahun 1960-an, ada kecenderungan naiknya penyebaran penyakit kelamin menular yang disebabkan perubahan perilaku seksual. Selain itu, kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi lainnya pun mulai terungkap seiring dengan berkembangnya pengetahuan di bidang kedokteran, seperti kasus ketidakcocokan darah dan kelainan genetis.

1. Penyakit pada Sistem Reproduksi

Beberapa kasus kegagalan embriogenesis di dalam kandungan sang ibu, membuat kecacatan fisik pada alat reproduksi seperti adanya kelamin ganda hermafrodit atau bahkan tidak mempunyai kelamin sama sekali. Pada beberapa kasus, terjadi kembar siam yang dempet pada bagian kepala, dada, atau bagian tubuh lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Kesehatan reproduksi erat kaitannya dengan perilaku seksual. Umumnya, penyakit pada sistem reproduksi bersifat menular. Infeksi ditularkan melalui hubungan seksual atau melalui pertukaran cairan tubuh secara langsung. Penderita penyakit seksual menular pada wanita akan lebih parah akibatnya jika dibandingkan dengan pria. Hal tersebut menyangkut saluran reproduksi bayi. Beberapa jenis penyakit menular dapat menulari bayi yang berada di dalam kandungan, baik melalui plasenta atau pada saat kontak fisik sewaktu proses kelahiran. Efek yang tampak pada bayi antara lain bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal, infeksi pada mata, paru-paru, darah, kerusakan jaringan otak sehingga mengakibatkan kelumpuhan, kebutaan, dan infeksi saluran dalam lainnya. Beberapa penyakit pada sistem reproduksi manusia adalah sebagai berikut.

a. Herpes

Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, dan buang air kecil gatal-gatal di sekitar alat kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat Gambar 10.16.

b. Gonorrhea

Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini dikenal juga dengan nama raja singa. Bakteri penyebab gonorrhea tidak dapat hidup di luar tubuh sehingga hanya akan menular melalui kontak hubungan seksual. Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang air kecil kencing, yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan urine yang bernanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita sehingga jarang sekali wanita yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Pada wanita, infeksi tersebut menyebabkan pembentukan selaput lendir di tuba Fallopi yang mencegah pergerakan sperma menuju sel telur sehingga mengakibatkan kemandulan.

c. Sifilis

Gejala pertama pada penyakit ini adalah rasa pedih di sekitar kemaluan atau di sekitar mulut. Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui kontak cairan, seperti di daerah kelamin, Sumber: www.con temporarypediatrics.com Gambar 10.16 Penderita herpes. Pada penderita herpes timbul bintik- bintik merah di bagian tubuhnya. Kata Kunci • Herpes • Gonorrhea • Sifilis • AIDS Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 196 Sumber: www.dea.gov Gambar 10.18 Penggunaan jarum suntik bersama-sama oleh para pecandu narkoba menyebarkan virus HIV. Oleh karena itu, jangan pernah sekalipun mengonsumsi narkoba. mulut, anus, dan cairan payudara. Jika gejala awal tidak segera ditanggulangi, pada tahap selanjutnya, infeksi dapat menyebabkan gangguan organ lainnya, seperti hati, jantung, kelenjar getah bening, dan kerusakan sistem saraf pusat. Sumber: Biology: The Unity and Diver sity of Life 1995 a b Gambar 10.17 a Bakteri penyebab Gonorrhea. b Bakteri penyebab sifilis.

d. HIVAIDS

Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum tentu benar. Penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung, seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

2. Teknologi Reproduksi

Teknologi reproduksi yang dikembangkan manusia memiliki maksud dan tujuan tertentu. Tujuan teknologi reproduksi umumnya untuk memberikan solusi terhadap masalah reproduksi. Teknologi reproduksi pada hewan, khususnya manusia, berkembang lebih lambat dibandingkan teknologi reproduksi pada tumbuhan. Berikut beberapa penjelasan tentang reproduksi pada manusia.

a. Bayi Tabung

Setiap teknologi yang diciptakan oleh manusia menimbulkan harapan baru untuk memperbaiki kualitas hidup. Salah satu teknologi yang menggem- birakan bagi pasangan yang sukar memperoleh keturunan adalah bayi tabung • Bayi tabung • Kloning Kata Kunci Sistem Reproduksi 197 pembuahan in vitro. Pembuahan sel telur ibu oleh sel sperma ayah dilakukan secara buatan di dalam sebuah tabung. Setelah terjadi fertilisasi, zigot akan dikembalikan ke rahim ibu. Bayi yang kali pertama dicatat lahir melalui proses ini adalah seorang bayi dari Inggris bernama Louise Brown yang lahir pada tahun 1978. Proses tersebut menjadi tonggak sejarah fertilisasi in vitro yang menolong jutaan pasangan di dunia untuk memeroleh anak.

b. Kloning

Kloning menjadi istilah paling populer setelah lahirnya domba Dolly hasil kloning Gambar 10.19. Kloning merupakan salah satu cara reproduksi buatan yang memanfaatkan teknologi manipulasi sel telur. Jika umumnya sel telur dibuahi oleh inti sel sperma, pada proses kloning ini inti sel telur yang haploid dipindahkan dengan teknik khusus. Setelah itu, posisinya digantikan oleh inti sel dari bagian tubuh lainnya, seperti kulit atau otot yang diploid. Pada domba Dolly, inti sel donor yang digunakan adalah inti sel kelenjar susu domba. Kasus kloning masih menjadi polemik berkepanjangan karena teknologi tersebut sangat mungkin dilakukan pada manusia. Jika terjadi pada manusia, dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan terhadap tujuan utama dari kloning. Misalnya, dengan melahirkan manusia yang digunakan untuk alat kejahatan. Percobaan kloning pada manusia masih merupakan pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku di seluruh dunia. Bagaimana menurut Anda? Sumber: Biology Concepts Connections 2006 Gambar 10.19 Domba Dolly hasil kloning. 1. Sistem reproduksi pada manusia berbeda antara pria dan wanita. Pada pria dihasilkan sel sperma, sedang- kan pada wanita dihasilkan sel telur. Fertilisasi terjadi ketika sel sperma bertemu dengan sel telur. Hal tersebut terjadi di saluran tuba Falopii wanita. Sel telur yang telah dibuahi akan tumbuh dan berkembang di uterus hingga menjadi individu utuh, kemudian dilahirkan. 2. Organ reproduksi pria, antara lain testis, saluran pengeluaran, kelenjar aksesoris, dan penis. Adapun organ reproduksi wanita, antara lain ovarium, oviduk, dan uterus. Rangkuman 3. Pada spermatogenesis, satu sel spermatosit primer akan membelah secara meiosis mengahasilkan 4 sperma. Pada oogeenesis, satu sel oosit primer akan menghasilkan satu sel telur, 4. Menstruasi adalah proses peluruhan dinding rahim dan dibuangnya sel telur yang tidak dibuahi. 5. Sistem reproduksi manusia dapat mengalam gangguan ataupun penyakit. Penyakit tersebut di antaranya herpes, gonorhea, sifilis, dan AIDS. Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Sebutkan organ reproduksi pada manusia baik pria maupun wanita. 2. Jelaskan tiga contoh kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi. 3. Sebutkan contoh teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Soal Penguasaan Materi 10.3