Imunitas Humoral Praktis Belajar Biologi 2 IPA Kelas 11 Fictor Ferdinand P Moekti Ariebowo 2009

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 212

1. Limfosit B

Limfosit B terbentuk dan dimatangkan dalam sumsum tulang bone marrow . Dalam sumsum tulang, limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma yang berfungsi bertugas menyekresikan antibodi kedalam cairan tubuh dan sel limfosit B-memori yang berfungsi menyimpan informasi antigen. Informasi ini disimpan dalam bentuk DNA yang dapat memproduksi antibodi yang cocok dengan antigen. Sel limfosit B hidup dalam jangka waktu yang lama. Sumsum tulang Kelenjar timus Stem sel stem cell Sumber: Biology Concepts Connections, 2006 Melalui darah Limfosit yang belum matang Reseptor antigen Sel B T cell Sel T T cell Melalui darah Limfa Gambar 11.10 Proses pembentukan sel T T cell dan sel B B cell. Sel B matang di sumsum tulang, sedangkan sel T matang di kelenjar timus.

2. Limfosit T

Limfosit T dimatangkan di kelenjar timus Gambar 11.10. Di kelenjar timus, limfosit T juga berdiferensiasi menjadi sel T sitotoksik cytotoxic T cell , sel T penolong helper T cell, sel T supressor supressor T cell, dan sel T- memori memory T cell. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Sel T sitotoksik berfungsi dalam membunuh sel yang terinfeksi. Sel T penolong berfungsi mengaktifkan limfosit B dan limfosit T. Sel supressor berfungsi dalam mengurangi produksi antibodi oleh sel-sel plasma dengan cara menghambat aktivitas sel T penolong dan sel T sitotoksik. Sel T memori diproduksi untuk “mengingat” antigen yang telah masuk ke dalam tubuh. Jika kelak antigen yang sama menyerang tubuh kembali, maka dengan adanya sel T memori akan terjadi respons sekunder yang lebih cepat dan kuat. Akibatnya, sering antigen telah dihancurkan sebelum terjadi demam atau radang. Baik limfosit B dan limfosit T akan masuk ke dalam sistem peredaran limfatik atau getah bening Gambar 11.10. Sel limfosit banyak terdapat pada sistem peredaran darah limfatik, sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limfa, amandel tonsil, darah, dan dalam sistem pencernaan. Pada proses transplantasi jaringan, penolakan tubuh donor yang menyebabkan kerusakan jaringan yang akan ditransplantasikan, dapat disebabkan oleh sel limfosit T. Hal ini terjadi karena limfosit T menganggap jaringan tersebut bukan bagian dari tubuh. • Immunoglobulin • Sel T sitotoksik • Sel T penolong • Sel T superessor • Sel T memori Kata Kunci Sistem Pertahanan Tubuh 213

3. Antibodi

Limfosit B membentuk sistem kekebalan di dalam cairan tubuh humor, sehingga efektif dalam mengatasi infeksi oleh bakteri dan virus yang bersifat ekstraseluler. Sel Limfosit B dapat membentuk struktur protein khusus, yaitu Immunoglobulin atau disebut juga antibodi. Protein khusus ini dimigrasikan ke bagian membran sel, kemudian berfungsi mengenali dan mengikat sel asing atau organisme asing yang ditemui, dan melumpuhkannya. Antibodi pada dasarnya adalah protein yang sangat spesifik yang terbentuk sebagai respons dari kehadiran antigen. Immunoglobin terdiri dari dua rantai ringan Light Chain, rantai L dan dua rantai berat Heavy Chain, rantai H. Setiap rantai L dan H terdiri atas dua terminal, yaitu terminal C Constant dan terminal V Variable. Immunoglobin disingkat Ig dibagi menjadi lima kelas, yaitu IgA, IgD, IgE, IgG , IgM Gambar 11.12. IgM Pentamer IgG Monomer IgA Dimer IgD Monomer IgE Monomer Sumber: Biology, 1998 Gambar 11.12 Immunoglobin terdiri atas lima kelas yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. IgM merupakan antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons kekebalan tubuh. Setelah mengikat antigen, IgM memicu aktifnya protein komplemen. IgM juga dapat mengikat antigen atau patogen menjadi gumpalan sehingga memudahkan fagositosis makrofag. Adenoid Tonsil Timus Umbai cacing Sumsum tulang Kelenjar limfa Pembuluh limfa Sumber: Biology, 1999 Gambar 11.11 Sistem peredaran limfatik manusia