Gangguan pada Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi 139 Korteks Medula Arteri ginjal Vena ginjal Ureter Pelvis ginjal Glomerulus Tubulus proksimal Ginjal Nefron Kapsula Bowman Arteri Vena Pembuluh kapiler Lengkung Henle Tubulus pengumpul Sumber: Heath Biology, 1985 Gambar 8.5 Sayatan melintang ginjal, menunjukkan struktur bagian dalam ginjal. Urine dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit dan sangat efektif. Secara umum, terdapat tiga peristiwa penting dalam pembentukan urine, yaitu penyaringan filtrasi, penyerapan reabsorpsi, dan pengumpulan augmentasi.

a. Penyaringan Darah Filtrasi

Proses filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Ketika darah dari arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak larut dalam darah melewati dinding kapiler pada glomerulus. Kemudian, air dan molekul-molekul memasuki lempeng filtrasi dari kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Filtrat ini akan dipindahkan melalui tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, kemudian menuju tubulus pengumpul.

b. Penyerapan Kembali Reabsorpsi

Ketika filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi sangat pekat. Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air. Selain itu, filtrasi mengandung substansi-substansi besar yang tidak dapat melewati dinding kapiler glomerulus, seperti sel darah, protein-protein besar, dan kepingan-kepingan lemak. Sementara itu, urine primer yang dihasilkan dari kapsula Bowman, memasuki tubulus kontortus proksimal. Di titik pertautan antara kapiler- kapiler yang melingkupi tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion Na + . Urine primer yang memasuki lengkung Henle telah lebih isotonik dengan darah di kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan garam NaCl dan air. Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H + , dan NH 4 – . Sementara itu, garam NaCl dan air serta ion HCO 3 – kembali diserap. Perhatikan Gambar 8.6. Urine yang dihasilkan dari tubulus kontortus distal, disebut urine sekunder. Hasil reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberikan bau dan warna pada urine. • Augmentasi • Filtrasi • Reabsorpsi • Urine primer • Urine sekunder Kata Kunci Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 140 Komposisi filtrat H 2 O NaCl HCO 3 - H + Urea Glukosa Asam amino Sisa obat-obatan Darah Reabsorpsi Sekresi Kapsula Bowman Tubulus kontortus proksimal Nutrien NaCl H 2 O HCO 3 - H + Beberapa obat dan racun NaCl H 2 O HCO 3 - K + H + Tubulus pengumpul NaCl NaCl NaCl Urea H 2 O H 2 O Lengkung Henle Medula Korteks Tubulus kontortus distal Gambar 8.6 Pergerakan cairan dan ion yang terjadi dalam filtrat dan lingkungan sekelilingnya sebagai perpindahan filtrat dalam nefron. Di bagian manakah r eabsor psi banyak ter adi? Sumber: Biology Concepts Connections, 2006

c. Pengumpulan Augmentasi

Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir menuju ureter menuju kandung kemih vesika urinaria. Ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Beberapa hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi dan teh, zat diuretik kafein yang dikandungnya akan menghambat reabsorpsi air sehingga volume urine meningkat. Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun, penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang peningkatan atau pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih sering buang air kecil pada saat gugup, tegang, atau takut. Uji Glukosa dalam Urine Tujuan Menguji adanya kandungan glukosa dalam urine Alat dan Bahan Dua buah tabung reaksi, gelas kimia 250 mL, kaki tiga, pemanas spirtus, air, dan larutan Benedict Kegiatan 8.1