Sistem Peredaran Darah
87
c. Hipertensi
Hipertensi dikenal juga sebagai penyakit darah tinggi. Hal ini terjadi jika tekanan sistolnya antara 140–200 mmHg dan distolnya antara 50–110
mmHg. Terdapat penyakit lain yang merupakan kebalikan dari hipertensi, yaitu hipotensi. Hipotensi terjadi jika tekanan darah rendah, yaitu tekanan
sistol di bawah 100 mmHg.
d. Varises
Varises berupa pelebaran pembuluh vena yang umumnya terjadi di daerah betis. Jika pelebaran tersebut terjadi di bagian anus, disebut ambeien,
wasir, atau hemoroid.
Koroner cor onar y berasal dari
kata latin cor ona, berarti
mahkota. Arteri koroner yang menyuplai darah bagi jantung
mendapatkan nama tersebut karena arteri ini mengelilingi
jantung seperti sebuah mahkota.
Sumber: Heath Biology, 1985
Wawasan
Biologi
• Arteriosklerosis
• Atherosklerosis
• Stroke
Kata Kunci
2. Pengembangan Teknologi Jantung
Penyakit jantung dan stroke adalah penyakit pembunuh nomor dua di Indonesia. Jantung dapat mengalami kelainan sehingga tidak mampu
memompa darah dengan optimal dan kebutuhan metabolisme jaringan tidak dapat terpenuhi dengan baik. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan
jantung ini di antaranya adalah arteri koroner, hipertensi, dan arterosklerosis.
Jantung merupakan organ yang sangat vital. Gangguan pada jantung dapat mengakibatkan seluruh tubuh terganggu. Oleh karena itu, teknologi untuk
mengatasi permasalahan jantung berkembang dengan pesat. Teknologi yang berhubungan dengan jantung antara lain alat EKG elektrokardiograf, alat
pacu jantung defibrilator, dan kateter balon balloon cathether.
Elektrokardiograf EKG adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi kondisi jantung dengan cara memantau irama dan frekuensi detak jantung.
Hasil pengukuran dengan menggunakan elektrokardiograf adalah elektrokardiogram. Elektrokardiogram pada jantung normal yang sehat
dihasilkan grafik berulang yang teratur Gambar 5.15.
Normal Tidak
normal
Gambar 5.15
a Pasien di atas lintasan EKG alat uji latih jantung.
b Elektrokardiogram pada jantung.
Sumber: Jendela Iptek: Ilmu Kedokteran, 1997
a
Hasil pencatatan Kontraksi
ventrikel
Waktu milidetik 200
400 600
b
Q S
T R
P P
T R
Q S
Buatlah artikel mengenai penyakit-penyakit pada sistem peredaran darah manusia yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia dewasa ini, seperti Demam
Berdarah Dengue DBD. Kajilah mengenai penyebab, gejala, dan pengobatannya. Perhatikanlah kaidah-kaidah penulisan artikel. Artikel yang paling baik akan
ditempel di majalah dinding mading sekolah.
Tugas Ilmiah 5.2
Pada kondisi tertentu, jantung dapat berdetak dengan lambat atau
berhenti sama sekali. Alat pacu jantung adalah alat yang digunakan untuk merangsang jantung berkontraksi kembali. Alat pacu jantung mengirimkan
pulsa-pulsa listrik melalui otot-otot jantung sehingga jantung dapat berfungsi kembali Gambar 5.16a.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
88
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1.
Apakah yang dimaksud dengan arteriosklerosis dan atherosklerosis?
2. Apa penyebab anemia?
3. Apakah fungsi dari elektrokardiograf, pacu jantung,
dan kateter balon?
Soal Penguasaan
Materi
5.3
Gambar 5.16
a Alat pacu jantung yang dapat merangsang jantung untuk
berkontraksi kembali. b Kateter yang dimasukkan
melalui sebuah pembuluh darah halus di lengan dan diarahkan ke
jantung untuk mengukur tekanan darah di jantung.
a a
Sumber:
Jendela Iptek: Ilmu Kedokteran, 1997
D Sistem Peredaran Darah pada Hewan
Pada hewan satu sel, zat makanan dan oksigen masuk secara difusi sederhana. Sampah buangan yang dihasilkannya pun dibuang secara difusi
sederhana pula, sehingga hewan satu sel tidak memiliki suatu sistem sirkulasi yang kompleks. Hal tersebut berbeda pada hewan multiseluler. Berikut
sistem peredaran darah pada beberapa hewan tertentu.
1. Serangga Insecta
Sistem peredaran darah pada serangga adalah sistem peredaran darah yang terbuka. Artinya, darah yang mengalir di dalam tubuh tidak selalu
melalui sistem pembuluh. Sistem peredaran darah terbuka ini, biasanya terdapat pada hewan-hewan Arthropoda dan Mollusca.
Pada serangga, darah berada dalam rongga tubuh. Oleh karena itu, organ- organ tubuh dalam rongga tubuh terendam dan langsung berhubungan dengan
darah. Dalam plasma darah serangga terkandung hemosianin. Hemosianin berperan seperti hemoglobin dalam darah manusia, yaitu mengikat oksigen
dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.
Jantung pada Arthropoda, belum berbentuk jantung seperti pada hewan lain. Jantung hanya berupa tabung yang memiliki dinding otot yang tebal
sehingga mampu berkontraksi. Jantung seperti ini disebut jantung pembuluh Gambar 5.17. Pada serangga, jantung pembuluh yang berada di bagian
belakang tubuh, sejajar dengan punggung. Jantung tersebut berhubungan langsung dengan aorta yang berada di tubuh bagian depan.
Sumber: Biology, 1999
Gambar 5.17
Belalang mempunyai sistem peredaran darah terbuka dengan
jantung berupa jantung pembuluh.
Kateter balon dapat digunakan untuk memecah endapan lemak pada pembuluh sehingga darah dapat mengalir kembali. Kateter adalah sebuah
pipa panjang, ramping, dan fleksibel terbuat dari bahan lentur dan dapat dilihat dengan sinar-x. Kateter dapat dilihat melalui layar monitor dan
dikemudikan di sepanjang pembuluh darah atau di antara organ-organ tubuh Gambar 5.16b.
Jantung pembuluh
Sistem Peredaran Darah
89
Ketika jantung pembuluh berdenyut, darah terpompa ke aorta di tubuh bagian depan, lalu memasuki rongga tubuh. Antara aorta dan jantung
pembuluh sudah dibatasi oleh klep yang berfungsi mencegah aliran balik ketika jantung berelaksasi.
Jantung pembuluh memiliki pori halus. Melalui pori halus tersebut, darah dari rongga tubuh memasuki jantung untuk dipompa kembali ke seluruh tubuh.
2. Cacing Annelida
Cacing memiliki sistem peredaran darah tertutup dengan kapiler-kapiler dalam tubuhnya yang tersebut di seluruh tubuh. Darah cacing sudah memiliki
hemoglobin yang terlarut dalam protoplasma sel darah merahnya. Jantung cacing merupakan bagian dari aorta yang berdinding otot tebal
sehingga dapat berkontraksi. Jantung cacing disebut juga jantung pembuluh atau lengkung aorta karena bentuknya yang melengkung Gambar 5.18.
Gambar 5.18
Sistem peredaran darah cacing adalah sistem peredaran darah
tertutup dan sederhana yang dipacu oleh kontraksi pembuluh
darah dorsal dan lima pasang jantung.
Pembuluh darah dorsal
Pembuluh darah ventral
Jantung pembuluh
Sumber: Biology, 1999
Jantung memompakan darah dari bagian dorsal punggung ke pembuluh darah ventral perut, lalu ke seluruh tubuh. Pertukaran udara terjadi di
kapiler-kapiler yang tersebar di permukaan kulit di seluruh tubuh. Dinding kulit cacing lembap dan tipis sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran
udara.
Setelah melalui seluruh tubuh, darah akan kembali ke bagian dorsal tubuh, menuju jantung untuk kemudian dipompakan lagi ke seluruh tubuh.
3. Ikan Pisces
Ikan dan semua hewan vertebrata lainnya memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung ikan lebih berkembang dibandingkan Arthropoda
dan cacing. Pada ikan, jantung sudah mulai terbagi dengan jelas menjadi dua ruang, yaitu serambi dan bilik. Selain itu, sudah terdapat katup yang
membatasi kedua ruang tersebut.
Selain kedua ruang tersebut, terdapat juga struktur lain yang juga menyerupai ruang di bagian posterior belakang dari serambi. Struktur ini
disebut sinus venosus. Sinus venosus menampung darah dari vena sebelum memasuki serambi.
Darah ikan akan meninggalkan jantung ketika serambi jantung berkontraksi dan membawa darah yang kaya CO
2
menuju insang, melewati konus arteriosus
, yaitu arteri utama yang meninggalkan jantung. Dari konus arteriosus
kemudian ke aorta ventralis, kemudian ke arteri afferen brakialis yang melewati sistem insang. Di dalam insang, terjadi pertukaran udara dan darah
diteruskan beredar ke seluruh tubuh Gambar 5.19.
Jantung pembuluh
Kata Kunci