Kulit Praktis Belajar Biologi 2 IPA Kelas 11 Fictor Ferdinand P Moekti Ariebowo 2009

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 140 Komposisi filtrat H 2 O NaCl HCO 3 - H + Urea Glukosa Asam amino Sisa obat-obatan Darah Reabsorpsi Sekresi Kapsula Bowman Tubulus kontortus proksimal Nutrien NaCl H 2 O HCO 3 - H + Beberapa obat dan racun NaCl H 2 O HCO 3 - K + H + Tubulus pengumpul NaCl NaCl NaCl Urea H 2 O H 2 O Lengkung Henle Medula Korteks Tubulus kontortus distal Gambar 8.6 Pergerakan cairan dan ion yang terjadi dalam filtrat dan lingkungan sekelilingnya sebagai perpindahan filtrat dalam nefron. Di bagian manakah r eabsor psi banyak ter adi? Sumber: Biology Concepts Connections, 2006

c. Pengumpulan Augmentasi

Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir menuju ureter menuju kandung kemih vesika urinaria. Ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Beberapa hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi dan teh, zat diuretik kafein yang dikandungnya akan menghambat reabsorpsi air sehingga volume urine meningkat. Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun, penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang peningkatan atau pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih sering buang air kecil pada saat gugup, tegang, atau takut. Uji Glukosa dalam Urine Tujuan Menguji adanya kandungan glukosa dalam urine Alat dan Bahan Dua buah tabung reaksi, gelas kimia 250 mL, kaki tiga, pemanas spirtus, air, dan larutan Benedict Kegiatan 8.1 Sistem Ekskresi 141 Langkah Kerja 1. Masukkan 5 mL–6 mL larutan Benedict ke dalam 2 tabung reaksi. Masukkan tabung reaksi tersebut dalam gelas kimia berisi air, lalu panaskan gelas kimia berisi air menggunakan kaki tiga tripod dan pemanas spiritus. Panaskan selama sekitar 10 menit. 2. Masukkan 8–10 tetes urine dalam tabung reaksi pertama dan 8–10 tetes air gula pada tabung reaksi kedua. Biarkan selama beberapa menit dalam penangas. 3. Diskusikan hasil pengamatan Anda bersama kelompok. Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta. 1. Apakah yang terjadi setelah urine dan air gula dimasukkan dalam tabung reaksi yang dipanaskan? 2. Jika terjadi perubahan warna, menunjukkan apakah hal tersebut? 3. Apakah urine normal mengandung gula? Jika mengandung gula, bagian ginjal saluran apakah yang terganggu kerjanya? Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Jelaskan, fungsi sistem ekskresi pada manusia. 2. Jelaskan proses pembentukan urine. Soal Penguasaan Materi 8.1 3. Mengapa paru-paru, hati, dan kulit termasuk sistem ekskresi manusia? B Gangguan pada Sistem Ekskresi Gangguan pada sistem ekskresi yang umum terjadi antara lain sebagai berikut. 1. Sistitis Cystitis adalah peradangan yang terjadi di kantung urinaria. Biasanya, terjadi karena infeksi oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh. 2. Hematuria, terjadi ketika ditemukan eritrosit dalam urine. Penyebabnya bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal, tumor di renal pelvis, ureter, kandung kemih, kelenjar prostat atau uretra. 3. Glomerulonefritis adalah peradangan yang terjadi di glomerulus sehingga proses filtrasi darah terganggu. 4. Batu ginjal adalah adanya objek keras yang ditemukan di pelvis renalis ginjal. Komposisi batu ginjal adalah asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat. Batu ginjal terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral, tetapi sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut sering mengakibatkan iritasi dan pendarahan pada bagian ginjal yang kontak dengannya. 5. Gagal ginjal, terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk melakukan fungsinya secara normal. Hal ini dapat terjadi karena senyawa toksik, seperti merkuri, arsenik, karbon tetraklorida, insektisida, antibiotik, dan obat penghilang sakit pada tingkat yang tinggi. Gagal ginjal dapat diatasi dengan dialisis. Kita lebih mengenalnya sebagai proses cuci darah. Jika kerusakan ginjal sangat parah, dapat dilakukan transplantasi ginjal yang baru Gambar 8.7. • Batu ginjal • Gagal ginjal • Glomerulonefritis • Hematuria • Sistilis Kata Kunci Dewasa ini di Indonesia ramai dibicarakan mengenai penjualan organ ginjal. Buatlah makalah mengenai hal tersebut dikaitkan dengan aspek biologis, sosiologis, dan etika kedokteran. Anda dapat mencari sumber melalui surat kabar atau internet. Presentasikan makalah Anda tersebut di depan kelas untuk ditanggapi. Tugas Ilmiah 8.1