Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
146
Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi air di sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan jangka
waktu yang lama, katak mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut
dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama.
c. Reptilia
Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi
mesonefros hingga metanefros Gambar 8.14.
menuju vena ginjal dari vena portal ginjal
dari arteri ginjal Glomerulus yang
tereduksi Ginjal
Rektum
Kloaka Kandung kemih
Sumber: Biology, 1999
Gambar 8.14
Sistem ekskresi pada Reptilia, menggunakan tipe ginjal
metanefros.
Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia.
Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna
putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk
mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang
mengandung garam. Ketika penyu sedang bertelur, kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam air mata. Namun, yang kita lihat sebenarnya adalah
hasil ekskresi garam. Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui
kloaka.
Ginjal Rektum
Kloaka Kandung
kemih
Sumber: Biology, 1999
Gambar 8.13
Sistem ekskresi pada Amphibia dibandingkan sistem ekskresi
pada ikan air tawar.
Sistem Ekskresi
147
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1.
Jelaskan sistem ekskresi pada makhluk hidup satu sel.
2. Sebutkan alat ekskresi pada planaria, cacing tanah,
dan serangga.
Soal Penguasaan
Materi
8.3
3. Jelaskan perbedaan cara adaptasi menye-
imbangkan tekanan osmotik pada ikan air tawar dan ikan air laut.
1. Sistem ekskresi berfungsi mengeluarkan sisa hasil
metabolisme yang sudah tidak diperlukan tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat buangan tersebut dapat
meracuni tubuh.
2. Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas organ
kulit, hati, paru-paru, dan ginjal. Kulit mengekskresi- kan keringat. Hati mengekskresikan cairan empedu.
Paru-paru mengekskresikan CO
2
dan air. Adapun ginjal mengeksresikan urine.
3. Proses pembentukan urine melalui tiga tahap, yaitu
tahap filtrasi, reabsorsi, dan augmentasi. 4.
Hewan satu sel mengekresikan zat sisa secara difusi dan pembentukan vakuola. Cacing pipih meng-
gunakan alat ekskresi berupa protonefridia. Cacing
Rangkuman
tanah memiliki alat ekskresi berupa metanefridia. Adapun serangga memiliki alat ekskresi berupa
badan Malpighi. 5.
Terdapat beberapa kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia, antara lain
sistitis, hematuria, glomerulonefritis, batu ginjal, gagal ginjal, dermatitis, prostatis, impetigo, dan
penyakit kuning.
6. Ikan memiliki ginjal sederhana yang disebut
opistonefros. Amphibia memiliki ginjal tipe opistonefros. Pada Reptilia, Aves, dan Mammalia
memiliki perkembangan ginjal mulai dari pronefros, mesonefros dan metanefros. Reptilia dan Aves
menghasilkan ekskret dalam bentuk asam urat.
d. Aves Burung
Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui
lubang kloaka. Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat. Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi
juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap
1 mm
3
ginjal burung, terdapat 100–500 nefron. Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia.
Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang
memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
148
Kaji Diri
Apakah Anda telah memahami materi bab ini dengan baik? Setelah mempelajari bab Sistem Ekskresi, Anda harus
dapat menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi.
Jika Anda belum mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta penyakit yang dapat terjadi
pada sistem ekskresi, Anda belum menguasai materi Bab Sistem Ekskresi dengan baik. Rumuskan materi yang belum
Anda pahami, kemudian diskusikan dengan teman-teman atau guru Biologi Anda.
Banyak manfaat yang dapat Anda peroleh setelah mempelajari bab ini. Anda dapat memahami proses
terbentuknya urine. Anda pun paham kenapa Anda berkeringat. Hal yang cukup penting adalah Anda dapat menjaga kesehatan
paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
Manusia
Hati Kulit
Paru-paru Ginjal
Empedu Garam dan
senyawa organik
Air dan CO
2
Urine Sistem Ekskresi
Hewan
pada
terdiri atas organ
mengekskresikan mengekskresikan mengekskresikan
mengekskresikan antara lain
P e t a
Konsep
Filtrasi
Prosesnya
Reabsorpsi
dilanjutkan
Augmentasi
dilanjutkan
Makhluk hidup bersel satu
Difusi atau vakuola
melalui
Planaria
Protonefridiofor
melalui
Cacing tanah
Nefridia
melalui
Serangga
Tubulus Malpighi
melalui
Pisces
Mesonefros
melalui
Reptilia
Metanefros
melalui
Aves
Metanefros
melalui