31 Di dalam bagian berikut, peneliti akan membahas penelitian-penelitian
tersebut yang akan menjadi rujukan dan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian penelitian ini.
3.2.1 Amran Halim
Penelitian Halim 1969 dalam bukunya yang berjudul ―Intonasi dalam
Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia‖. Penelitian ini mempunyai tujuan dan permasalahan tentang intonasi bahasa Indonesia. Tujuan pertama,
adalah memerikan intonasi bahasa Indonesia dalam hal ciri-ciri prosodi suprasegmental seperti penempatan tekananaksen, tingkat tinggi nada, jeda dan
kelompok jeda. Tujuan kedua, adalah menjelaskan tentang letak intonasi dalam hubungannya dengan kalimat untuk memerikan intonasi yang mencakup pola-pola
intonasi, satuan-satuan fonologis yang menandai ciri-ciri intonasi, fungsi intonasi dan hubungan intonasi dengan tata kalimat. Sasaran penelitian Halim adalah
intonasi bahasa Indonesia lisan informal. Penjaringan data informan primer dilakukan terhadap dirinya sendiri dan istrinya yang berasal dari Sumatera
Selatan, sedangkan informan sekunder yang terdiri atas tiga belas orang bukan berasal dari Sumatera Selatan. Penelitian yang dilakukan Halim terkait dengan
hubungan struktural antara kalimat dengan wacana melalui pola intonasinya. Pola intonasi itu menggunakan notasi angka Arab 1, 2, 3, dan 4 untuk melambangkan
ketinggian nada. Penelitian Halim menggunakan parameter untuk menentukan karakterisasi
intonasi dalam bahasa Indonesia secara hierarkis yaitu dengan empat unit intonasi distingtif sebagai berikut: 1 pola intonasi total, 2 kelompok jeda, 3 kontur,
Universitas Sumatera Utara
32 baik prakontur maupun kontur pokok atau kontur primer, dan 4 fonem
intonasi: tingkat tinggi nada TT, tekanan, dan jeda. Dari paparan di atas dapatlah diambil simpulan bahwa fonem intonasi
adalah satuan terkecil dalam intonasi. Fonem intonasi itu membentuk satuan yang lebih besar yakni kontur, dan kontur itu pula membentuk satuan yang lebih besar
lagi yang dinamakan kelompok jeda. Oleh karena itu, pola intonasi total merupakan satuan terbesar yang dibentuk oleh kelompok jeda.
Tahap prosedur penelitian Halim dilakukan sederhana, yaitu dengan cara perekaman data ujaran dan mengidentifikasi tekanan dan intonasi dengan
menggunakan alat bantu teknis mingograf dan untuk menganalisis intonasi pada tahap terakhir yaitu menganalisis data. Ananlisis intonasi data dilakukan dengan
pelacakan mingograf yang menghasilkan gambar yang terdiri atas signal akustik, pola nada kurva melodi, dan pola intensitas. Melalui pelacakan mingograf ini
Halim dapat menemukan letak tekanan kata. Temuan penting yang ditemukan Halim, adalah sebuah pola intonasi yang
terdiri atas kelompok jeda atau lebih. Jumlah kelompok jeda dalam sebuah pola intonsi sedikit banyak tergantung kepada struktur sintaksis kalimat yang
terkandung di dalamnya, kemudian kelompok jeda ini dapat dihubungkan dengan ketegori ‗topik‘ dan ‗sebutan‘.
Kontribusi penelitian Halim, yaitu menyatakan bahwa tekanan di dalam bahasa Indonesia adalah tonotemporal, yang dapat dibentuk oleh tinggi nada dan
durasinya.
Universitas Sumatera Utara
33
3.2.2 Ewald F. Ebing