Rohani Ganie Penelitian-penelitian Intonasi

45 mengulangnya sebanyak tiga kali dengan beberapa modus kalimat yaitu modus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan instrumental Praat. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics Package for Social Scientist. Berdasarkan teori, metode dan teknik yang digunakan Fibriasari menyimpulkan bahwa prosodi bahasa Prancis yang dituturkan oleh pembelajar bahasa Prancis yang ada di Kota Medan pada modus deklaratif, interogatif absolute, interogatif parsial dan imperatif mempunyai perbedaan prosodi dalam aspek produksi yang dituturkan oleh mahasiswa yang berjenis laki-laki dan perempuan dengan penutur asli Prancis. Kontribusi dari penelitian ini yaitu pembelajar bahasa Prancis di Medan dalam mempersepsikan tuturan bahasa Prancis sangat baik dalam kompetensi menyimak maupun mendengarkan tapi dalam kompetensi berbicara, pembelajar bahasa Prancis yang ada di kota Medan masih mendapat kendala dalam hal prosodi.

3.2.9 Rohani Ganie

Penelitian Rohani Ganie 2014 menganalisis ―Intonasi Kesantunan Tindak Tutur Direktif Bahasa Aceh, Dialek Aceh Timur: Kajian Fonetik Eksperimental ‖. Rohani Ganie menggunakan dua kalimat sasaran yaitu kalimat direktif perintah dan kalimat permintaan. Kedua kalimat sasaran ini dituturkan oleh dua informan. Hasil rekaman diproses dengan digitalisasi dan dilanjutkan dengan uji persepsi terhadap 30 responden. Masalah yang dianalisis terhadap data yang diperoleh, yaitu: Bagaimanakah prosodi kesantunan tindak tutur direktif dalam bahasa Aceh DAT?; Apakah usia penutur menghasilkan intonasi yang Universitas Sumatera Utara 46 berbeda?; dan Apakah terdapat perbedaan persepsi intonasi kesantunan tindak tutur direktif DAT berdasarkan jenis kelamin? Temuan penelitian, bahwa nada tuturan kalimat direktif perintah kapurono seudati ke jih yaitu dari segi nada dasar, nada final, nada tinggi, nada rendah, dan durasi temporal, yang dituturkan informan remaja lebih tinggi daripada yang dituturkan informan dewasa. Sebaliknya nada tuturan kalimat direktif perintah tagun keumamah ke lon siat yaitu dari segi nada dasar, nada final, nada rendah, dan durasi temporal, yang dituturkan informan lebih tinggi daripada yang dituturkan informan remaja. Hanya pada nada tinggi, yang dituturkan informan dewasa lebih rendah daripada yang dituturkan informan remaja. Durasi tuturan kalimat kapurono sәdati kә jih, apabila dibandingkan antara penutur remaja dan penutur dewasa hasilnya durasi penutur remaja lebih panjang daripada penutur dewasa. Kalimat tagun kәmamah kә lon siat durasi penutur dewasa lebih panjang daripada penutur remaja. Intonasi kalimat kapurono seudati ke jih dan tagun keumamah kelon siat memiliki kontur deklinasi, yang diawali dengan nada dasar Fo yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nada akhir. Hasil uji persepsi terhadap kontur primer, mengindikasikan bahwa kontur deklinasi memiliki tingkat kesantunan yang relatif baik. Perseptual intonasi kesantunan terhadap dua tuturan kalimat direktif dengan kontur deklinasi yang memiliki parameter atau ukuran nada yang berbeda antara penutur remaja yang bernada tinggi dengan penutur dewasa yang bernada rendah, menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Universitas Sumatera Utara 47 Kontribusi hasil penelitian ini, yaitu persepsi intonasi kesantunan, ditemukan bahwa setelah dilakukan perubahan intonasi dengan menaikkan beberapa st, maka jawaban responden umumnya menyatakan bahwa intonasi tersebut tidak santun. Tetapi, di saat intonasinya diturunkan dari intonasi normal, diperoleh jawaban responden yang menyatakan intonasi tersebut mendekati santun.

3.3 Penelitian Intonasi Emosi dan Makna Emosi