Hipotesis Nol Ho Kerangka Teori

73 menghasilkan analisis akustik, oleh karena itu fonetik eksperimental disebut juga dengan fonetik instrumental. Fonetik eksperimental adalah penelitian yang relatif lebih muda dibandingkan dengan fonetik impresionistik yang sama sama dapat melakukan analisis fonetik. Fonetik impresionistik adalah penelitian yang mengandalkan kepakaran dari ahli fonetik dalam membedakan bunyi-bunyi dengan menggunakan telinga atau indera pendengaran, kemudian menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya. Hasil penelitian tersebut hanya berdasarkan tanggapan dari peneliti fonetik impresionistik saja. Fonetik eksperimental dapat memberikan penyelesaian yang baik terhadap masalah- masalah yang dihadapi dalam fonetik impresionistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan instrumental, yaitu penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat ukur yang akurat, baik di dalam pelacakan gerak pita suara, maupun pengukuran ciri akustik Ladd, 1996 dan Cruttenden, 1977. Telah banyak dikembangkan program komputer untuk pengukuran ciri akustik seperti Computerized Reasearch speech Environment CRSE dan Praat. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan instrumental dengan menggunakan program Praat.

3.5.6 Hipotesis Nol Ho

Menurut Bungin 2001:94 —95, Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti, atau variabel independen X tidak mempengaruhi variabel dependen Y. Statement konkritnya dapat dicontohkan; ―Tidak ada hubungan antara sikap pemihakan jurnalistik dengan gejolak politik di suatu negara‖, ―Tidak ada hubungan antara tingkat kenakalan remaja suatu negara Universitas Sumatera Utara 74 dengan mutu pelayanan kesejahtera an sosial di negera tersebut‖, ―Peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas tidak dipengaruhi oleh sikap pengendara kendaraan bermotor di jalan raya‖ dan sebagainya. Hipotesis nol ini dibuat dengan kemungkinan yang besar untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol ini tidak benar dalam arti ditolak, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Pendahuluan

Penelitian tentang intonasi emosi bahasa Melayu Langkat ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendeskripsi pola intonasi tuturan bahasa Melayu Langkat di dalam masalah tuturan pada emosi marah, sedih dan senang akan menggunakan metode kualitatif sedangkan untuk mengetahui apakah intonasi tuturan emosi marah, sedih dan senang dengan kontur intonasi tertentu mempunyai makna yang berbeda, akan menggunakan metode kuantitatif. Bab ini menguraikan metodologi yang akan digunakan di dalam penelitian intonasi emosi bahasa Melayu Langkat dengan menjelaskan tentang siapa dan jumlah informan dan responden, bagaimana teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, metode analisis data, dan bagaimana cara uji persepsi seleksi korpus data. Dalam bab ini juga akan diuraikan tentang alat ukur yang akan digunakan dalam kajian ini yaitu Praat versi 4.0.27.

4.2 Informan dan Responden Penelitian

Di dalam penelitian ini informan dan responden yang digunakan adalah penutur bahasa Melayu Langkat yang berdomisili di Tanjung Pura dan sekitarnya yang terdiri atas dua kelas sosial yang berbeda yaitu kelas sosial bangsawan dan orang kebanyakan. Seperti yang dikatakan Omar, 1985 bahwa kelas sosial dalam bahasa Melayu digeneralisasikan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok bangsawan dan kelompok kebanyakan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 Universitas Sumatera Utara