69 penanda  tekstual  karena  intonasi  bukan  hanya  digunakan  untuk  memberi  tanda
dalam struktur kalimat, tetapi merupakan suatu unsur  yang sangat penting dalam suatu  konstruksi  cakupan  yang  lebih  luas  dari  wacana  discourse.  Pada
pembacaan  berita  radio,  koherensi  prosodi  dapat  digambarkan  dengan  baik  yaitu cara  memberikan  bentuk  melodi  distingtif  pada  paragraf-paragraf  informasi.  5
penanda  psikologi  karena  intonasi  sangat  membantu  dalam  mengorganisasikan bahasa  ke  bagian-bagian  yang  lebih  mudah  dipahami,  dan  kemampuan  dalam
mengorganisasikan  ujaran  ke  bagian-bagian  intonasi  juga  merupakan  suatu  ciri penting  dari  pemerolehan  bahasa  normal,  dan  6  penanda  indeksikal,  yaitu
sebagai  penanda  terhadap  identitas  pribadi  atau  suatu  fungsi  ‗indeksikal‘,  ciri tersebut  membantu  mengidentifikasi  orang  sebagai  milik  kelompok  sosial  dan
pekerjaan  yang  berbeda  seperti  pendeta,  pedagang  kaki  lima,  prajurit  tentara. Berdasarkan  beberapa  uraian  di  atas  dapatlah  diambil  simpulan  bahwa,
penelitian  intonasi  adalah  penelitian  yang  berhubungan  dengan  fonetik  akustik. Menurut  Rahyono  2003:11  penelitian  intonasi  ini  dapat  dilakukan  dengan  cara
1  produksi  data,  2  analisis  akustik,  dan  3  uji  persepsi.  Pada  tahap  produksi tuturan mempunyai dua kegiatan yaitu, penjaringan data dan seleksi korpus data.
Sedangkan,  pada  tahap  analisis  akustik  mempunyai  dua  kegiatan  yaitu  tuturan disegmentasikan dan sintesis tuturan. Pada tahap yang terakhir, adalah uji persepsi
yang  terdiri  atas  tiga  kegiatan  yaitu  penyusunan  stimulus,  penilaian  dari responden, dan analisis statistik.
3.5.1  Frekuensi
Frekuensi  adalah  bunyi  yang  berpengaruh  terhadap  tinggi  dan  rendahnya nada  pada  sebuah  bunyi  juga  menentukan  tinggi  rendahnya  nada  sebuah  bunyi.
Universitas Sumatera Utara
70 Semakin  tinggi  frekuensi  tentu  akan  semakin  tinggi  nada  bunyi  itu.  Menurut
Lehiste  1970  frekuensi  bunyi  adalah  jumlah  getaran  dalam  waktu  satu  detik. Pada  umumnya,  frekuensi  yang  terdengar  terletak  di  antara  20  dan  20.000
HertzHz.  Seperti  yang  dikatakan  Boë  melalui  Laksman  1995:189  bahwa frekuensi  suatu  bunyi  mencapai  37 HertzHz, telinga hanya dapat  mendengarnya
sebagai variasi bunyi yang berbeda sedangkan kontinuitas karateristik suatu bunyi musikal hanya muncul mulai 41 HertzHz. Sedangkan tuturan memiliki frekuensi
di antara 80 HertzHz 8 kHertz.
3.5.2  Intonasi
Intonasi  merupakan  sebuah  unsur  dalam  tuturan  yang  dapat  membantu seseorang  ketika  mengekspresikan  sesuatu  yang  ada  dalam  hatinya  atau
perasaannya  dengan  naik  turunnya  suara.  Dengan  adanya  intonasi  tentu  banyak suatu kalimat akan berbeda-beda pula maknanya.
Intonasi mempunyai beberapa fungsi kebahasaan, ada yang bersifat umum yang  berlaku  untuk  semua  bahasa  dan  ada  yang  bersifat  khusus  yang  berlaku
untuk  bahasa  tertentu  saja.  Sebagaimana  yang  diutarakan  Nasution  2010:129 bahwa di antara fungsi kebahasaan dari intonasi adalah 1 Fungsi semantik, yang
membedakan  arti  dari  suatu  kata  atau  kalimat.  Kata  atau  kalimat  jika  dituturkan dengan  intonasi  yang  berbeda  tentu  dapat  berbeda  pula  artinya.  Contohnya,  kata
“astaghfirullah” jika dituturkan dengan intonasi yang menurun, artinya meminta ampun  kepada  Allah,  apabila  dituturkan  dengan  intonasi  naik,  turun,  naik  maka
dapat  diartikan  sebagai  orang  yang  sedang  marah  atau  mengomel,  karena  tidak mengikuti  aturan.  2  Fungsi  ketatabahasaan,  yang  membedakan  bentuk-bentuk
kalimat.  Jika  suatu  kalimat  dituturkan  dengan  intonasi  yang  berbeda  dapat
Universitas Sumatera Utara
71 berubah  bentuknya  dari  kalimat  tanya  interogatif  menjadi  kalimat  berita
deklaratif  atau  menjadi  kalimat  perintah  imperatif.  Contohnya,  dalam  kalimat ―Ani lulus ujian‖ jika di tuturkan dengan intonasi mendatar maka kalimat tersebut
merupakan  kalimat  berita  deklaratif,  apabila  intonasinya  dituturkan  dengan intonasi  naik  maka  kalimat  itu  akan  menjadi  kalimat  tanya  interogatif.  3
Fungsi  ekspresi  kejiwaan,  yang  dapat  membedakan  sikap  jiwa  penuturnya,  yaitu antara senang, marah, heran,  atau kagum. Contohnya pada kalimat ―masak iya‖
dapat  berarti  sebagai  ekspresi  senang,  ekspresi  ketidaksetujuan  atau  sebagai ekspresi kesedihan.
3.5.3  Durasi