Durasi Fonetik Eksperimental Kerangka Konseptual

71 berubah bentuknya dari kalimat tanya interogatif menjadi kalimat berita deklaratif atau menjadi kalimat perintah imperatif. Contohnya, dalam kalimat ―Ani lulus ujian‖ jika di tuturkan dengan intonasi mendatar maka kalimat tersebut merupakan kalimat berita deklaratif, apabila intonasinya dituturkan dengan intonasi naik maka kalimat itu akan menjadi kalimat tanya interogatif. 3 Fungsi ekspresi kejiwaan, yang dapat membedakan sikap jiwa penuturnya, yaitu antara senang, marah, heran, atau kagum. Contohnya pada kalimat ―masak iya‖ dapat berarti sebagai ekspresi senang, ekspresi ketidaksetujuan atau sebagai ekspresi kesedihan.

3.5.3 Durasi

Durasi dapat didefenisikan sebagai rentang waktu yang diperlukan untuk menuturkan sebuah bunyi bahasa Halim, 1984:43. Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Sugiyono 2003 bahwa durasi merupakan rentang waktu yang diperlukan di dalam merealisasikan sebuah segmen bunyi yang dapat diukur dalam satuan milidetik. Menurut Lyon dan Martin dalam Laksman 1995:189 untuk dapat didengar dan dikenali, segmen bunyi harus disampaikan dalam durasi waktu tertentu, persepsi terbaik adalah apabila rentang waktu segmen bunyi di antara 30 dan 50 milidetik.

3.5.4 Nada

Secara umum, persepsi pendengar yang berkenaan dengan nada bunyi adalah tentang tinggi atau rendahnya bunyi atau naik turunnya bunyi. Ketika pita suara semakin tegang yang disebabkan oleh naiknya arus udara dari paru-paru, tentu akan menimbulkan nada yang tinggi. Seperti yang dinyatakan oleh Lapoliwa 1988:41 bahwa biasanya nada dipakai untuk menyatakan hal-hal baik yang Universitas Sumatera Utara 72 bersifat lingusitik atau yang bersifat non-linguistik. Bersifat lingusitik karena hampir semua bahasa selalu mempergunakan nada sebagai penanda satuan sintaksis, yaitu 1 suara nada bunyi turun biasanya menunjukkan kelengkapan tuturan, 2 suara nada naik biasanya menunjukkan ketidaklengkapan tuturan. Sedangkan yang bersifat non-linguistik karena nada suara juga menunjukkan sifat seseorang, yaitu 1 nada bunyisuara dapat menunjukkan jenis kelamin seseorang, apakah perempuan atau laki-laki. Suara laki-laki biasanya lebih rendah dibandingkan dengan suara perempuan. 2 nada bunyisuara orang dewasa lebih rendah dibandingakan dengan nada suara anak-anak. 3 nada bunyisuara dapat juga menunjukkan emosi penutur, misalnya a ketika seseorang marah nadanya biasanya akan meninggi atau tajam. b ketika seseorang sedang sedihsusah nadanya biasanya agak rendah. c ketika seseorang sedang gembirasenang nadanya biasanya agak tinggi.

3.5.4.1 Alir Nada

Alir nada atau pitch movement adalah satuan terkecil analisis perseptual intonasi. Kemudian, alir nada merupakan satuan terkecil konstituen intonasi dalam membentuk satuan yang lebih besar yang disebut dengan kontur nada dan kontur nada adalah satuan terbesar di dalam intonasi. Melalui pola-pola kontur nada, dapat ditemukan pola-pola intonasi ‗t Hart, 1990:72.

3.5.5 Fonetik Eksperimental

Fonetik eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan instrumen atau peralatan di dalam mengkaji bunyi-bunyi bahasa. Instrumen dalam kaijan fonetik akustik adalah alat yang dapat memproses, menganalisis dan Universitas Sumatera Utara 73 menghasilkan analisis akustik, oleh karena itu fonetik eksperimental disebut juga dengan fonetik instrumental. Fonetik eksperimental adalah penelitian yang relatif lebih muda dibandingkan dengan fonetik impresionistik yang sama sama dapat melakukan analisis fonetik. Fonetik impresionistik adalah penelitian yang mengandalkan kepakaran dari ahli fonetik dalam membedakan bunyi-bunyi dengan menggunakan telinga atau indera pendengaran, kemudian menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya. Hasil penelitian tersebut hanya berdasarkan tanggapan dari peneliti fonetik impresionistik saja. Fonetik eksperimental dapat memberikan penyelesaian yang baik terhadap masalah- masalah yang dihadapi dalam fonetik impresionistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan instrumental, yaitu penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat ukur yang akurat, baik di dalam pelacakan gerak pita suara, maupun pengukuran ciri akustik Ladd, 1996 dan Cruttenden, 1977. Telah banyak dikembangkan program komputer untuk pengukuran ciri akustik seperti Computerized Reasearch speech Environment CRSE dan Praat. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan instrumental dengan menggunakan program Praat.

3.5.6 Hipotesis Nol Ho