48 satu informan laki-laki dan pada penelitian lanjutan menggunakan tiga informan
yaitu dua laki-laki dan satu satu informan perempuan. Informan tersebut bertutur dengan emosi tertentu. Kemudian uji persepsi menggunakan responden untuk
mengetahui jenis emosi dan menentukan nilai optimal untuk parameter akustik yaitu tingkat kenyaringan, julat kenyaringan dan ukuran tuturan.
Pada analisis awal data yang digunakan sebanyak 14 tuturan yang terdiri atas 2 tuturan dikalikan dengan jumlah 7 emosi yang dituturkan hanya sekali oleh
satu penutur sebagai stimulus. Sedangkan pada analisis lanjutan data terdiri atas 315 tuturan, yaitu 5 tuturan dikalikan dengan jumlah 7 emosi yang dituturkan tiga
kali oleh tiga penutur. Data pada analisis awal tersebut ada dua jenis tuturan yaitu 1 They have bought a new car, 2 His girlfriend came by plane, sedangkan data
dalam analisis lanjutan ada lima jenis tuturan yaitu 1 They have bought a new car, 2 His girlfriend came by palne, 3
It is almost nine o‟clock, 4 The lamp is on the desk, dan 5 John has been to the hairdressers.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai optimal dan mencari keanekaragaman tuturan melalui pergerakan kenyaringan dengan makna emosi
berdasarkan tiga parameter akustik yaitu tingkat kenyaringan, julat kenyaringan dan ukuran tuturan. Kontribusi penelitian Mozziconacci bagi tuturan emosi yaitu
didapati bahwa
kontur intonasi
yang paling
sesuai dan
dapat dipertanggungjawabkan dalam menentukan makna emosi.
3.3.2 Indirawati Zahid
Penelitian Zahid 2003 yang berjudul ―Penelitian Intonasi Fonetik
Eksperimental: Realisasi Makna Emosi Filem Sembilu 1 dan 2‖,membahas pola
intonasi bahasa Melayu yang melibatkan nada, durasi dan makna emosinya.
Universitas Sumatera Utara
49 Penelitian ini mengaitkan dengan makna emosi yang ada di dalam tuturan
bahasa Melayu dalam Film Sembilu 1 dan 2. Makna emosi yang dikaji berjumlah 9 emosi tunggal yaitu 1 Neutral, 2 Cemas, 3 Gembira, 4 Tidak Gembira, 5
Keberatan, 6 Marah, 7 Penegasan, 8 Tertanya-tanya, 9 Tidak puas hati. Dalam penelitiannya ini Zahid tidak mengemukakan teori-teori tentang emosi.
Ada tiga hipotesis di dalam penelitian Zahid yaitu 1 bahwa bahasa Melayu mempunyai berbagai bentuk kontur intonasi di dalam kalimat, 2
mempunyai berbagai bentuk kontur intonasi untuk menandai sesuatu makna emosi, 3 terdapat kecendrungan jenis kalimat dan jenis makna emosi dengan
bentuk sesuatu kontur intonasi. Di dalam penelitiannya didapati bahwa hipotesis ini benar. Sedangkan tujuan dalam penelitian Zahid ada tiga yaitu
mendiskripsikan ungkapan dan durasi yang menandai makna emosi, kontur intonasi untuk menentukan jenis kalimat dan hubungan kontur intonasi dengan
realisasi makna emosi. Penelitian Zahid yang menggunakan kaidah eksperimental dan dilakukan
di Universiti Malaya ini menggunakan program PRAAT dalam menganalisis data. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam penamaan makna-makna emosi
tersebut, Zahid juga melakukan uji persepsi yang dilakukan terhadap 120 data tuturan laki-laki dan perempuan, dengan 9 jenis makna emosi yang dipilih, hanya
7 makna emosi tunggal yang didapat atau diketahui oleh responden yaitu neutral, cemas, gembira, keberatan, marah, penegasan dan tertanya-tanya. Jumlah data
tuturan yang diketahui mempunyai satu jenis ekspresi makna emosi, yaitu makna emosi tunggal hanya 56 data, sedangkan sisa data memperlihatkan gabungan dari
berbagai emosi yang dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan ciri maknanya.
Universitas Sumatera Utara
50 Kelompok 1 bercirikan penegasan yaitu 46 71.88 data ujaran, kelompok 2,
tertanya-tanya, 11 17.19 dan kelompok 3, tidak spesifik, 7 10.94. Kontribusi penelitian Zahid yaitu, bahwa pola intonasi dapat membuktikan
durasi yang menandai makna emosi. Hal ini dapat diaplikasikan di dalam tuturan lebih dari satu pola. Tetapi setiap penutur akan menentukan pola mana yang akan
digunakannya dalam tuturan yang berkaitan dengan konteks dan makna emosinya.
3.4 Kerangka Konseptual