73
5 STAKEHOLDERS DALAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM SUKU MENTAWAI DI CAGAR BIOSFER PULAU SIBERUT
5.1 Pendahuluan
Pengelolaan sumber daya alam SDA di Cagar Biosfer Pulau Siberut CBPS melibatkan banyak stakeholder. Stakeholders tersebut dalam aktivitasnya
saling mempengaruhi dan berdampak kepada pengelolaan CBPS. Stakeholders didefinisikan sebagai orang atau lembaga dengan suatu kepentingan atau perhatian
pada permasalahan Fletcher et al. 2003 yang diidentifikasi dengan pertimbangan posisi penting dan pengaruh yang dimiliki. McCracken dan Narayan 1998
menyatakan bahwa analisis stakeholders dilakukan untuk dapat memahami konteks sosial dan kelembagaan dari sebuah kegiatan, program, dan atau
kebijakan.
Analisis stakeholders dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kepentingan, pengaruh, hubungan, partisipasi, dan perilaku stakeholders dalam
pengelolaan SDA di CBPS. Hasil yang diharapkan adalah tersedianya informasi yang penting tentang siapa yang akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu
aktivitas pengelolaan SDA di CBPS baik individu, kelompok, atau lembaga, dan bagaimana kapasitas dibangun untuk memungkinkan mereka berpartisipasi.
5.2 Metode
Penelitian dilakukan di CBPS. Lokasi pengumpulan data di tiga desa, yaitu Desa Matotonan di Kecamatan Siberut Selatan, Desa Saibi Samukop di
Kecamatan Siberut Tengah, dan Desa Sagulubbek di Kecamatan Siberut Barat lihat Gambar 3.1. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2014 - Mei 2015.
Data yang dikumpulkan adalah kepentingan, pengaruh, hubungan, partisipasi, dan perilaku dan stakeholders pengelolaan SDA di CBPS.
Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu studi dokumen, wawancara mendalam, dan pengamatan langsung. Studi dokumen dilakukan dengan menelaah
visi, misi, tugas, dan fungsi setiap stakeholders berdasarkan dokumen tertulis dan atau situs resmi mereka. Wawancara mendalam dilakukan kepada 20 dua puluh
informan kunci dari stakeholders. Pengamatan dilakukan untuk mengecek kesesuaian informasi dari hasil studi dokumen dan wawancara dengan aktivitas
stakeholders di lapangan.
Stakeholders dianalisis berdasarkan analisis stakeholders menurut Reed et al. 2009. Analisis tersebut meliputi tiga tahap, yaitu: 1 mengidentifikasi
stakeholders; 2 membedakan antara dan mengelompokkan stakeholders; serta 3 menyelidiki hubungan di antara stakeholders. Identifikasi awal stakeholders
berdasarkan dokumen hasil penelitian atau laporan kegiatan dari berbagai instansi di CBPS. Selanjutnya, stakeholders lain yang belum terindentifikasi dalam
penelusuran dokumen akan diidentifikasi oleh informan melalui metode snowball.
Pengelompokkan stakeholders didasarkan kepentingan dan pengaruh stakeholders yang kemudian disusun dalam sebuah matriks kepentingan
–pengaruh
74 interest-influence matrix. Pengukuran kepentingan didasarkan atas apa yang
menjadi hak, kebutuhan, harapan, keinginan, manfaat yang dapat diperoleh stakeholders dari SDA dan fungsi ekosistem di dalamnya yang terdiri atas fungsi
regulasi, fungsi habitat, fungsi produksi, fungsi informasi, serta fungsi carrier de Groot et al. 2002. Penjelasan tiap fungsi ekosistem, sebagai berikut:
1 Fungsi pengaturan. Fungsi ini merupakan nilai penting stakeholders terhadap
kelestarian fungsi ekosistem suatu SDA dalam mengatur proses ekologis serta sistem pendukung kehidupan yang bermanfaat, seperti pemeliharaan
penyediaan air bersih, perlindungan tanah dari erosi, kualitas udara dan jasa ekologi lainnya.
2 Fungsi habitat. Fungsi ini merupakan nilai penting stakeholders terhadap
kelestarian fungsi ekosistem suatu SDA sebagai tempat berlindung dan berkembang biak berbagai flora dan fauna. Fungsi habitat ini ditekankan pada
kebutuhan ruang yang dapat memelihara keanekaragaman biotik dan genetik.
3 Fungsi produksi. Fungsi ini merupakan nilai penting stakeholders terhadap
kelestarian suatu SDA sebagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pangan, bahan baku kayu untuk bangunan rumah, sumber genetik obat-
obatan, dan sumber daya energi kayu bakar.
4 Fungsi informasi. Fungsi ini merupakan nilai penting stakeholders terhadap
kelestarian suatu SDA yang memberikan kontribusi bagi pemeliharaan kesehatan manusia, menyediakan tempat untuk berefleksi, menikmati
pemandangan alam, ekowisata dan pendidikan.
5 Fungsi carrier. Fungsi ini merupakan nilai penting stakeholders terhadap
kelestarian ekosistem suatu SDA dalam menyediakan ruang untuk beraktivitas seperti daerah wisata.
Pengaruh merupakan kekuatan yang dimiliki stakeholders untuk mengontrol pengambilan keputusan, memfasilitasi pelaksanaanya atau bahkan memaksa untuk
melaksanakan keputusan yang diambil Groenendijk 2003. Pengukuran pengaruh stakeholders didasarkan pada instrumen dan sumber kekuatan yang dimiliki
stakeholders yang terdiri atas condign power, compensatory power, conditioning power, personality atau property power, serta organisation power, sebagaimana
yang disebutkan oleh Galbraith 1983 dalam Reed et al. 2009, sebagai berikut:
a. Instrumen kekuatan
1 Condign power, yaitu pengaruh stakeholders tertentu karena memiliki
kemampuan memberikan hukuman atau sanksi yang sepadan terhadap stakeholders lain. Pengaruh ini diperoleh melalui emosi, keuangan,
ancaman fisik, sanksi adat, sanksi hukum atau sanksi lainnya.
2 Compensatory power, yaitu pengaruh stakeholders yang diperoleh melalui
kemampuan dalam memberi kompensasi bagi stakeholders lainnya melalui simbolisasi, keuangan, serta penghargaan materi, seperti pemberian gaji
atau upah, sogokan, pemberian bantuan dana penyangga atau pemberian sebidang lahan.
3 Conditioning power, yaitu pengaruh stakeholders yang diperoleh melalui
manipulasi kepercayaan atau pembentukan opini dan informasi, misalnya melalui kelompok yang seumur, norma budaya, pendidikan, iklan dan atau
propaganda.