Masyarakat Mentawai Penguatan Kelembagaan Lokal Pengelolaan Sumber Daya Alam Sumber Penghidupan Suku Mentawai Di Cagar Biosfer Pulau Siberut

24 tiga pilarnya, yaitu konservasi, penelitian dan ilmu pengetahuan, serta pembangunan. Dalam kongres tersebut, selain terbentuk MAP juga dihasilkan “Madrid Declaration” yang merekomendasikan empat masalah pokok yang saling berkaitan, yaitu kerjasama, pengelolaan dan komunikasi; zonasi dan keterkaitan antar zonasi; ilmu pengetahuan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; serta kemitraan.  Strategi Baru Pengelolaan Cagar Biosfer 2016-2025 New Strategy Biosphere Reserve Management. Pada Kongres Dunia Cagar Biosfer ke-4 4 th World Congress of Biosphere Reserve tahun 2016 di Lima, Peru yang menetapkan tujuan strategis cagar biosfer, yaitu: 1 melestarikan keanekaragaman hayati, melakukan restorasi ekosistem dan meningkatkan jasa ekosistem serta mempercepat tercapai pembangunan yang berkelanjutan; 2 berkontribusi pada program pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan keadilan ekonomi bagi masyarakat dan membangun pemukiman yang layak; serta 3 memfasilitasi pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan pemanfaatan SDAH dan ekosistemnya secara berkelanjutan dalam rangka pembangunan ekonomi berkelanjutan, dan 4 dukungan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan aspek lain secara global terhadap perubahan lingkungan. Untuk mencapai tujuan strategis tersebut, maka disusun Area Aksi Strategis MAB untuk 2016-2025, yang terdiri atas: a WNBR berfungsi efektif sebagai model daerahsitus untuk pembangunan berkelanjutan; b Inklusif, dinamis, dan berorientasi pada hasil kolaborasi dalam jejaring MAB dan WNBR; c Kemitraan yang efektif dan pendanaan yang cukup dan berkelanjutan untuk MAB dan WNBR; d Komprehensif, modern, terbuka, dan komunikasi yang transparan serta berbagi data dan informasi; dan e Pengelolaan yang efektif pada MAB dan WNBR.  Kontekstual keadaan dan kondisi Indonesia. Penyusunan Program MAB haruslah mengacu pula pada kondisi Indonesia secara aktual, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Keunggulan dari penerapan konsep cagar biosfer terletak pada perpaduan tiga fungsi yang dimilikinya, yaitu: pertama fungsi konservasi sumber daya hayati dan ekosistem serta keragaman budaya yang memberikan kontribusi pada konservasi lansekap, ekosistem, jenis dan plasma nutfah serta keragaman budaya. Kedua, fungsi pembangunan yang menumbuhkan dan memperkaya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan bijaksana baik secara ekologi maupun budaya. Ketiga, fungsi pendukung berbagai kegiatan logistik termasuk penelitian, pendidikan, pelatihan dan pemantauan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, regional, nasional maupun global. Dalam rangka mengintegrasikan ketiga fungsi tersebut, maka penerapannya melalui sistem pembagian ruang atau zonasi cagar biosfer Gambar 2.3. 25 Gambar 2.3 Fungsi dan sistem zonasi cagar biosfer Kawasan CBPS meliputi Pulau Siberut dan pulau-pulau kecil yang berada di sekitarnya Gambar 2.4. Penerapan konsep zonasi cagar biosfer di CBPS berdasarkan Rencana Pengelolaan Terpadu tahun 2013-2022, dijelaskan berikut: Gambar 2.4 Peta zonasi Cagar Biosfer Pulau Siberut

2.4.1 Area Inti Core Area

Dalam konsep zonasi cagar biosfer, area inti merupakan kawasan untuk pelestarian. Untuk itu, kawasan tersebut harus mempunyai perlindungan hukum Area inti Zona Penyangga Area Transisi 26 dalam jangka panjang untuk melestarikan keanekaragaman hayati, memantau ekosistem yang tidak terganggu dan melakukan penelitian serta kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya yang tidak merusak, seperti pendidikan dan pelatihan. Area inti cagar biosfer tidak harus berupa hutan atau lahan milik negara, lahan milik private atau komunal dapat pula dijadikan sebagai area inti LIPI 2004. Di Indonesia, lahan berhutan yang mempunyai perlindungan hukum dalam jangka panjang kebanyakan berada pada kawasan hutan negara, dan yang fungsinya menyerupai area inti cagar biosfer adalah kawasan konservasi. Sehingga, hampir semua area inti cagar biosfer di Indonesia adalah kawasan konservasi berupa taman nasional. Area inti CBPS merupakan kawasan hutan konservasi HK berupa TNS seluas 190 500 ha 47.27 yang membujur dari utara ke selatan di bagian barat Pulau Siberut. Area inti ini berbatasan dengan zona penyangga. Di antara kedua area ini sudah ditata batas sepanjang 98.38 km yang merupakan batas persekutuan TNS dengan eks. HPH-HA PT. Koperasi Andalas Madani KAM sepanjang 69.10 km dan IUPHHK-HA PT. SSS sepanjang 29.28 km. Batas TNS ini masih belum selesai, karena di ujung selatan area inti sepanjang 4.62 km masih belum ditata batas hingga ke pantai begitupula dengan garis pantai belum diukur Ditjen KSDAE 2013. Pengelolaan zona inti mengikuti pengelolaan kawasan TNS yang juga menggunakan sistem zonasi. Dari aspek fisik, secara umum topografi area inti CBPS berbukit-bukit mulai dari bagian tengah pulau dan melandai ke arah barat hingga ke pantai. Terdapat tebing-tebing curam di pantai barat dan punggung-punggung bukit yang tajam dengan anak-anak sungai disela-selanya. Akibat proses geologi yang panjang menyebabkan pola drainase di Pulau Siberut menjadi komplek. Hampir semua sungai besar di Pulau Siberut berhulu di area inti. Ekosistem yang terdapat di area inti, meliputi ekosistem hutan primer dipterocarpaceae yang terletak pada bagian puncak dan punggung bukit, ekosistem hutan primer campuran merupakan tipe ekosistem yang paling luas dan memiliki keragaman jenis yang tinggi dan terdapat di lembah sampai ke lereng bukit di bawah hutan dipterocarpaceae, ekosistem hutan sekunder yang terletak dekat pemukiman tradisional dan aliran sungai di bagian barat area inti, dan ekosistem pantai yang terletak di bagian barat area inti yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia Tabel 2.4. Tabel 2.4 Ekosistem utama di tiap zona di Cagar Biosfer Pulau Siberut a Ekosistem Zona Area inti Zona penyangga Area transisi Hutan primer dipterocarpaceae √ √ - Hutan primer campuran √ √ √ Hutan sekunder √ √ √ Hutan pantai √ √ √ Rawa air tawar - √ √ Mangrove - √ √ Rawa sagu - √ - a Diolah dari data Ditjen KSDAE 2013.