36
3.3.2 Sumber Daya Alam
Kehidupan masyarakat Mentawai di CBPS berorientasi pada kehidupan darat, walaupun secara geografis dikelilingi oleh laut, sehingga lahan atau tanah
menjadi SDA yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Tutupan lahan di CBPS, hasil pengukuran planimetris dan interpretasi citra satelit tahun 2009 oleh
UNESCO, BTNS, dan PASIH pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 3.5. Data pada Tabel 3.5, terlihat bahwa hutan merupakan tutupan lahan yang paling luas,
yakni 256 666 ha 63.64. Selain hutan, tutupan lahan lain yang terluas adalah areal perladangan dan daerah menyagu berupa pertanian lahan kering campuran,
pertanian lahan kering, semak, dan rawa seluas 84 776 ha 21.02. Tutupan lahan non hutan seluas 5 255 ha 1.30 yang di dalamnya termasuk permukiman.
Selanjutnya, badan air termasuk sungai dan danau seluas 2 051 ha 0.51 .
Tabel 3.5 Luasan tutupan lahan di Pulau Siberut
a
Tutupan lahan Luas ha
Persentase Hutan primer
169 073 41.92
Hutan sekunder 87 593
21.72 Mangrove
6 765 1.68
Rawa 27 512
6.82 Rawa-semak
4 017 1.00
Semak 20 951
5.19 Pertanian lahan kering
9 514 2.36
Pertanian lahan kering campuran 26 799
6.64 Non hutan bare land
5 255 1.30
Badan air 2 051
0.51 Awan
25 067 6.22
Bayangan awan 18 703
4.64 T o t a l
403 300 100
a
Diolah dari BTNS 2010.
Areal berhutan dan perladangan mempunyai arti yang penting bagi masyarakat Mentawai. Hutan mempunyai manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial
budaya. Manfaat hutan dan perladangan bagi masyarakat Mentawai dijelaskan pada Bab 4. Areal berhutan masih banyak terdapat di sekitar desa yang menjadi
lokasi penelitian. Hal ini didukung oleh data luasan hutan di ketiga kecamatan yang menjadi lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Siberut Tengah luas hutannya 61
830 ha 83.57, Kecamatan Siberut Selatan luas hutannya 41 323 ha 81.29, dan Kecamatan Siberut Barat Daya luas hutannya 48 940 ha 75.40 BPS
2014a; 2014b; 2014c. Lokasi perladangan masyrakat terpencar di seluruh wilayah desa. Data luasan perladangan di ketiga kecamatan yang menjadi lokasi penelitian,
yaitu Kecamatan Siberut Tengah luas perladangan 12 001 ha 16.22, Kecamatan Siberut Selatan luas perladangan 8 994 ha 17.69, dan Kecamatan
Siberut Barat Daya luas perladangan 16.22 atau seluas 12 001 ha BPS 2014.
Secara keseluruhan luasan tutupan lahan berhutan di CBPS mengalami penurunan. Penurunan ini dapat dilihat dari perbandingan luasan tutupan lahan
berhutan pada tahun 2009 seluas 256 666 ha 63.64 dengan luasan lahan berhutan hasil interpretasi citra satelit Pulau Siberut tahun 2004 seluas 273 128 ha
67.74 Nopiansyah 2008, terlihat penurunan luasan lahan berhutan sebesar
37 4.1 atau 16 462 ha. Perubahan luasan tutupan lahan berupa hutan ini
diidentifikasi menjadi areal perladangan BTNS 2010. Keadaan ini mengindikasikan masyarakat Mentawai di CBPS membutuhkan lahan berladang
untuk penghidupan mereka.
3.3.3 Infrastruktur
1. Infrastruktur Umum
Infrastruktur umum
yang terdapat
di ketiga
lokasi penelitian
menggambarkan infrastruktur di desa-desa lain di CBPS Tabel 3.6. Setiap desa telah mempunyai kantor desa, kantor Dewan Permusyawaratan Desa, balai
pertemuan, rumah ibadah, dan infrastruktur dasar bagi masyarakat.
Tabel 3.6 Infrastruktur umum di Desa Saibi Samukop, Matotonan, dan Sagulubbek
a
Sarana dan prasarana Jumlah unit di pusat desa
Saibi Matotonan
Sagulubbek Kantor pelayanan desa
Kantor desa 1
1 1
Kantor Badan Permusyawaratan Desa 1
1 1
Balai pertemuan 1
1 1
Pendidikan Taman kanak-kanak
2 2
1 Sekolah dasar
2 1
1
Sekolah menengah pertama 1
Sekolah menengah atas 1
Kesehatan Puskesmas
1 Puskesmas pembantuPolindes
1 1
1 Agama
Gereja 4
1 2
MasjidMusholah 1
2 1
Olahraga Lapangan sepakbola
1 1
1 Lapangan voli
2 1
1 Lapangan takraw
1 1
1 Transportasi
Dermaga Jalan semen lebar 1,5-2 m
10
b
8
b
8
b
Perahu mesin 25-40 PK atau speedboat 10
6 8
Perahu mesinpompong 3-8 PK 10
15 8
Sepeda motor 100
50 30
Komunikasi Telekomunikasi seluler
1 Telekomunikasi satelit
1
c
1
c
1
c
Ekonomi Pasar
Warung 7
9 6
Air bersih Jaringan air bersih
1
c
1 MCK
100 105
25
a
Data desa tahun 2014;
b
Satuan dalam kilometer;
c
Tidak berfungsirusak.