47
3.4 Simpulan
Suku Mentawai di CBPS memiliki aset-aset penghidupan yang menjadi karakteristik masyarakat tersebut. Aset-aset penghidupan tersebut yaitu, pertama,
sumber daya manusia dengan karakteristik penduduk yang terus meningkat dengan kepadatan tertinggi di ibukota kecamatan, usia kerja yang cukup tinggi
tetapi belum produktif, tingkat pendidikan formal yang rendah, serta keterampilan utama masyarakat adalah mengelola SDA di sekitar mereka. Kedua, sumber daya
alam dengan karakteristik lahan berhutan yang masih luas, penggunaan lahan untuk perladangan sebagai sumber perekonomian utama, terdapat flora dan fauna
endemik, area inti CBPS menjadi hulu sungai-sungai besar di Pulau Siberut. Ketiga, sumber daya fisik berupa infrastruktur publik kesehatan, pendidikan,
sarana sosial ekonomi masih terbatas, dan masih berlakunya pengobatan tradisional oleh Sikerei. Keempat, sumber daya finansial dengan karakteristik
mata pencaharian utama adalah peladang dan meramu hasil hutan dengan pendapatan yang tidak menentu, tanaman di ladang yang bernilai ekonomis
dianggap sebagai tabungan, dan tidak tersedianya lembaga keuangan di perdesaan. Kelima, terdapat modal sosial masyarakat Mentawai berupa hubungan
kekerabatan yang kuat di dalam uma.
Rendahnya tingkat pendidikan formal membuat masyarakat sulit untuk bersaing untuk mendapat pekerjaan sektor formal pemerintahan maupun swasta
baik di Tua Peijat ibukota kabupaten maupun di Padang ibukota provinsi. Terbatasnya akses menuju dan di Pulau Siberut, penduduk yang semakin
meningkat, kebutuhan biaya pendidikan dan biaya kesehatan, serta keterampilan tradisional yang dimiliki, mendorong masyarakat untuk mengelola SDA yang
berada di sekitar mereka. Sehingga perluasan perladang dan intensifikasi meramu hasil hutan merupakan strategi penghidupan yang dikembangkan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam upaya perluasan perladangan, masyarakat mengefektifkan lahan-lahan yang diorganisir oleh uma-uma sebagai
penguasa lahan.
48
4 KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
SUKU MENTAWAI DI CAGAR BIOSFER PULAU SIBERUT
4.1 Pendahuluan
Sumber daya alam SDA berupa lahan merupakan sumber daya penting bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat perdesaan yang umumnya
memanfaatkan lahan sebagai sumber mata pencaharian. Lahan bukan hanya terdiri atas tumpukan tanah dan tumbuhan atau satwa yang berada di atasnya, lebih jauh
dari itu lahan menyangkut aspek sosial terkait hak kepemilikannya.
Hak kepemilikan property rights dapat didefinisikan sebagai sebuah paket
dari hak yang mendefinisikan siapa pemilik hak, hak istimewa, dan batasan terhadap penggunaan sumber daya alam Bromely 1991. Hak kepemilikan
menentukan jenis klaim kita terhadap sumber daya dengan menentukan apa yang bisa dan tidak bisa lakukan dan siapa yang berhak. Mereka menentukan insentif
jangka panjang dalam berinvestasi, mempertahankan, dan meningkatkan sumber daya. Naguran 2002 menyatakan bahwa terdapat empat jenis hak kepemilikan
yang biasanya terdapat dalam literatur, yaitu kepemilikan negara state property, dimana negara memiliki hak untuk menentukan aturan penggunaan atau akses dan
individu yang memiliki kewajiban untuk mematuhi aturan tersebut. Kepemilikan pribadiswasta private property, dimana individu memiliki hak untuk melakukan
pemanfaatan yang diterima secara sosial dan memiliki kewajiban untuk menahan perilaku sosial yang tidak dapat diterima. Kepemilikan komunal common
property, dimana kelompok manajemen pemilik memiliki hak untuk mengeluarkan individu yang bukan anggota dan individu tersebut berkewajiban
untuk mematuhi. Tidak ada kepemilikan nonproperty, dimana pemilik tidak terdefinisikan sehingga aliran manfaat tersedia untuk siapapun, sehingga aset
tersebut dianggap sebagai sumber daya akses terbuka atau open access resources Bromley 1991.
Hak kepemilikan harus ditegakkan atau dihormati pihak lain. Di dalam Hak kepemilikan terdapat norma-norma dan aturan main dalam pemanfaatannya dan
menjadi alat pengatur hubungan antar individu. Oleh karena itu, hak kepemilikan merupakan suatau kelembagaan. Dalam menegakkan hak kepemilikan tersebut
diperlukan badanorganisasi yang berwenang menjamin tegaknya hak-hak tersebut North 1990.
Bagi masyarakat Mentawai di Cagar Biosfer Pulau Siberut CBPS hak kepemilikan menjadi sangat penting karena berkaitan dengan kepastian pengusaan
faktor-faktor produksi. Salah satu faktor produksi dari SDA adalah lahantanah. Lahan ini menjadi input atau faktor penting dalam proses produksi, termasuk
dalam berbagai kegiatan kehutanan dan pertanian di CBPS, karena berbagai kegiatan tersebut membutuhkan lahan yang luas land based. Selain sebagai
faktor produksi dalam ekonomi, lahan juga berperan penting sebagai faktor sosial dalam kehidupan suatu masyarakat. Sebagai contoh, manusia membutuhkan lahan
untuk permukiman yang lebih baik sebagai dampak dari berkembangnya penduduk. Begitupula, di atas lahan-lahan tersebut masyarakat berinteraksi secara
sosial dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban mereka. Untuk itu pemahaman tentang situasi pengelolaan berupa hak kepemilikan dan penggunaan