Peubah dan Cara Pengukurannya

Lanjutan Tabel 3.7 Kode Peubah Deskripsi dan pengukuran Jenis data Teknik pengumpulan data TPDR = Tingkat pendidikan pesponden X16 Adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden. Primer Kuesioner, wawancara SKR = Lama tinggal di kawasan X17 Adalah lamanya responden mendiami lahan yang berstatus kawasan baik secara permanen atau tidak permanen. Primer Kuesioner, wawancara, pemeriksaan dokumen KR = Kosmopolitansi responden X18 Tingkat keterbukaan responden terhadap dunia luas dan pembaharuan yang ditentukan berdasarkan jumlah macam informasi yang digunakan. Informasi yang diperoleh responden dalam upaya menghadapi konflik didapatkan dari: 1 teman dekattetanggatokoh masyarakat setempat, 2 pendampingmedia masa, 3 lembaga penelitianperguruan tinggidinas pemerintah Primer Kuesioner, wawancara Tabel 3.8 Peubah, Indikator dan Spesifikasi, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan pada Sub Model C Kelangkaan Kode Peubah Deskripsi dan pengukuran Jenis data Teknik pengumpula n data KTLP = Penguasaan lahan Pertanian di luar kawasan X19 Adalah luas lahan pertanian yang dikelola oleh petani saat penelitian ini dilaksanakan hektar Primer, sekunder Kuesioner, wawancara, pemeriksaan dokumen TPDK = Status kepemilikan lahan pertanian yang dikuasai di luar kawasan X20 Status kepemilikan responden terhadap lahan pertanian yang dikuasai diantaranya: Sewa, sakap, dan milik Primer, Sekunder Kuesioner, wawancara, pemeriksaan dokumen PRR = Pendapatan Rumahtangga Responden Di Luar Kawasan X21 Tingkat pendapatan rumah tangga responden yang diperoleh dari usaha pertanian dan non pertanian di luar dari usaha yang diperoleh di lahan dalam kawasan hutan. Primer Kuesioner, wawancara, PKLT = Persepsi Tingkat Kebutuhan Lahan Pertanian tambahan X22 Persepsi responden terhadap tingkat kebutuhan lahan pertanian yang masih diperlukan Primer Kuesioner, wawancara Tabel 3.9 Peubah, Indikator dan Spesifikasi, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan pada Sub Model D Etika Lingkungan Kode Peubah Deskripsi dan pengukuran Jenis data Teknik pengumpula n data PAR = Etik Antroposentris X23 Paham dan keyakinan responden bahwa manusia adalah dominan terhadap alam dan oleh karenanya alam dapat dimanfaatkan semata-mata kehidupan dirinya. Skor Primer Kuesioner, wawancara PER = Etik Ekosentris X24 Paham dan keyakinan responden bahwa manusia adalah bagian dari dan oleh karenanya pemanfaat sumberdaya alam harus memperhatikan kepentingan mahluk lain. Skor Primer Kuesioner, wawancara PRTA = Manifestasi etik lingkungan responden dalam penanganan konflik X25 Manifestasi paham dan keyakinan responden tentang keterkaitan antara tata sosial seseorangkelompok terhadap kelestarian lingkungan hidup disekitarnya yang dilihat dari kegiatan mereka dalam pengelolaan sumberdaya alam. Primer Kuesioner, wawancara ESKO = ESKALASI KONFLIK X26 Peningkatan perbedaan yang menyebabkan bergesernya tipe konflik dari laten menjadi terbuka Primer Kuesioner, wawancara

3.7 Analisis Data

Data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh kemudian dihimpun secara terstruktur untuk selanjutnya dianalisa. Analisa data yang dilakukan adalah untuk menjawab tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, sebanyak empat buah analisis data dilakukan yaitu sebagai berikut:

3.7.1 Analisis Kebijakan-Kebijakan Kehutanan, Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Agraria, Tata Ruang, Dan Otonomi Daerah Terkait Penanganan Konflik Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Di Daerah Khususnya Di Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis. Analisis kebijakan merupakan suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan landasan dari para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan Quade dalam Dunn, 2000. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dapat direntangkan mulai penelitian untuk menjelaskan atau memberikan pandangan-pandangan terhadap isu-isu atau masalah-masalah yang terantisipasi sampai dengan mengevaluasi suatu program secara lengkap. Konsep tentang analisis kebijakan menekankan sifat praksis dari suatu analisis seperti tanggapan-tanggapan terhadap masalah-masalah yang muncul dan krisis yang dihadapi pemerintah dan masyarakat. Untuk alasan-alasan tersebut, maka analisis kebijakan tidak diciptakan untuk membangun dan menguji teori deskriptif seperti teori-teori politik, sosial, dan ekonomi. Analisis kebijakan melampaui apa yang dicapai oleh disiplin ilmu tradisional. Jika disiplin tradisional lebih menjelaskan keteraturan-keteraturan empiris, analisis kebijakan mengkombinasikan dan mentransformasikan substansi dan metode beberapa disiplin untuk lebih jauh lagi menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah publik tertentu. Analisis kebijakan diharapkan dapat menghasilkan informasi dan argumen-argumen rasional akan tiga pertanyaan: 1 nilai yang pencapaiannya merupakan tolok ukur utama untuk melihat masalah teratasi oleh suatu kebijakan, 2 fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian nilai tersebut, dan 3 tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai tersebut. Dalam menghasilkan informasi dan argumen-argumen rasional mengenai tiga pertanyaan tersebut, analis kebijakan dapat menggunakan tiga pendekatan analisis yaitu: 1 analisis empiris, 2 analisis valuatif, dan 3 analisis normatif Dunn, 2000. Seperti ditayangkan dalam Tabel 3.10, pada pendekatan empiris ditekankan terutama pada penjelasan serbagai sebab-akibat, pertanyaan bersifat faktual, dan informasi yang dihasilkan bersifat deskriptif. Pendekatan valuatif terutama ditekankan pada penentuan bobot nilai suatu kebijakan, pertanyaan bersifat nilai, dan informasi yang dihasilkan bersifat valuatif. Sedangkan pendekatan normatif ditekankan pada rekomendasi serangkaian tindakan yang akan datang yang dapat menyelesaikan masalah-masalah publik, pertanyaan berkenaan dengan tindakan apa yang harus dilakukan? dan tipe informasi yang dihasilkan bersifat preskriptif rekomendasi Tabel 3.10. Tiga Pendekatan dalam Analisis Kebijakan Pendekatan Pertanyaan Utama Tipe Informasi Empiris Adakah dan akankah ada fakta Deskriptif dan prediktif Valuatif Apa manfaatnya nilai Valuatif Normatif Apakah yang harus diperbuat aksi Preskriptif rekomendasi Sumber: Dunn 2000 Menurut Dunn 2000, pentahapan proses penyusunan dan pelaksanaan suatu kebijakan terdiri atas: 1 penyusunan agenda, 2 perumusan kebijakan, 3 Pelaksanaan kebijakan, dan 4 penilaian kebijakan. Menurut Hempel 1996, hasil dari suatu penilaiananalisis kebijakan bisa berupa: 1 pelaksanaan kebijakan dengan justifikasi, 2 penyesuaian ulang dan reforma kabijakan, dan 3 penghentian kebijakan dan memulainya dari tahap awal kembali yaitu inisiasi dan agenda setting. Mempertimbangkan keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini, analisis kebijakan hanya dilakukan terhadap pelaksanaan kebijakan. Terhadap situasi konflik yang diteliti, analisis kebijakan dilakukan dengan dua cara yaitu analisis empiris dan analisis normatif terhadap perundangan, peraturan, dan prosedur pelaksanaan yang berkaitan dengan sumber konflik dan penyelesaian konflik. Apabila konsep Dunn 2000 dan Hempel 1996 diadopsi ke dalam penelitian ini, maka kerangka analisis kebijakan yang dilakukan adalah seperti ditayangkan pada Gambar 3.4. Analisis empiris dan normatif dilakukan dengan metode process documentation research penelitian proses dokumentasi yakni cara menggumpulkan data melalui peninggalan tertulis Nazir, 1999. Peninggalan itu dapat berupa arsip-arsip peraturan dan perundangan, notulensi rapat, laporan studi, dan buku-buku, sehingga sering disamakan dengan studi literatur book survey atau studi keperpustakaan library survey. Dari bahan-bahan itu dapat dikemukakan berbagai fakta tentang sesuatu yang pernah terjadi, berbagai teori, dalil dan hukum-hukum, aksioma, pendapat dan lain-lain. Analisis empiris dan normatif terhadap peraturan, perundangan dan prosedur termasuk yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam secara khusus sering dikenal dengan istilah critical legal review. Gambar 3.4. Kerangka Hubungan Antara Tahapan Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan Kemungkinan Keluaranrekomendasi Diadopsi dari Dunn 2000 dan Hempel 1996 Dalam menghimpun data dan informasi dari literatur itu perlu ditempuh cara-cara yang mudah dan sistematis. Untuk itu dalam penelitian penting dimulai dari judul dokumen, daftar isi, dengan mencari bab atau sub bab atau pasal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam teknik ini diperlukan penggunaan alat Analisis Kebijakan Analisis Empiris Analisi Normatif Kemungkinan Keluaranrekomendasi Hempel, 1996 Tahapan Kebijakan Dunn, 2000 AGENDA PENYUSUNAN PENILAIAN KEBIJAKAN Pelaksanaan kebijakan dengan justifikasi Penyesuaian ulang dan reformulasi kebijakan Penghentian kebijakan dan memulainya dari tahap awal kembali yaitu inisiasi dan agenda setting reformasi FORMULASI KEBIJAKAN Umpan balik IMPLEMENTASI KEBIJAKAN