HASIL DAN PEMBAHASAN Model of environmental conflict management in protection forest area (a case study In Register 45b Bukit Rigis Protection Forest Area, Lampung Province)

5.5.2.6.4 Pengambilan Keputusan Skenario Terpilih dan Penyusunan Upaya Ke Depan Untuk Penyelesaian Konflik Status Lahan Pekon Sukapura 250 5.6 Pengembangan Model Penanganan Konflik Lingkungan Berdasarkan Integrasi Hasil Analisis 256 5.6.1 Konstruksi Model Penelitian Penanganan Konflik 254 5.6.2 Konseptualisasi Model Kelembagaan Penanganan Konflik Lingkungan, Peluang Aplikasinya di dalam Konteks Kebijakan, dan Umpan Balik. 262 5.6.2.1 Konseptualisasi Model Kelembagaan Penanganan Konflik Lingkungan 266 5.6.2.2 Peluang Aplikasinya di dalam Konteks Kebijakan. 271 5.6.2.3 Umpan Balik Terhadap Kebijakan-kebijakan Penyelesaian Sengketa Lingkungan 273

VI. KESIMPULAN

274 6.1 Kesimpulan 274

6.2 Saran

283 DAFTAR PUSTAKA 284 LAMPIRAN 293 DAFTAR TABEL Tabel halaman 1.1 Keterangan Gambar 1.1 Bagan Alir Kerangka Pemikiran Pengaruh Model Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Konflik Lingkungan 12 2.1 Luas Kawasan Hutan Indonesia 26 2.2 Fungsi Lingkungan Dari Hutan Sumber: Pearce Dan Moran, 1994. 29 2.3. Perkembangan Kebijakan Model Hutan Kemasyarakatan 35 2.4 Beberapa Definisi Tentang Konflik 38 2.5. Pendekatan Penanganan Konflik dan Hasil Yang Diharapkan Sumber: Isenhart Dan Spangle, 2000. 42 3.1. Tahapan dan Jadwal Penelitian 57 3.2. Pengambilan Responden Contoh Untuk Tujuan Penelitian Yang Kedua 58 3.3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Delphi 60 3.4. Pengambilan Responden Contoh Untuk Tujuan Penelitian Yang Ketiga dan Keempat 61 3.5 Data Sekunder Yang Akan Diteliti dan Sumber Data. 62 3.6 Peubah, Indikator dan Spesifikasi, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan Pada Sub-Model A Eksternalitas 65 3.7 Peubah, Indikator dan Spesifikasi, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan Pada Sub Model B Persepsi Dan Ketimpangan Struktural 66 3.8 Peubah, Indikator dan Spesifikasi, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan Pada Sub Model C Kelangkaan 67 3.9 Peubah, Indikator dan Spesifikasi, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan Pada Sub Model D Etika Lingkungan 67 3.10 Tiga Pendekatan Dalam Analisis Kebijakan 69 3.11 Gaya Pengelolaan Konflik dan Representasi Pernyataan Responden. 82 3.12 Perbedaan Nilai Tengah Μ Antar Kelompok Responden Pada Topik Konflik Penetapan Tata Batas Kawasan Hutan 83 3.13 Perbedaan Nilai Tengah Μ Antar Kelompok Responden Pada Topik Konflik Status Kawasan Hutan 84 3.14 Perbedaan Nilai Tengah Μ Antar Kelompok Responden Pada Topik Konflik Hak Masyarakat Atas Akses Pengelolaan Lahan Kawasan Hutan 84 3.15 Analisis Ragam Bagi Klasifikasi Satu-arah 85 3.16 Matriks Kombinasi Uji Nilai Tengah x Antar Kelompok 87 3.17 Topik Analisis, Tujuan dan Teknik Yang Akan Dipergunakan Dalam Pengembangan Model Penanganan Konflik Secara Kognitif 89 4.2 Ibukota, Luas dan Jarak Ibu kota Kab. Kota ke Ibukota Propinsi se- Propinsi Lampung 92 4.3 Tata Guna Tanah di Propinsi Lampung menurut Badan 93 Pertanahan Nasional BPN Propinsi Lampung, 2004. 4.4 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya Tahun 1997 – 2001 94 4.5 Luas dan Fungsi Kawasan Hutan Per KabupatenKota di Propinsi Lampung Menurut SK.Menhutbun No.256KPts- II2000. 95 4.6 Kondisi Penutupan Lahan pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Poduksi di Propinsi Lampung Tahun 2000 97 4.7 Keadaan Lahan Kritis di Propinsi Lampung Tahun 1998 – 2000 99 4.8 Penyelesaian Kasus Tanah di Propinsi Lampung Tahun 1999 - 2002 101 4.9 Penggunaan lahan di Kecamatan Sumberjaya, Tahun 2000 108 4.10 Presentasi perubahan penggunaan lahan di Sumberjaya tahun 1978 – 1990 . 112 4.11 Perubahan Sebaran Tutupan Lahan Hutan forest land cover di Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis 113 4.12 Nama Kelompok yang telah mendapatkan hak akses melalui Ijin Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan di Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis. 118 5.2.1 Perbandingan akses masyarakat tempatan terhadap sumberdaya hutan dalam evolusi kebijakan HKm nasional. 126 5.3.1 Analisa deskriptif peubah bencana alam antropogenik X 1 145 5.3.2 Analisa deskriptif peubah motivasi responden dalam memutuskan mengkonversi lahan hutan kawasan X 6 146 5.3.3 Analisa deskriptif peubah pengaruh pasar X 4 147 5.3.4 Analisis deskriptif peubah tingkat kesejahteraan sosial responden X 8 154 5.3.5 Daftar insentif material dan upah kerja dalam pelaksanaan Proyek GNRHL di Sumberjaya, 2004. 158 5.3.6 Penelusuran indikator manifestasi etik lingkungan di SK Menhutbun No. 31Kpts-II2001 tentang HKm 185 5.3.7 Peubah yang paling berpengaruh pada masing-masing sub- model 191 5.4.1 Komposisi Para Pihak Yang Dipilih Dalam Analsis Gaya Mengelola Konflik. 194 5.4.2 Hasil Analisis Statistik Perbedaan Nilai Tengah Para Pihak Terhadap Konflik. 195 5.4.3 Daftar Ijin HKm Juni 2006 yang Lokasinya Berpotensi Menimbulkan Konflik Tata Batas Kawasan Hutan Antar Kabupaten. 202 5.4.4 Pengelompokkan Perbedaan Para Pihak Berdasarkan Pernyataan Mereka Terhadap Masing-masing Isu Konflik 206 5.4.5 Pernyataan Responden Tentang Kesesuaian Tupoksi Lembaganya Terhadap Penyelesaian Konflik 214 5.4.6 Kebersediaan Responden Untuk Hadir dalam Perundingan 215 5.4.7 Preferensi Responden Terhadap bentuk Perundingan 216 5.4.8 Upaya Responden Dalam Menyatakan Perbedaan Kepentingan dalam konflik Status Lahan, Tata Batas, dan Hak Akses. 218