PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA Model of environmental conflict management in protection forest area (a case study In Register 45b Bukit Rigis Protection Forest Area, Lampung Province)

4.4.3.1 Migrasi Penduduk dan Terbentuknya Permukiman Di Sumberjaya

103 4.4.3.2 Kependudukan Di Dalam Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis Kecamatan Sumberjaya dan Konflik Yang Terjadi. 105 4.4.3.3 Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Sumberjaya dan Deforestasi Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis 108 4.4.3.4 Konflik Tata Batas dan Status Lahan di Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis. 113 4.4.3.5 Konflik Akses Pengelolaan Lahan Kawasan 116

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

119 5.1 Karakteristik Responden 119 5.2 Analisis Kebijakan Kehutanan, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Agraria, Tata Ruang, Dan Otonomi Daerah Terkait Dengan Penanganan Konflik Lingkungan Dalam Pengelolaan Kehutanan Di Daerah 119 5.2.1 Definisi Kawasan Hutan 119 5.2.2 Kebijakan Pemanfaatan Kawasan Hutan Oleh Masyarakat Setempat 120 A. Evolusi Pemanfaatan Kawasan Hutan oleh Masyarakat Setempat di Dalam Desain Kebijakan Kehutanan Nasional 5 Tahun Menjelang Otda 1995-2000 120 B. Pemanfaatan Kawasan Hutan Oleh Masyarakat Setempat dalam Kebijakan Kehutanan Indonesia 2001 – 2010. 126 5.2.3 Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Pengelolaan Konflik Lingkungan Terkait Dengan Pemanfaatan Kawasan Hutan oleh Masyarakat Tempatan. 128 A. Pengertian Sengketa Lingkungan Hidup dalam UUPLH 128 B. Pengertian Penyelesaian Konflik Lingkungan Hidup dalam UUPLH 130 C. Penyelesaian Konflik Lingkungan dalam UU Kehutanan dan UU Pokok Agraria 131 D. Isu Penyelesaian Konflik dalam Pemberdayaan Masyarakat Setempat di Sektor Kehutanan. 133 E. Penyelesaian Konflik Di Dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah 135 F. Penyelesaian Konflik Di Dalam UU Tata Ruang 136 G. Pengaduan Perselisihan di Dalam UU Pelayanan Publik 140 5.2.4 Pentingnya Kebijakan Afirmatif dan Kebijakan Responsif untuk Penyelesaian Konflik Lingkungan di dalam Kawasan Hutan 141 5.3 Hasil dan Pembahasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konflik Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung. 143 5.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konflik Dalam Submodel Eksternalitas 144 5.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konflik Dalam Submodel Persepsi dan Ketimpangan Struktural 153 5.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konflik Dalam Submodel Kelangkaan 171

5.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konflik Dalam Submodel Etik Lingkungan

175 5.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konflik Dalam Submodel Eskalasi Konflik 177 5.3.6 Hasil Analisis Jalur Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konflik Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung dan Analisis Kebaikan Model. 187 5.3.6.1 Analisis Keragaan Model Secara Holistik 187 5.3.6.2 Analisis Kebaikan Model 191

5.4. Analisis Gaya Mengelola Konflik Dan Polarisasi Konflik.

192 5.4.1 Gaya Mengelola Konflik Para Pihak 193 5.4.1.1 Gaya Para Pihak Mengelola Konflik Status Lahan 195 5.4.1.2 Gaya Para Pihak Mengelola Konflik Tata Batas Kawasan Hutan 198 5.4.1.3 Gaya Para Pihak Mengelola Konflik Akses 202 5.4.1.4 Pemanfaatan Hasil Analisis Gaya Konflik Untuk Penanganan Konflik Selanjutnya 205 5.4.2 Polarisasi Konflik 206 5.4.3 Kebersediaan Responden dan Preferensi Bentuk Perundingan 213

5.5 Pengembangan Model Kognitif Pengelolaan Konflik

219 5.5.1 Tahapan Sistem Analisis Sosial 221 5.5.2 Model Pengelolaan Konflik Status Lahan; Kasus Status Wilayah Pekon Desa Sukapura Yang Berada di Dalam Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis. 225 5.5.2.1 Analisis Dasar Masalah Konflik Status Lahan 226 5.5.2.2 Faktor Pemacu dan Peredam Konflik 227 5.5.2.3 Sejarah Konflik Status Lahan Pekon Sukapura Analisis Rentang Waktu 232

5.5.2.4 Profil Para Pihak Dalam Konflik Status Lahan Pekon Sukapura

235 5.5.2.5 Analisis Hubungan Antara Yang Kuat dan Lemah 239 5.5.2.6 Analisis Cara Penanganan Konflik 242 5.5.2.6.1 Mengurai Skenario Ideal Penyelesaian Konflik Status Lahan 242 5.5.2.6.2 Memilih Skenario Ideal Penyelesaian Konflik Status Lahan 245 5.5.2.6.3 Analisis Mengukur Dukungan Terhadap Skenario Ideal Penyelesaian Konflik Status Lahan 247