Letak Geografis Wilayah Propinsi Lampung

Tabel 4.3 Tata Guna Tanah di Propinsi Lampung menurut Badan Pertanahan Nasional BPN Propinsi Lampung, 2004. No Peruntukan Luas Ha Prosentase 1 Perkampungan 248.109 7,03 2 Sawah 284.664 8,07 3 Tegalan Ladang 675.860 19,15 4 Perkebunan 703.945 19,95 5 Kebun Campuran 327.866 9,29 6 Alang-alang 90.164 2,56 7 Hutan 1.004.735 28,47 8 Rawa Danau 15.591 0,44 9 Tambak 33.844 0,96 10 Lain-lain 49.523 4,08 T o t a l 3.301.545 100,00 Sumber : Lampung Dalam Angka, 2005.

4.2.2 Tata Guna Hutan

Di dalam 10 tahun terakhir, luas kawasan hutan yang dinyatakan dalam dokumen Tata Guna Hutan Propinsi Lampung telah mengalami perubahan Tabel 4.4. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengacu kepada dokumen Tata Guna Hutan Kesepakatan Tahun 1991 Sk Menhut No.67Kpts-II1991, hingga tahun 1997 luas kawasan hutan Propinsi Lampung adalah 1.237.268 hektar. Penetapan luasan kawasan hutan merujuk kepada Undang-undang Kehutanan yang berlaku yaitu disyaratkan luas kawasan adalah 30 persen dari total luas wilayah propinsi. Luas tersebut tidak berubah hingga tahun 1998. 2. Pada tahun 1999, setelah dilakukan pengukuran kembali, luas kawasan menurun menjadi 1.164.512 hektar. Menurut hasil wawancara dengan Dinas Kehutanan Propinsi Lampung, penurunan tersebut adalah implikasi dari pengukuran ulang melalui proyek-proyek tata batas kawasan hutan yang dilakukan. 3. Pada tahun 2000, luas kawasan hutan kembali menurun menjadi 1.004.735 hektar. Penurunan tersebut disebabkan adanya kebijakan pemerintah mengalih fungsikan Kawasan Hutan Produksi Dapat dikonversi HPK menjadi bentuk penggunaan non-hutan. Pengalih-fungsian kawasan tersebut dilandaskan pada kenyataan di lapang bahwa HPK pada umumnya sudah beralih fungsi karena adanya okupasi oleh masyarakat dan bahkan oleh pemerintah sendiri. Pelabuhan Udara Beranti misalnya, adalah infrastruktur transportasi udara yang berada di dalam kawasan HPK. Selain itu, yang paling utama sebagai dasar pengambilan keputusan adalah adanya kebijakan pertanahan Pemerintah Propinsi yaitu “Tanah Untuk Rakyat”. Kebijakan tersebut setidaknya tertuang didalam 1 Pidato politik Gubernur Propinsi Lampung pada acara pelantikan anggota DPRD periode Tahun 1999-2004, 2 Propeda Propinsi Lampung Tahun 2000-2005, dan 3 Rencana Strategis Pembangunan Propinsi Lampung Tahun 2000-2005. Tabel 4.4 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya Tahun 1997 – 2001 No Fungsi Hutan 1997 Luas Ha 1998 Luas Ha 1999 Luas Ha 2000 Luas Ha 2001 Luas Ha 1. Hutan Lindung 336.100 336.100 351.531 317.615 317.615 2. Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata 422.500 422.500 422.500 462.030 462.030 3. Hutan Produksi Terbatas 44.120 44.120 44.120 33.358 33.358 4. Hutan Produksi Tetap 281.089 281.089 192.902 191.732 191.732 5. Hutan Produksi yang dapat di Konservasi 153.459 153.459 153.459 - - Jumlah 1.237.268 1.237.268 1.164.512 1.004.735 1.004.735 Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Lampung, 2002 Perubahan luasan kawasan hutan tersebut kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No 256Kpts-II2000 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Propinsi Lampung seluas ± 1.004.735 hektar Tabel 4.5; sehingga kawasan HPK di Propinsi Lampung yang semula seluas 153.459 hektar, statusnya terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Dipertahankan seluas 8.333 hektar 5, yang terdiri dari wilayah sempadan pantai, rawa habitat satwa langka, muara sungai, kawasan lintasan gajah dan kawasan penyangga hutan lindung. 2. Dilepaskan seluas 145.125 hektar 95, yang secara defakto sudah diokupasi masyarakat menjadi kawasan permukiman dan lahan garapan. Redistribusi lahan kepada masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan keadilan,